" Kamu terlalu sibuk dengan urusan dirimu sendiri sampai lupa kalau aku juga butuh kehangatan"
" Tapi wajar saja, kita belum menikah dan kita sedang berusaha untuk kearah sana bukan?"
" Sudahlah nin, ikhlaskan saja berarti kamu bukan yang terbaik untuk dia hehe dan ternyata aku yang menang bukan?"
Yah terkadang hidup sulit dimengerti, tapi sakit yang datang bukan berarti akhir dari kehidupan bukan?
Terkadang sakit yang hadir justru mereka sedang membersihkan jalan kehidupan kita dari hasil yang buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Kini nindy dan nathan sudah sampai diarea proyek yang sudah dimulai pengerjaannya dengan lancar, suasana pagi ini ternyata cukup teduh tidak terlalu panas justru lebih mendekati ke cuaca gerimis ringan.
Dengan menggunakan topi dikepalanya Nindy berjalan dengan tegap dan tidak ada keraguan membuat nathan semakin terpesona, terlihat sekali Nindy benar-benar mengerjakan proyek dengan sangat baik.
" Selamat pagi pak, bagaimana proses pengerjaan apakah ada kendala?" Nindy menghampiri salah satu pekerja.
" Selamat pagi Bu, untuk pengerjaan semuanya lancar makanan juga sesuai perintah Bu orang-orang diproyek terjamin termasuk air bersih juga lancar" memang Nindy menyiapkan catering khusus untuk para pekerja air bersih untuk kegiatan sehari-hari tidak lupa menyiapkan tenaga medis yang berjaga diarea proyek.
" Ahh syukurlah saya lega mendengarnya, untuk bahan baku lancar dan sesuai permintaan kan?" Nindy benar-benar sangat detail, tidak ingin ada bahan yang tidak sesuai standar yang bisa mengakibatkan kecelakaan kerja, apalagi kualitas bangunan yang buruk.
" Aman Bu bisa dicek jika berkenan" salah satu pekerja menunjukkan tempat penyimpanan bahan baku yang tersedia dan Nindy diikuti oleh Nathan dibelakang langsung mengecek dengan sangat teliti.
Melihat kesigapan dan ketelitian Nindy dalam bekerja membuat Nathan semakin terpesona, apalagi Nindy tidak merasa ragu untuk mengecek secara langsung tanpa memikirkan kondisi yang masih becek karena sepertinya malam tadi hujan semakin memperlihatkan kualitas perempuan tangguh.
" Minum dulu" setelah selesai dengan pengecekan keseluruhan kini Nindy dan Nathan duduk ditempat yang cukup nyaman, Nathan membuka tutup botol minum dan menyerahkan kepada Nindy.
Tentu saja Nindy menerima dengan senang hati, kini keduanya terlibat obrolan ringan terkait proyek yang baru saja berjalan dan Nindy mengusulkan untuk mengecek secara berkala sekalian audit mendadak dan tentu saja Nathan menyetujui dengan senang hati.
" Kamu udah biasa ya megang proyek? Sampe hafal banget point' yang jarang terkontrol" Nathan merasa penasaran akan pengalaman yang telah dilewati oleh Nindy sampai bisa sedetail ini.
" Ini pertama kali aku pegang proyek mas, sebelumnya aku cuma bantu kak jo aja ini aja sebenernya kalau kak jo engga nikah aku ga akan pegang" Nindy menggelengkan kepalanya seraya tertawa kecil.
" Hah serius dulu, masa baru pertama kali pegang proyek tapi udah tau banget bahkan sedetail itu loh kayaknya kamu bercanda yaa" Nathan tidak percaya begitu saja, karena Nindy seperti seorang profesional dalam mengerjakan pekerjaan ini.
Keduanya masih terus melanjutkan obrolan yang terasa begitu seru sekali, tidak ada rasa canggung sama sekali membuat Nathan dan Nindy semakin banyak bercerita satu sama lain.
Setelah puas dengan proyek kini keduanya memutuskan untuk kembali ke kantor, sesuai rencana Nathan mengantar Nindy dan sore nanti akan kembali menjemput untuk mengantarkan pulang tentu saja sudah meminta izin terlebih dahulu kepada kedua bodyguard Nindy.
" Terimakasih banyak mas sudah mengantarku ke kantor, nanti sore jika mas capek atau harus mengerjakan pekerjaan berkabar yaa aku tidak mau mas kecapean" sebenarnya Nindy menolak secara halus.
" Engga capek kan pake kendaraan bukan gendong bolak-balik hehe" Nathan pamitan untuk segera kembali ke kantor.
🌟
" Mas, apa kamu masih marah?" kini dirumah yang terasa begitu sepi karena sebagian penghuni sudah beraktifitas diluar rumah.
" Apa yang harus aku marahi? Kamu jangan pernah berasumsi, bukankah ketika kamu berkhianat seperti anakmu aku masih menerima kamu sampai saat ini? Apakah tindakanku masih juga salah?" Ibra menjawab dengan nada dingin, enggan sekali menatap wajah sang istri yang kini terlihat lesu.
Clara menahan air matanya memang ini semua salahnya sendiri, akibat perbuatannya dimasa lalu yang menjadikan suami juga kedua anaknya menjadi asing kepadanya, tapi Clara harus bersyukur karena ketiganya masih mempertahankan dirinya sampai saat ini bahkan masih menerima sang anak dan memenuhi kebutuhannya dengan baik.
" Ampuni aku mas, aku bersalah" Clara menangkup kedua tangannya didepan dada seraya bersimpuh dihadapan sang suami.
" Drama yang mana lagi yang belum selesai Clara? Aku dan kedua anakku harus berperan sebagai apa lagi di drama yang kamu mainkan saat ini? Apa kamu tidak lelah?aku saja yang hanya pemeran pembantu sangat lelah" Ibra kini menggeserkan tubuhnya menghindari sentuhan dari sang istri.
Clara semakin terisak dengan lirih, suaminya benar bukankah ini adalah konsekuensi dari perbuatannya kenapa sekarang dia merasa bahwa dirinya adalah korban.
" Urus saja anakmu jangan terus-terusan menyakiti anakku yang baik, aku masih berbaik hati menganggap, dan bertanggungjawab atas dirinya sampai saat ini jadi jangan banyak bertingkah" Ibra selalu merasa emosi ketika bersinggungan dengan Nindy.
Ayah mana yang menerima begitu saja perilaku buruk yang diberikan kepada anaknya, Ibra dengan susah payah mengurus Nindy dengan penuh cinta dan kasih setelah besar sang anak disakiti oleh orang lain tentu saja dirinya tidak terima.
" Maafkan aku mas, aku akan mencoba memperbaiki sifat Amel untuk bisa lebih baik lagi" Clara masih terisak dengan lirih.
" Hmm lakukanlah sesukamu asal jangan sentuh anakku" Ibra kini bangkit dari duduknya untuk pergi ke kantor, sepertinya dirumah sangat jenuh sekali jika pergi ke cafe yang ada emosinya semakin naik.
Melihat kepergian Ibra yang telah keluar dan hanya melewati dirinya tanpa berpamitan membuat Clara semakin menyesal, tapi bukankah itu hanya sia-sia karena semuanya sudah terjadi saat ini yang lebih tepat adalah memperbaiki diri.
Tuhan, sesakit inikah dulu atas perbuatan buruk yang aku lakukan saat ini aku sudah merasakan balasannya.
Ternyata aku dulu seburuk ini, bahkan sampai saat ini kedua anakku bersikap hormat tapi ada kekosongan ruang yang mereka berikan bahkan benteng yang mereka bangun diantara aku dan mereka sepertinya sangat tinggi dan juga kokoh, kini aku sedang menuai hasil atas apa yang aku lakukan dulu bahkan Amel anak yang selalu aku curahkan kasih sayang dan tidak pernah aku izinkan untuk sedih kini mengecewakanku bahkan menjadi lebih liar.
Berbeda dengan Clara yang kini sedang berselimut penyesalan dan juga kesedihan, Ibra justru benar-benar sudah selesai dengan kisah masa lalunya bersama Clara, setelah kejadian ini Ibra tidak membuat Ibra merasa gundah sama sekali bahkan dirinya masih bisa bersenandung didalam kendaraan dengan sangat baik suaranya yang manis dan sopan ditelinga membuat Ibra semakin betah bernyanyi kali ini.
Abg Nindy namanya jonathan?
calon Nindy namanya Nathan kan??
jantung yg bergoyang???
wkwkwk
tinggal calling Ambulance, Nin.
wiu... wiuu... wiuuuuu
wkwkwk
syokoriinnnn
di cover judulny semesta hrs bahagia..
blm digantikah??
hihiiiii
mengapa sedih dan kecewa sll diawal??
wkwkwk
ikutan mewek.... ..
semangat, Nindy!!