Velicia dianggap berselingkuh dari Jericho setelah seseorang memfitnahnya. Jericho yang sangat membenci Andrew—pria yang diyakini berselingkuh dengan istrinya, memutuskan untuk menceraikan Velicia—di mana perempuan itu tengah mengandung bayi yang telah mereka nanti-nati selama tiga tahun pernikahan mereka, tanpa Jericho ketahui. Lantas, bagaimanakah hubungan mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilylovesss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hilang Kepercayaan
****
Jericho tidak bisa fokus selama berada di kantor. Pikirannya selalu memusat pada Velicia yang sekarang entah berada di mana. Jericho sangat penasaran dan khawatir, tetapi untuk menghubungi Velicia tidaklah mungkin. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk benar-benar membuang siapa pun yang telah berani mengkhianatinya.
"Kau sudah memastikan semuanya jika itu benar?"
Jeremy—teman dekat Jericho baru saja masuk ke dalam ruangannya. Terduduk di salah satu sofa dengan kaki yang dinaikkan. Sejak Jericho memberitahu soal pengkhianatan yang dilakukan Velicia, Jeremy sempat tidak percaya.
Meskipun ia tidak sedekat dirinya bersama Jericho, tetapi Jeremy cukup mengenal Velicia yang selalu bersikap ramah, sopan, serta mengetahui batasan sebagai istri Jericho. Baik di depan teman Jericho, atau kolega sekalipun.
"Aku tidak akan mengusirnya begitu saja jika semuanya adalah kesalahpahaman."
"Jujur, sampai saat ini pun, aku tidak mempercayainya sebagai teman dekatmu. Ya, meskipun aku tidak begitu mengenal Velicia secara dekat seperti aku mengenalmu."
Jericho mendorong kursi kerjanya. Berdiri dari sana, kemudian berjalan mendekat pada Jeremy dan meninggalkan meja kerjanya. Sebelum duduk di seberang sofa yang diduduki Jeremy, Jericho terlihat meraih sesuatu dari balik jasnya kemudian meletakkannya di atas meja agar Jeremy bisa melihatnya dengan jelas.
"Apa ini?" tanya Jeremy kebingungan.
"Poto-poto bukti perselingkuhan Velicia bersama teman lelakinya. Itu hanyalah beberapa, tapi aku memilih poto-poto ini untuk kuperlihatkan padamu."
Perlahan, Jeremy meraih poto-poto yang tergeletak di atas meja tersebut sesaat ketika Jericho sudah duduk di sofa. Kedua tangan pria itu melipat di atas dada dengan tatapan yang teralihkan pada arah lain.
Hening.
Dalam beberapa menit, raut wajah Jeremy nampak terkejut setelah melihat beberapa poto di tangannya. Velicia bergenggaman tangan bersama lelaki itu. Makan bersama, sampai-sampai pergi ke sebuah hotel ternama bersama lelaki yang sama pula.
"Siapa yang memberikan semua ini padamu? Tidak mungkin kau mendapatkannya secara suka rela. Aku yakin, seseorang telah memberitahukanmu soal ini."
"Aku tidak bisa menyebutnya, yang pasti ... orang tersebut adalah orang yang paling aku percayai selama ini."
"Wajar saja jika kau terkejut. Velicia sangat cerdik jika benar dia melakukannya. Jangan-jangan ... sebelum menikah denganmu, dia sudah tidur bersama dengan lelaki ini?"
Jericho menarik pandangannya dari arah lain. Kini, pria itu menatap lekat ke arah wajah Jeremy yang di mana pria itu tiba-tiba berubah menjadi kompor agar Jericho semakin terasa terbakar ulu hatinya.
"Tidak. Aku sudah memastikannya."
"Sebelumnya, apa kau pernah bertemu dengan lelaki itu?" tanya Jeremy, penasaran.
"Saat kami menikah, dia datang. Velicia juga memperkenalkannya sebagai teman dekat saat sekolah. Aku tidak bertanya banyak hal, kami hanya berkenalan singkat saja setelah itu aku kembali sibuk dengan para tamu."
"Woah. Sungguh gila! Dia bahkan berani memperkenalkannya padamu saat kau sudah resmi menjadi suaminya. Benar-benar perempuan yang sulit ditebak."
Jericho hanya bisa terdiam dengan menundukkan wajahnya. Jika ditanya apakah dia menyesal menikah dengan Velicia, maka Jericho akan menjawab iya. Seandainya saja dia mendengarkan apa kata teman-temannya, juga mantan kekasihnya. Pasti Jericho tidak akan berakhir dengan dikhianati seperti sekarang ini.
"Bagaimana dengan kedua orang tuamu? Sudah kau beritahu?"
"Belum. Bagaimana bisa aku memberitahukan soal ini di saat ibuku memiliki penyakit jantung? Jika aku memberitahunya, itu sama saja dengan aku meminta nyawanya."
Sebuah pilihan yang sulit untuk Jericho. Memaksakan rumah tangganya tetap mengalir juga hanya akan membuatnya semakin tersiksa dan semakin terlihat bodoh. Entah harus memakai cara apa untuk menceraikan Velicia tanpa diketahui oleh kedua orang tuanya. Jericho sekarang tidak memiliki ide apa pun. Bisa tertidur dengan nyenyak saja dia sudah cukup bersyukur.
"Jadi, dia sudah benar-benar meninggalkan rumahmu, kan?"
"Sudah. Bahkan Velicia tidak meninggalkan satu barang pun miliknya. Tidak ada yang tersisa di dalam lemari. Dia membawa semuanya."
"Kau pasti sangat terpukul, Jericho. Tapi, mau bagaimanapun, semuanya sudah terjadi. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menghiburmu."
"Thanks."
****
"Aku benar-benar merasa bersalah karena semua ini terjadi karenaku, Velicia."
Andrew dan Velicia sedang berada di luar sekarang. Sejak pria itu mengajaknya pergi, maka sejak itu pula Andrew tidak berhenti meminta maaf. Ingin sekali pria itu mendatangi Jericho dan mencacinya jika semua yang dituduhkan pria itu sama sekali tidak benar.
Namun, Velicia berulang kali menolaknya dengan alasan ia ingin beristirahat sejenak dalam masalah yang mengguncang jiwanya itu. Mau bagaimanapun, Jericho tidak akan mempercayai mereka, sebab bukti-bukti palsu yang diterima Jericho terlihat begitu nyata.
"Jangan meminta maaf terus-menerus. Ini bukan salahmu. Mungkin, rumah tangga kami memang sedang diberi ujian yang berat. Do'akan saja kami bisa melewati ujian ini dengan baik."
"Tapi Jericho benar-benar kelewatan. Seseorang sekelas dirinya pasti akan mencari tahu lebih dalam sebelum mengusirmu. Tapi, dia ... dia melakukannya begitu saja. Tanpa berpikir panjang apakah semua yang dituduhkan padamu itu memang benar atau justru hanyalah kesalahpahaman."
Velicia menyandarkan tubuhnya pada kursi besi. Mereka sedang berada di sebuah danau sekarang setelah Velicia meminta Andrew untuk berhenti di sana sejenak. Katanya, pikirannya butuh pemandangan dan suasana yang menenangkan.
Burung-burung yang bermain di atas danau serta pepohonan yang tertepa angin, membuat Velicia merasa begitu tenang meskipun kenyataannya pembahasan mereka di sana sangatlah merusak perasaannya. Velicia sadar jika dirinya tidak baik-baik saja sekarang, tetapi mau bagaimanapun ia harus kuat demi janin yang ada di dalam kandungannya.
"Kau harus berjanji padaku untuk menjaga kandunganmu, Velicia."
"Tentu saja. Aku akan menjaga bayi ini dengan baik. Akan aku pastikan dia terlahir dengan baik ke dunia ini."
Andrew menatap lekat wajah Velicia dari samping. Meskipun di hadapannya perempuan itu bersikap seolah baik-baik saja, tetapi dia sangat yakin jika Velicia sekarang tengah hancur dalam diam. Lagi pula, siapa yang tidak hancur ketika suaminya menuduh dirinya berselingkuh di saat dia tengah mengandung bayi yang telah mereka nantikan selama ini kehadirannya?
"Menurutku, hal yang perlu kita usahakan saat ini adalah mencari tahu siapa dalang di balik tuduhan perselingkuhan palsu itu."
"Aku tidak mencurigai siapa pun, Andrew. Aku tidak tahu harus menyalahkan siapa dan mencurigai siapa, sebab aku yakin Jericho pasti memiliki anak buah yang bisa ia andalkan untuk memata-matai kita."
"Kau sama sekali tidak mencurigai orang terdekatnya? Asisten rumah tangga di rumahmu misalkan?"
Velicia tertawa, kemudian menolehkan kepalanya pada Andrew. Sejenak, Andrew merasa heran dengan respon yang Velicia berikan padanya.
"Bibi Anne? Aku sudah menganggapnya seperti ibuku sendiri. Dia sangat baik dan selalu memperlakukan ku layaknya anak dia sendiri. Padahal, dia juga memiliki seorang putri. Jadi, aku rasa dia bukan orangnya."
"Jika seperti itu, berarti memang Jericho memiliki orang lain lagi yang memang dia tugaskan untuk memata-matai kita."
"Ya. Sepertinya begitu. Kau juga pasti paham siapa Jericho."
"Ya. Kau benar."
****
Andre dan Sharine memang cocok jadi pasangan.
yg pinter disini cuma Jeremy 👍😤
kau masuk dalam jerat wanita siluman itu 😏🤨
bahkan kau tak memikirkan perasaan orang tua mu yg ingin sekali bertemu Velicia disaat terakhir nya 😡😡
jika bertemu Valencia dalam keadaan yang lebih baik dan begitu bahagia 🙂