Nikah Dadakan

...~Happy Reading~...

Siang itu, matahari bersinar hangat. Mikha, Alina, dan Mawar sedang duduk santai di pinggir kolam renang. Tawa kecil sesekali terdengar, meskipun kebanyakan berasal dari Mikha yang memang dikenal paling usil di antara mereka bertiga.

Alina mengalihkan pandangannya ke arah Mikha sambil mengernyitkan alis.

"Mikha, kakak lo di rumah nggak?" tanyanya sambil mengaduk jus jeruk di tangannya.

Mikha, yang sedang duduk sambil mengayunkan kakinya ke air, menoleh malas.

"Ada, baru pulang tadi. Sekarang tidur di kamar. Jadi jangan pada berisik, kalian!" ujarnya setengah mengomel.

Seketika, Alina dan Mawar menatap Mikha dengan tatapan datar.

"Yang biasanya berisik itu siapa?" tanya Alina dengan nada datar.

Mikha langsung menyeringai lebar, memperlihatkan deretan giginya.

"Gue," jawabnya tanpa rasa bersalah.

Alina memijat pelipisnya sambil mendesah panjang.

"Pengen banget gue tenggelemin lo ke kolam, tapi takut dosa!" gumamnya pelan namun cukup keras untuk didengar Mikha.

Mikha langsung tergelak mendengar komentar sahabatnya itu. Suara tawanya menggema di sekitar kolam renang, membuat beberapa burung yang bertengger di pohon terbang menjauh.

Mawar, yang sejak tadi lebih sibuk menikmati es krimnya, tiba-tiba angkat bicara.

"Jadi, kak Calvin lagi di kamar sekarang?" tanyanya sambil melirik Mikha dengan penuh rasa ingin tahu.

Mikha mengangguk pelan, "Iya, lagi tidur. Kenapa sih nanyain dia terus?"

"Wah, wajar sih ya," sahut Mawar sambil terkekeh. "Namanya juga pengantin baru. Hawanya pengen nempel mulu sama istri, makanya jadi hobi di kamar."

Mikha yang tadinya santai tiba-tiba terdiam. Dia menatap Mawar dengan ekspresi bingung, "Emang apa hubungannya?" tanyanya polos.

"Ya jelas ada hubungannya, oncom!" jawab Mawar sambil menahan tawa. "Namanya pengantin baru, pasti maunya mesra-mesraan terus sama istri. Makanya nggak keluar kamar."

Mikha mendadak gugup. Dia mengalihkan pandangannya, pura-pura sibuk memainkan air dengan kakinya. Dalam hati, dia ingin tertawa geli sekaligus panik.

Bagaimana tidak? Fakta sebenarnya adalah, Calvin memang sedang di kamar. Tapi bukan karena "nempel" dengan istrinya, melainkan sedang tidur sambil memeluk guling. Dan istrinya, yang disebut-sebut Mawar, justru sedang bersantai di pinggir kolam bersama dua sahabat "laknat" itu.

Namun, mendengar komentar Mawar barusan, Mikha jadi ingin tertawa lebih keras. Betapa tidak, Mawar dengan percaya diri membayangkan Calvin sedang mesra-mesraan dengan "istrinya", padahal kenyataannya jauh dari itu.

Mikha menelan tawa yang hampir meledak. Dia menatap dua sahabatnya dengan senyum kecil, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Eh, ngomong-ngomong, kalian nggak lapar? Kita pesan makanan aja, yuk!"

Namun Alina memicingkan matanya curiga, "Tunggu dulu. Kok lo jadi gugup, Mik? Jangan-jangan lo sembunyiin sesuatu dari kita, ya?"

Mikha merasa tubuhnya mendadak tegang. Tapi, dengan cepat dia tertawa lepas, berusaha mengalihkan perhatian, "Apaan sih, Al? Lo kebanyakan nonton drama!"

Mawar ikut menyahut, "Kalau emang ada rahasia, cepetan ngaku, Mik! Jangan bikin kita kepo sampai nggak bisa tidur nanti malam."

Mikha hanya tertawa lagi sambil berdiri dan berjalan ke tepi kolam, "Rahasia gue cuma satu: gue pengen tenggelemin kalian berdua sekarang!" serunya sambil mendorong Alina dan Mawar ke dalam air.

Byurrr!!

‘’Mikhaaa sialannnnn!’’ umpat Alina dan Mawar bersamaan dengan begitu kesal, namun juga tak lama tawa mereka bertiga pecah di tengah suara cipratan air. Namun, dalam hati, Mikha merasa lega. Rahasia besar itu masih aman. Setidaknya, untuk sekarang.

...🍁🍁🍁...

Usai berenang, Mikha, Alina, dan Mawar duduk di gazebo. Di depan mereka, kotak pizza yang baru saja dibuka menguarkan aroma keju yang menggoda. Mikha, yang biasanya paling bersemangat soal makanan, terlihat lebih pendiam kali ini, meski masih ikut makan dengan lahap.

Alina mengambil sepotong pizza sambil melirik Mikha yang sejak tadi hanya memainkan ponselnya, "Eh iya, Mikha, kakak lo betah banget sih tidur? Nggak laper apa?" tanyanya sambil mengunyah.

Mikha menoleh malas, meletakkan ponselnya di meja, "Ngapain sih kalian dari tadi nanyain kak Calvin mulu? Nggak ada topik lain apa, elah!" cetusnya dengan nada kesal.

Mawar, yang duduk di sebelah Alina, menyikut lengan sahabatnya itu sambil tertawa kecil, "Bukan apa-apa, Mikha. Kita sebenarnya pengen kenalan sama kakak ipar lo, hehehe," ucap Mawar sambil menyeringai penuh arti.

Ucapan Mawar membuat Mikha langsung berhenti mengunyah. Dia menatap kedua sahabatnya dengan ekspresi bingung, "Kakak ipar?" tanyanya, mencoba memastikan apa yang baru saja didengarnya.

Alina dan Mawar menganggukkan kepala bersamaan, wajah mereka penuh antusias, "Kak Flora! Kita udah lama pengen ketemu dia. Pengen minta foto sama tanda tangan," tambah Mawar dengan mata berbinar-binar.

Mikha hanya bisa melongo. Ia hampir lupa bahwa Flora, wanita yang tadinya akan menikah dengan Calvin, adalah seorang influencer terkenal. Tentu saja Mawar dan Alina ngefans dengan wanita itu. Mereka sering menyebut nama Flora saat scrolling media sosial bersama. Tapi, mereka tak tahu kenyataan pahit di baliknya.

Sambil menahan napas, Mikha mencoba mengendalikan emosinya, "Bisa kali, Mikha. Panggilin dia. Ajak dia gabung sama kita," desak Alina.

Mikha mendengus, meletakkan potongan pizza di piringnya, "Kalau kalian tahu yang sebenarnya, kalian nggak bakal minta hal itu," gumamnya dalam hati.

Flora memang pernah menjadi tunangan Calvin, tapi hari pernikahan mereka berubah menjadi bencana. Flora kabur beberapa hari sebelum pernikahan, meninggalkan Calvin tanpa penjelasan. Pernikahan yang hampir batal itu akhirnya digantikan oleh Mikha, adik Calvin atas permintaan mendadak keluarga.

"Kalian mau makan atau nggak?" Mikha berkata dengan nada ketus, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. "Kalau nggak, gue kasih mbak gue!"

Mawar dan Alina saling bertukar pandang, "Lo kenapa sih, Mikha? Kok bawaannya sensi banget?" tanya Mawar, mulai curiga.

"Iya, ada apa sih?" sahut Alina.

Mikha berdiri tiba-tiba, membiarkan kedua sahabatnya memandangnya dengan bingung, "Tau ah! Mending kalian balik aja. Gue tiba-tiba nggak mood mau nonton," katanya sambil melangkah cepat masuk ke dalam rumah tanpa menoleh lagi.

Di gazebo, Alina dan Mawar hanya bisa saling melirik, "Lah, tuh anak kenapa?" gumam Alina sambil menggeleng.

"Kesambet kayaknya," jawab Mawar sambil mengunyah pizza dengan santai.

‘’Horor banget lama lama disini sendiri, ayo cabut ah!’’ Alina ikut bangkit dan segera berlari masuk ke dalam rumah, tentu saja tujuan nya saat ini adalah kamar Mikha, dimana ternyata gadis itu sekarang sedang asik membuka mesin protektor yang akan ia gunakan untuk menonton film bersama.

...~To be continue …....