NovelToon NovelToon
Menjadi Tuan Muda DiNovel Terburuk

Menjadi Tuan Muda DiNovel Terburuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Harem / Masuk ke dalam novel / Fantasi Isekai
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Merena

Bertransmigrasi kedalam tubuh Tuan Muda di dalam novel.

Sebuah Novel Fantasy terbaik yang pernah ada di dalam sejarah.

Namun kasus terbaik disini hanyalah jika menjadi pembaca, akan menjadi sebaliknya jika harus terjebak di dalam novel tersebut.

Ini adalah kisah tentang seseorang yang terjebak di dalam novel terbaik, tetapi terburuk bagi dirinya karena harus terjebak di dalam novel tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menuju Kekaisaran.

Seminggu kemudian, pagi yang cerah menyelimuti halaman luar kediaman Nightshade. Hari ini adalah hari di mana paman Lucian akan kembali ke Kekaisaran, dan kali ini, aku akan ikut dengannya untuk bertemu ibuku. Di sekeliling, angin sepoi-sepoi bertiup pelan, menggoyangkan dedaunan di sekitar kami. Langit biru yang cerah tampak kontras dengan suasana hati yang campur aduk di dalam diriku. Aku, ayah, paman Lucian, serta Darian, Lirae, dan Orion berkumpul di depan sebuah kereta kuda hitam yang mewah, siap untuk perjalanan jauh.

"Ronan, apakah kau sudah memastikan tidak ada yang tertinggal?" Ayahku bertanya dengan senyuman lembut. Dia tampak lebih tenang hari ini, meski ada sedikit kekhawatiran di balik matanya.

Aku tersenyum sambil mengangguk, "Tidak ada, Ayah. Aku sudah memastikan berkali-kali."

Ayahku mengangguk puas, wajahnya tampak lega, tapi aku bisa merasakan perasaan berat yang menggantung di antara kami. Mungkin karena ini adalah perjalanan penting, atau mungkin karena setelah sekian lama, akhirnya aku akan bertemu ibuku.

Darian, yang berdiri sedikit menjauh dengan wajah serius, akhirnya berbicara. "Tuan muda, apakah tidak masalah jika saya tidak ikut? Saya bersumpah akan berguna, bahkan jika harus bertarung di medan perang." Ada nada khawatir dalam suaranya, seolah-olah dia merasa tidak tenang membiarkanku pergi tanpa pengawalan.

Aku tersenyum tipis, sedikit lelah dengan kesetiaannya yang berlebihan, tapi aku tahu niatnya tulus. "Darian, siapa yang akan berperang? Tidak ada perang dalam perjalanan ini."

Namun, dengan cepat, Darian menunjuk ke arah Lirae. "Tapi Lirae..."

Aku menoleh ke arah Lirae, yang hanya mengangkat bahu santai, seolah mengatakan dia tidak ingin terlibat dalam percakapan ini. Lirae memang misterius, selalu terlihat menyimpan sesuatu, terutama soal hubungan dengan ibuku, tapi dia tidak pernah bercerita lebih banyak.

Aku kembali menatap Darian dan menahan tawa kecil. "Jika kau benar-benar ingin membantuku, jadilah lebih kuat dariku. Dengan begitu, kau akan benar-benar berguna. Atau apa? Kau akan mengkhianatiku jika kau lebih kuat dariku?" tanyaku, bercanda untuk meredakan suasana.

Darian langsung berlutut, seperti seorang prajurit setia. "Saya tidak akan pernah mengkhianati Anda, Tuan Muda! Sesuai perintah Anda, saya akan menjadi lebih kuat dari siapa pun."

Aku tertawa kecil, meski dalam hati merasa bangga akan loyalitasnya. "Baiklah, lakukan itu. Jadikan ini perintah sampai aku memberikan perintah selanjutnya."

"Siap!" Darian menjawab tegas, matanya bersinar penuh tekad.

Orion, yang diam selama ini, tersenyum padaku. "Tuan muda, aku juga akan berlatih keras. Jangan khawatir."

Aku mengangguk. "Aku percaya padamu, Orion."

Lalu aku menatap Lirae, yang berdiri agak jauh dengan pandangan yang lebih tenang. "Bagaimana denganmu, Lirae?"

Dia tersenyum tipis, tapi ada kelembutan di dalamnya. "Sampaikan salamku kepada bibi. Katakan aku selalu merindukannya."

Aku mengangguk, merasa sedikit tersentuh. "Baik, aku akan menyampaikannya."

Suara Lucian terdengar dari dalam kereta, memecah momen. "Sudah selesai? Kalau sudah, kita akan segera berangkat. Waktu tidak menunggu kita."

Aku menghela napas panjang, lalu menoleh ke arah ayahku satu terakhir kali. "Sampai jumpa, Ayah. Aku akan kembali segera."

Ayahku tersenyum, meski kali ini ada sedikit kepedihan di matanya. "Jaga dirimu, Ronan. Jangan lupa, ini bukan hanya tentang dirimu, tapi juga tentang keluargamu."

Aku mengangguk perlahan, merasa beban kata-katanya. "Aku akan ingat, Ayah."

Dengan perasaan campur aduk, aku naik ke dalam kereta, dan saat pintu ditutup, roda kereta mulai berputar, membawa kami perlahan meninggalkan kediaman Nightshade. Aku menatap ke belakang, melihat sosok ayahku yang berdiri tegak, meski dari kejauhan aku bisa merasakan beratnya perpisahan ini. Aku tak tahu apa yang menantiku di Kekaisaran, tapi aku tahu satu hal: perjalanan ini akan mengubah segalanya.

1
YT FiksiChannel
perasaan tersenyum terus, aku sampai ngeri membayangkannya
Dewi Sartika
bagus banget
Merena: Makasih/Smirk/
total 1 replies
Merena
Sepi Amat/Frown/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!