Membunuh istri seorang Mafia???
Begitulah yang terjadi pada Disha si reporter Indonesia saat berada di kapal pesiar. Dia terjebak dalam situasi sulit ketika dia terpergok memegang sebuah pistol dengan jasad wanita di depannya yang merupakan istri tercinta dari seorang mafia bernama Noir Mortelev.
Mafia Rusia yang terkenal akan hati dingin, dan kejam. Mortelev adalah salah satu diantara para Mafia yang berdarah dingin, dan Noir merupakan keturunan dari Mortelev sendiri.
Kejadian di kapal pesiar sungguh membuat Disha hampir mati di tangan Noir saat pria itu ingin membunuhnya setelah mengetahui kematian istrinya, namun dia bersumpah akan membunuhnya secara perlahan lewat siksaan batin dan jeratan pernikahan.
“Akan aku berikan neraka untukmu sebagai balasan kematian istri dan anakku yang belum lahir. You understand!”
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AM'sLL — BAB 12
TIDAK ADA KEHIDUPAN TENANG
Menatap kepergian Yoanna sama sekali tidak membuat Disha panik, bahkan ancaman wanita itu pun hanya membuatnya tak percaya saja, bagaimana bisa Noir mengajari seorang perempuan seperti itu.
“Astaga.” Gumam Disha menggeleng kecil lalu melangkah pergi dari ruangan itu, berjalan ringan hingga dia sekali lagi bertemu dengan Noir. Pria yang selalu mengenakan kemeja hitam dengan dua kancing terbuka dan rambut tersisir rapi.
Sekilas Disha menatapnya begitu juga dengan pria yang berstatus sebagai suaminya itu.
Tanpa memperdulikan keberadaan Noir, Disha memilih melengos begitu saja hingga Noir yang masih menatap datar, segera menoleh ke sisi kanan. “Apa yang kamu sembunyikan?”
Disha tertegun mendengarnya hingga langkahnya terhenti.
“Nothing! (Tidak ada)!” jawab Disha yang hanya menoleh ke kiri tanpa berbalik.
Terlihat alis Noir berkerut hingga pria itu berbalik dan menghampiri Disha, memutar kasar dengan mencengkram lengan kirinya. Tak ada perlawanan dari Disha saat dia ketahuan.
“Berikan kepadaku.” Pinta Noir dingin dan menatap tegas.
Sementara Disha menahan amarah tanpa mantap balik Noir saat lengannya masih dicengkeram oleh pria itu.
Tak ada balasan dari Disha. Akhirnya Noir sendiri yang meraba tangan wanita itu hingga ke saku celana mencari benda yang Noir maksudkan, namun tidak ada apapun yang Disha bawa sehingga wanita itu menatap tajam.
“Sudah kubilang, aku tidak membawa apapun. Tidak ada apapun Mr. Noir.” Tegas Disha memperjelas saat ia menyebutkan nama Noir.
Rahang pria itu mengeras saat dia masih menatap tajam. “Really?” balas Noir hingga terlihat wajah cemas Disha saat pria tangan Noir kembali mencengkram lengannya lalu tangan lainnya bergerak masuk ke baju yang Disha kenakan.
“Apa yang kamu lakukan?” kesal wanita itu mencoba meronta saat Noir memasukkan tangan kanannya ke baju istrinya dari atas hingga jari-jari Noir masuk ke bra Disha.
Tentu saja pria itu menyentuh kulit lembut dada Disha dan membuat wanita itu gemetar saat Noir berhasil mengeluarkan sebuah ponsel lawas yang tentunya ukurannya tak sebesar ponsel modern sehingga muat bila di selipkan di dada.
Disha yang ketahuan pun hanya bisa diam dengan napas memburu. Sedangkan Noir menatap marah, menekan ponsel kecil itu yang ternyata sengaja di matikan.
“Nothing?” sindir Noir menatap tegas hingga meremas ponsel tadi tepat di depan Disha.
“Darimana kamu mendapatkan nya?” tanya Noir yang kini wajahnya begitu dekat dengan Disha yang nampak tegang.
“Aku menemukannya.” Jawab Disha tanpa gugup walaupun napasnya naik turun tak karuan.
“Where (Di mana)?”
Disha masih mencoba mencari alasan untuk menjawab pertanyaan Noir, pasalnya, dia mendapatkan ponsel itu dari seorang dokter terapis yang kebetulan berpapasan dengan Disha saat dokter wanita paruh baya itu hendak mencari seorang pelayan untuk dimintai tolong.
Itu terjadi beberapa menitan sebelum dia bertemu dengan Yoanna.
“KATAKAN!” sentak Noir hingga Disha menahan dirinya untuk tidak sampai menangis.
Masih tidak menjawabnya, Noir mulai tak bisa menahan dirinya untuk tidak marah. “PELAYAN!!!” sentak Noir memanggil para pelayannya di sana hingga mereka bergegas datang menghampiri Noir, begitu juga dengan Nevi yang kebetulan berada di sekitar sana.
Para wanita yang berdiri berjajar itu menunduk, sedangkan Nevi menatap sekilas ke arah Disha yang masih menunduk dan berdiri di samping Noir.
“Siapa yang membantunya? Dan ponsel siapa ini?” tanya Noir melihat tegas ke arah Nevi dan pelayannya yang lain.
“Kami tidak tahu Tuan Noir. Tapi kami bisa mencari orangnya jika Anda— ”
“Kalau begitu cari pemilik ponsel ini dan seret dia dihadapan ku. Sekarang!” sentak Noir hingga mereka semua bergegas mencari pemilik ponsel yang tuannya maksud.
Hendak melangkah pergi, Disha langsung membuka suaranya. “Jangan mencarinya.” Ucap wanita itu membuat langkah Noir berhenti.
“Kamu bisa menghukum ku, aku yang memaksanya, biarkan dia pergi.” Ujar Disha menatap Noir dengan belas kasih.
Pria itu masih menatap tajam dan tegas. “Itu pasti, tapi aku perlu tahu orang yang membantumu.” Balas Noir hingga tak butuh waktu lama Nevi berhasil membawa seorang terapis wanita seumuran Sofiya yang terlihat kebingungan hingga menatap ke arah Disha.
Tentu saja Disha merasa sungkan dan cemas.
Sedangkan Noir menatap tajam ke terapis tadi. Disha menunduk saat terapis tak bersalah itu menatapnya penuh tanda tanya.
“Apa ponsel ini milikmu?” tanya Noir kepada wanita berkacamata itu dengan nada rendah.
“I-iya. Itu ponsel cadangan yang biasa para terapis miliki.” Jelas wanita tadi yang merasa tidak ada hal apapun yang harus dikhawatirkan.
Namun saat Noir melangkah maju menghampiri terapis tadi, Disha menahan tangan Noir.
“Aku mohon lepaskan dia. Ka-kamu bisa melakukannya kepadaku, please! Aku mohon biarkan dia pergi. Dia tidak bersalah, dia tidak tahu. Aku mohon!” Pinta Disha benar-benar memohon dan tatapannya yang sendu membuat Noir semakin kesal.
“Harusnya kamu berpikir sebelum melakukannya.” Balas Noir menepis tangan Disha dan berjalan menghampiri wanita berjas putih yang terlihat mulai panik tak karuan.
Tangan Noir terulur ke arah Nevi, hingga wanita dengan style hitam itu memberikan sebuah pistol diam-diam kepada bosnya.
“Mungkin karirmu akan selesai di sini Nyonya... ”
“Laura!” jawab dokter terapis itu masih positif thinking dan tersenyum tipis.
“Ya, Mrs. Laura!” sambung Noir mengangguk kecil dan datar.
Disha menggeleng mencoba menghentikan Noir namun pria itu menahan tangannya.
Darr!
Ya! Satu tembakan mengarah ke wajah wanita tak bersalah itu hingga Disha rasanya lemas dan berkaca-kaca menatap ke arah sang terapis yang tergeletak tak bernyawa dengan bersimbah darah. “No..” lirih Disha.
Para pelayan yang juga ada di sana, mereka tertegun namun juga menunduk ketakutan. Dan Yelena yang juga melihat dari kejauhan, wanita itu kaget namun apalah dayanya yang tidak bisa berbuat apa-apa disaat Noir marah.
“Maafkan aku... Maafkan aku..” Gumam Disha menatap sedih ke wanita tadi.
“JIKA KALIAN MEMBANTU WANITA INI, MAKA HUKUMAN KALIAN SAMA SEPERTI WANITA TIDAK BERSALAH INI.” Tegas Noir kepada pelayan nya yang lain.
Noir menoleh ke Disha yang kini menatap tajam kearahnya dengan mata berair.
“And now you know. (Dan sekarang kamu tahu). Semakin kamu banyak meminta pertolongan, maka akan semakin banyak nyawa yang melayang karena mu, Nyonya Disha Mortelev.” Ucap Noir dengan tegas dan menatap lekat.
“Bagaimana bisa kamu hidup dengan tenang setelah membunuh banyak orang.” Balas Disha sedikit menggertakkan giginya.
Mendengar itu, Noir menghadap tepat ke depan Disha, wajah mereka hampir sejajar saat Noir sedikit merunduk agar bisa menatap wanita itu dengan lekat.
“Tidak pernah ada ketenangan dalam hidupku. Tidak akan pernah.” Balas Noir.
“Nevi, singkirkan mayat itu biarkan istriku yang akan membersihkan noda darahnya.” Pinta Noir yang masih menatap Disha tajam.
“Dan kurung dia di kamar, pastikan agar dia tidak bisa keluar ataupun menghirup udara segar.” Lanjut Noir menarik kasar Disha ke samping hingga wanita itu hampir tersungkur ke jasad Laura.
“KAMU KETERLALUAN NOIR!! DAN AKU TIDAK AKAN MEMBUATMU TENANG, KAMU MENDENGAR KU SIALAN!!!" sentak Disha namun Noir tak memperdulikannya.
Pria itu melangkah pergi dengan angkuh melewati Yelena yang masih ada di sana.
Tentu saja para pelayan termasuk Nevi yang mendengar kelantangan Disha hanya bisa diam dan tidak menyangka wanita itu berani bersuara tinggi dihadapan bos mereka yang terkenal angkuh.
“Ayo angkat jasadnya.” Pinta Nevi kepada para pelayan di sana yang mulai bergegas sebelum Noir kembali marah.
Sementara Disha menahan tangis saat mental wanita malang yang meninggal karenanya.
“Sekarang Anda tahu, jika berurusan dengan tuan Noir, maka tidak hanya satu nyawa yang akan hilang.” Jelas Nevi yang berdiri di samping Disha.
yohana selingkuh sm ganev..
klu sampai noir tahu bgmn reaksi nya coba 😀😁🫢🤭
Disha mulai berani sm noir krn merasa sdh tahu kebenaran nya..siapa yg membunuh teodora..
apakah teodora selingkuh jg?
dan apa tujuan noir melibatkan Disha?
author jwb donk 😍😂😀🫢🤭