Di Benua Tian Yuan, semua orang berlatih Dao Sihir hingga ke puncak, menjadi dewa abadi sejati. Itu telah di lakukan dari generasi ke generasi, tradisi yang orang semua percaya bahwa Dao Sihir adalah satu-satunya jalan menuju puncak keabadian.
Namun Jian Xin, pemuda sampah yang di anggap sebagai pemborosan oleh semua orang tiba-tiba muncul dengan Jalan Dao yang berbeda. Jalan Dao yang menantang langit, jalan Dao yang telah di tinggalkan semua orang. Yaitu Dao Pedang .....
Dengan hati Dao Pedang yang kuat, dia menempuh jalan yang lebih sulit dan menyakitkan dari orang lain. Semua untuk membuktikan bahwa Dao yang dia miliki bisa membawannya ke puncak!
Dalam perjalanan yang menyakitkan itu, dia tiba-tiba menemukan rahasia besar yang telah lama menghilang. Rahasia yang di tinggalkan oleh Dewa Dao pertama!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 : Bertarung!
Di alun-alun klan Jiang, terlihat sebuah arena pertempuran berbentuk lingkaran. Di atas arena pertempuran, Jiang Wusang berdiri dengan sombong. Dadanya di busungkan ke depan saat matanya dengan arogan menyapu kerumunan di bawah arena.
Saat tatapan Jiang Wusang jatuh pada sosok cantik di antara para penonton, sudut bibir Jiang Wusang di tarik membentuk senyum bangga. "Xue'er, kamu tenang saja. Jika sampah itu berani muncul, aku akan mematahkan kedua kakinya agar dia tidak lagi bisa berjalan!" ucapnya sombong.
Ling Xue mengangguk. "Ya, lakukan dengan baik!" ucapnya.
Duduk di platfrom tinggi, Jiang Ruyin mengerutkan kening ketika percakapan antara Jiang Wusang dan Ling Xue memasuki telinganya.
Melihat ini, Jiang Shing yang duduk di sampingnya mencibir. "Kakak Ruyin, ada apa? Apa kamu takut bahwa putra tercintamu mungkin benar-benar datang dan mempermalukan dirinya!"
"Cih, kakak Ruyin tidak perlu khawatir. Putramu itu tidak akan berani datang, karena jika dia benar-benar datang. Sang'er akan membuatnya lumpuh seumur hidup!" ujar Jiang Hui dengan senyum kejam yang menggantung di wajahnya.
Mendengar ejekan dan cibiran dari kedua saudaranya, kedua alis Jiang Ruyin menyatu saat sinar dingin melintas di pupil matanya. Namun dia tidak mengatakan apapun untuk membalas kata-kata kedua orang itu.
Sementara itu, duduk di kursi paling kepala klan. Jiang Rao tidak memiliki ekspresi apapun di wajahnya, dia hanya duduk dengan tenang sambil menutup kedua matanya.
Pada saat ini, kerumunan orang di alun-alun mulai gelisah. Tatapan mereka sesekali menatap ke arena sekitar klan, mencari sosok Jiang Xin yang tidak kunjung datang.
"Sepertinya anak itu benar-benar tidak akan muncul!"
"Ya, dia mungkin takut setelah mendengar kabar bahwa Tuan Muda Jiang Wusang berhasil menerobos Dao Awal Tingkat Menengah!"
"Ckck, sungguh membuat malu Klan Jiang. Jika anak itu benar-benar tidak muncul, maka dia tidak layak untuk tetap tinggal di Klan Jiang!"
Suara-suara diskusi terdengar di antara kerumunan orang, memasuki telinga seorang gadis cantik bergaun biru yang berdiri tidak jauh dari panggung arena pertempuran.
Jiang Lin mengerutkan kening dengan tidak senang sementara dia diam-diam melirik ke arah halaman belakang klan, berharap bahwa pemuda itu akan muncul.
Pada saat inilah, suara langkah kaki terdengar mendekati alun-alun.
"Drap .. Drap .. Drap .. "
Mendengar ini, suara orang segera berbalik ke arah suara langkah kaki itu berasal. Di kejauhan, pemandangan seorang pemuda tampan berjubah hitam terlihat berjalan mendekat dengan langkah tenang.
Semua tatapan tertuju ke arah pemuda itu saat hembusan angin meniup rambut dan jubah hitamnya, menbuat itu berkibar-kibar di udara. Tampak sangat menarik.
"Dia akhirnya datang," gumam Jiang Lin sambil menatap pemuda yang mendekat dengan senyum manis di wajahnya.
Berdiri di antara kerumunan orang, Ling Xue menghembuskan nafas sambil menggelengkan kepala. "Jiang Xin, kamu mencari masalah dengan datang ke sini," ucapnya dengan ekspresi kasihan di wajahnya.
Di platfrom tinggi, Jiang Shing dan Jiang Hui mengulas senyum menghina.
"Kakak Ruyin, putramu benar-benar pria sejati!" cibir Jiang Shing.
"Ya, tapi itu sungguh di sesalkan bahwa sebentar lagi. Putramu akan benar-benar menjadi cacat!" tambah Jiang Hui dengan senyum menghina di wajahnya.
Jiang Ruyin mengabaikan ejekan dari kedua orang itu saat dia dengan serius menatap Jiang Xin yang perlahan mendekati arena pertarungan.
Saat ini, Jiang Rao yang sejak tadi menutup matanya perlahan membuka. Kemudian, mata tuanya menyapu tubuh Jiang Xin dengan hati-hati. Lalu beberapa saat kemudian, sedikit kejutan melintas di pupil matanya.
"Aura Qi Dao! Bagaimana mungkin? Apa anak ini berhasil membangkitkan Lautan Dao?" gumam Jiang Rao dengan wajah heran.
Saat ini, di bawah tatapan semua orang di kerumunan. Jiang Xin dengan tenang melangkahkan kakinya menaiki tangga beton satu-per-satu sebelum akhirnya mencapai panggung arena pertempuran.
Berdiri di depan Jiang Wusang, Jiang Xin dengan tenang berkata. "Semuanya akan di tentukan hari ini!"
Mendengar ini, sudut bibir Jiang Wusang mengulas senyum menghina. "Jiang Xin, aku pikir kamu telah menjadi pintar dengan bersembunyi. Tapi ternyata aku salah, dengan datang ke sini. Itu menunjukan bahwa kamu masih sama bodohnya seperti sebelumnya!" ejeknya.
Jiang Xin tidak mengatakan apapun, tetapi sinar dingin di matanya serta wajahnya yang tanpa ekspresi menunjukan tekad yang kuat.
Pada saat ini, suara tenang dan datar Jiang Rao terdengar dari platfrom tinggi.
"Sesuai perjanjian, Jiang Xin dan Jiang Wusang akan bertarung hari ini. Jika Jiang Xin kalah, ayahnya Jiang Ruyin harus turun dari kursi pemimpin Klan dan Jiang Xin sendiri di usir dari Klan. Jika dia menang, Jiang Ruyin akan tetap menjadi kepala Klan dan Klan akan memberikan pelatihan terbaik untuk Jiang Xin!"
Menatap semua orang di alun-alun, Jiang Rao dengan acuh tak acuh berkata. "Aturan pertarungan hari ini bebas, selama itu tidak membunuh. Tidakan lainya di sahkan!"
Mendengar aturan yang di tetapkan, semua orang di alun-alun menghela nafas sambil menatap Jiang Xin dengan kasihan. Dalam aturan itu, jelas sekali bahwa Jiang Rao sengaja membebaskan Jiang Wusang untuk melakukan apapun kepada Jiang Xin selama itu tidak membunuh.
Kemudian, Jiang Rao melanjutkan dengan acuh tak acuh. "Mulai!"
"Hehe, Jiang Xin. Jika kamu menjadi lumpuh, jangan salahkan aku karena kejam, tapi salahkan dirimu sendiri karena datang ke tempat ini!" kata Jiang Wusang dengan senyum dingin di wajahnya.
"Berhenti berkata omong kosong, apa ayahmu mengajarkanmu untuk bertarung dengan liur?" kata Jiang Xin dengan tidak sabar.
Mendengar ini, wajah Jiang Wusang berubah muram. Dia dengan menatap Jiang Xin dengan tajam sambil berkata. "Kamu berani menghina ayahku, bagus. Sangat bagus, awalnya aku ingin melumpuhkan kedua kakimu. Tapi sekarang aku berubah pikiran, aku juga akan merobek mulutmu!"
Setelah mengatakan itu, Jiang Wusang mengulurkan tangannya. Telapak tangannya terbuka dan pusaran Qi Dao berkumpul di telapak tangannya, itu dengan cepat membentuk bola api seukuran kepalan tangan orang dewasa.
"Teknik Pusaran Dao; Bola Api Yang Membakar!" teriak Jiang Wusang sambil melemparkan bola api ke arah Jiang Xin.
" .. Whoss!! .. "
Bola api melintas dengan cepat lalu muncul satu meter di hadapan Jiang Xin.
Melihat ini, Jiang Xin dengan tenang mengubah posisinya menjadi menyamping. Membuat bola api yang tampak kuat itu hanya melintas di sampingnya sebelum akhirnya jatuh menghantam tanah di alun-alun.
Melihat ini, semua orang yang awalnya mengira bahwa Jiang Xin akan kalah dengan satu serangan memiliki ekspresi terkejut di wajah mereka. Ada apa? Mengapa Jiang Xin bisa menghindari serangan secepat ini? Bukankah Jiang Xin adalah sampah yang sia-sia.
Setelah menghindari serangan Jiang Wusang, Jiang Xin lalu mengdongak menatap Jiang Wusang sambil berkata dengan malas. "Bisakah kamu menyerang lebih cepat? Itu masih terlalu lambat!"
Semangat dan jaga kenyamanan cerita biar bisa menghibur dan memuaskan pembaca.