Aku masih ingat tangisan, tawa dan senyum pertamanya. Aku juga masih ingat langkah pertamanya. Saat dia menari untuk pertama kali. Saat dia menangis karena tidak bisa juara kelas. Aku masih ingat semuanya.
Dan sekarang, semua kebahagiaan itu telah direngkuh paksa dariku.
Aku tidak memiliki apa-apa selain dia
Dialah alasanku untuk hidup sampai sekarang.
Tidak bolehkah aku menghukum perampas kebahagiaanku?
Ini adalah novel diluar percintaan pertama penulis, mohon dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
Jam satu malam, derum puluhan motor memenuhi jalan utama kota. Semua motor itu memiliki keistimewaan yang hampir sama. Karena harga yang mahal, berkisar antara puluhan hingga ratusan juta. Diantaranya terdapat dua pelaku kejahatan pada Tia, putri Ratna. Yang sedang berbincang di atas motor mahal mereka.
"Anak itu benar-benar mati karena sengatan lebah?" tanya anak pengusaha.
"Iya"
"Apa benar karena sengatan lebah?"
"Memangnya dia bisa mati karena apa lagi? Dibunuh?"
Anak pengusaha melihat anak dewan dengan tatapan penuh curiga.
"Bukan kau yang membunuhnya?"
"Brengsek. Sialan. Memangnya untuk apa aku membunuhnya?" balas anak anggota dewan dengan nada penuh amarah. Tidak terima dengan tuduhan kawannya.
"Kematian yang mendadak. Penyebab yang tidak terduga"
"Dia tidak berharga. Membunuh anak bodoh seperti itu hanya akan mengotori tanganku"
"Jaraknya terlalu dekat dengan kematian anak itu" kata anak pengusaha lalu mereka saling melihat.
"Kau pikir ada yang akan membalaskan kematian anak itu? Siapa? Anak itu sudah tidak punya ayah. Hanya ibu yang tidak berguna"
Meski dengan penjelasan anak anggota dewan, ada kecurigaan yang timbul. Dalam benak anak pengusaha. Dia merasa kalau mungkin peristiwa ini berhubungan dengan kematian anak perempuan yang mereka rudapaksa beberapa waktu lalu.
Anak pengusaha sama sekali tidak pernah berpikir akan melakukan hal itu pada seseorang. Seumur hidup, dia selalu menjalani hidup yang diatur oleh kedua orang tua. Walau terpaksa, dia tetap menjalani hidup penuh aturan itu.
Tapi hari itu, melihat wajah cantik anak perempuan yang dipaksa masuk ke dalam mobil oleh temannya. Sesuatu muncul dalam dirinya. Sebuah gairah yang memuncak saat mengawasi semua perjuangan anak perempuan itu untuk bebas.
Dengan bantuan dua temannya, akhirnya dia mencicipi rasa seorang perempuan. Dan itu membuatnya begitu bersemangat. Seakan dia memiliki semua kekuatan di dunia. Walau perempuan itu tidak lagi bersih karena perbuatan temannya.
Namun dia tidak menyangka anak perempuan itu akan mati saat dilempar keluar mobil. Padahal tujuannya hanya agar perempuan itu keluar dari mobil dan lari. Kini, dia jadi tergoda untuk melakukan sesuatu pada gadis lainnya. Tapi kali ini, dia yang harus menjadi perobek kesucian gadis itu.
"Minta polisi yang dikenal ayahmu untuk mengawasi ibu anak itu!" perintahnya lalu memacu motor menjauh dari kerumunan.
Sang anak anggota dewan yang benci diperintah ikut memacu motornya. Membuat semua motor mengikuti di belakang mereka. Malam itu, jalanan utama kota J dipenuhi gemerlap warna motor mewah dengan suara deru yang memekakkan telinga.
Beberapa hari kemudian, apa yang diinginkan oleh anak pengusaha itu tercapai. Seorang perempuan telah berada di atas ranjang sebuah hotel. Dengan mulut dibungkam, dua tangan dan kakinya terikat di ranjang. Dan anak anggota dewan yang merasa bangga di dekat sana seolah telah mencapai sebuah prestasi luar biasa.
"Silahkan! Waktu itu aku yang pertama. Sekarang kau yang akan menjadi pertama" kata anak anggota dewan itu seakan bisa membaca pikiran.
"Dari mana dia?" tanya anak pengusaha.
"Teman yang waktu itu. Berasal dari sekolah yang sama tapi ... Lebih muda" goda anak anggota dewan memamerkan keahliannya menculik perempuan.
Anak pengusaha melihat perempuan yang terus menggelepar seperti ikan di atas ranjang. Agak berbeda dengan yang waktu itu. Tapi, dia tidak ingin dibilang terlalu pemilih. Lagipula, gairahnya yang memuncak sejak anak anggota dewan mengabarkan ada sesuatu yang spesial untuknya harus segera disalurkan sekarang juga.
Tapi sayang sekali. Rasa perempuan kali ini tidak sama dengan sebelumnya. Dia segera mencabut dirinya keluar dan meludahi perempuan itu.
"Kenapa?" tanya anak anggota dewan yang mengira kalau dia akan memulai giliran.
"Tidak sama"
"Apa maksudmu?"
"Sudah kotor" kata anak pengusaha merasa jijik dengan perempuan yang ada di atas ranjang itu.
"Kalau kau mau, silahkan. Tapi urus dia sendiri, aku tidak mau ikut campur dengan wanita kotor" kata anak pengusaha lalu meninggalkan kamar hotel tanpa menoleh lagi. Meninggalkan anak anggota dewan yang kesal.
"Menyuruhku terus. Sekarang sudah dikerjakan, dia malah pergi begitu saja! Dasar brengsek!! Lalu, apa yang harus dilakukan dengan perempuan ini?!" teriak anak anggota dewan menembus pintu hotel. Tapi tidak ada yang ada diluar.
Anak anggota dewan itu melihat perempuan yang dibawanya ke hotel.
"Kau ... sudah tidak lagi bersih ternyata!!" ejeknya lalu melampiaskan kekesalannya pada perempuan itu. Setelah puas, dia memerintahkan beberapa pegawai hotel untuk menyingkirkan perempuan itu. Membuangnya di jalan seperti apa yang dia lakukan dengan dua temannya beberapa minggu lalu.
Namun kali ini perempuan itu tidak mati. Ditemukan oleh warga dengan cepat setelah dibuang. Dan menimbulkan beberapa berita kecil di media sosial.
Ketika anak anggota dewan sedang bermain game di kamarnya. Mendadak ayahnya datang, membuka pintu dan mulai menghajarnya tanpa ampun.
"Dasar anak sialan!!! Apa lagi yang kau lakukan?!! Tidak bisakah kau duduk diam di rumah dan mengerjakan sesuatu yang berguna??!"
"Apa-apaan ini??" balasnya tidak kalah kencang.
"Tidak cukup dengan yang pertama, kau melanjutkan lagi??!!" teriak ayahnya lalu mulai menampar lagi.
"Tapi dia tidak mati!!" bela anak itu.
"Apa kau pikir anak itu tidak berusaha mencari mu!!! Untung saja kepala polisi cepat bertindak dan kasus ini ditiadakan seperti sebelumnya. Kalau wartawan sampai menciumnya maka ayah akan habis!!!"
Pukulan demi pukulan terus dilayangkan anggota dewan pada putra keduanya itu. Dan sang anak hanya bisa menerima tanpa bisa membalas. Ketika semua pukulan itu usai, anak anggota dewan memilih untuk memacu motornya kencang ke arah kota.
Walau luka-luka yang ada di wajah dan tubuhnya terasa perih saat terkena angin malam, dia tidak peduli.
"Persetan dengan orang tua gila yang suka menyiksa. Persetan dengan dunia ini. Persetan dengan semuanya!!!" teriak anak anggota dewan itu memecah heningnya malam.
Setelah berkendara cukup lama, dia menghentikan motornya di sebuah restoran Jepang yang mewah. Dia masuk ke dalam restoran dan segera mendapatkan perlakuan khusus yang selalu dia terima. Ditempatkan di ruang khusus yang biasa dia tempati.
"Berikan aku yang biasanya!!" perintahnya pada pelayan.
"Baik" jawab pelayan lalu berbalik.
Beberapa menit kemudian beberapa makanan dengan harga fantastis diletakkan dihadapannya. Dengan beringas dia mulai melahap semua makanan itu.
Selesai makan, seorang pelayan datang membawa tagihan makanan. Jumlahnya sangat besar tapi sebuah kartu dikeluarkan tanpa beban untuk membayar semuanya. Sesudahnya anak anggota dewan itu keluar dari restoran dan bersenang-senang. Menghabiskan semua uang yang ada dalam kartu miliknya. Tidak peduli bagaimana reaksi ayahnya saat dia melakukan hal itu.