Selama tiga tahun, Latina menahan diri hidup bersama suaminya, Jason.
Perjodohan paksa, membuat Latina harus merasakan bahwa ia tidak pernah dicintai.
Ada wanita lain di sisi suaminya. Namun, ada yang berubah di hari ulang tahun pernikahan mereka.
Jason mengharapkan malam pertama setelah beberapa tahun enggan menyentuh istrinya.
Apakah Latina mampu melakukannya?
Terlebih ada rahasia di sana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kalah
Sesuai dengan yang dikatakan Dean. Latina disuruh hanya mengenakan handuk saja. Seperti seekor hewan. Ia harus menuruti setiap perkataan yang pria itu sampaikan.
"Kalau kau membangkang, maka aku akan memperlakukanmu dengan tidak baik. Masih untung kau kuperbolehkan mengenakan handuk. Aku bisa saja membuatmu berlenggak-lenggok tanpa sehelai kain."
"Kau sakit!" Latina terang-terangan mengatakan itu.
Dean malah tertawa. "Aku masih waras ketika menginginkanmu. Kau cantik memesona. Kau berhasil mengetuk pintu hati ini."
Latina berdecih mendengarnya. Gombalan yang membuatnya ingin muntah. Harusnya ia tidak perlu takut dengan pria yang berumur lebih muda.
"Kau anak orang kaya itu, kan?"
"Ya, kenapa? Baru sadar kalau aku ini tampan?"
"Kau memang punya kelainan. Umurmu masih muda, tetapi kau malah menyukai wanita berumur sepertiku."
"Kenapa kau selalu menganggap dirimu tua?" Dean menggeleng. Ia merasa lucu akan ucapan Latina yang terus membahas umur. "Kau itu tidak seperti wanita yang akan menginjak usia kepala empat. Kau itu sebaya denganku. Oh, aku tahu kenapa kau mempertanyakan itu."
Latina menaikkan alisnya. Apa maksud Dean dengan ucapannya barusan? Sungguh Latina hanya heran saja kenapa pria seperti Dean ini, malah tertarik padanya.
"Ini karena kau tidak pernah disentuh oleh Jason, kan? Ya, aku tahu itu. Suamimu sendiri yang mengatakan jika kau masih belum disentuh olehnya. Kalian menikah karena perjodohan, dan dia tidak pernah mencintaimu. Malang sekali nasibmu, Latina."
Yang disindir memalingkan wajahnya. Ya, ia memang bernasib malang. Tidak ada nasib baik yang berpihak padanya.
"Buka handukmu. Saatnya kita bersenang-senang."
"Tidak!" Latina menolak dengan tegas.
"Sebenarnya aku sangat malas selalu mengancam seseorang. Padahal menjadi penurut, kau akan hidup nyaman."
Latina menatapnya tajam. "Kau pikir aku mampu melakukannya? Aku wanita bersuami. Tapi malah melayani pria lain."
"Suami saja tidak menganggapmu. Apa kau peduli padanya?"
"Kau berkata begitu karena kau tidak pernah menjadi seperti diriku!"
Rahang Dean mengeras. Sungguh ia kesal bila terus memaksa Latina untuk menurut padanya. Ia meraih ponsel yang berada di meja, lalu mencoba menelepon seseorang.
"Sebastian, aku ingin membatalkan janji pada Jason. Dia harus mengembalikan uangku, dan membayar denda. Aku juga mau menghancurkan semua yang Jason punya. Hancurkan dia dan keluarganya, termasuk istrinya." Dean langsung menutup telepon itu. "Pergi dari sini. Kita tidak punya urusan lagi. Tapi, ingat ini, Latina. Jika kau memohon kembali, aku tidak akan menerimamu lagi. Kau dan keluargamu akan hancur. Kupastikan kalian semua akan menjadi gelandangan."
Apa sampai akhir, ia tidak bisa lepas? Latina bukan memikirkan Jason, tetapi bila suaminya hancur, maka hal itu akan berdampak pada keluarga. Jason mungkin bersikap tidak baik padanya, tetapi keluarga mertuanya begitu menyayanginya.
Handuk itu terlepas dari tubuhnya. Dean tersenyum sinis karena Latina menyetujui permintaannya untuk selalu patuh.
"Berlutut di depanku. Aku akan menelepon Sebastian, dan kau harus memanjakannya." Dean menunjuk bagian bawah perutnya.
Tidak bisa menolak. Latina berjalan mendekat, ia berlutut seraya jari-jarinya menurunkan celana training yang Dean kenakan.
Sebastian ditelepon lagi, sedangkan Latina bekerja. Tidak peduli apa yang saat ini terjadi pada wanita itu. Latina mual, matanya berair, tetapi ia harus memanjakan barang yang menjijikkan milik Dean.
"Lakukan dengan benar!" Dean memerintahkan itu.
Latina mengangguk. Kembali mengusap dan mencucup area terlarang milik pria yang membelinya.
TBC
pikiranku langsung selancar ke film BBF..
akhirnya meledak juga bom nya