Shintia adalah seorang gadis yang mempunyai banyak teman laki-laki. Dia seorang gadis miskin yang mau di ajak berkencan siapa saja asalkan mendapatkan bayaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Ayu mengangguk dan berjalan terlebih dahulu menuju UGD di mana tadi tempat neneknya berada, iya melihat pak Ujang yang seperti kebingungan.
"kenapa pak?" Tanya ayu saat sampai di hadapan pak Ujang.
" akhirnya kamu datang juga yu, nenek kamu kata dokter sebentar lagi mau di pindah ke ruang operasi yu" ucap pak Ujang memberi tau.
" iya pak tadi ayu sudah membayar administrasinya dan di bantu sama kak Abraham" ucap ayu melirik Abraham. Pak Ujang pun langsung melihat ke samping ada teman ayu dan 1 laki-laki.
Abraham yang merasa di sebut namanya pun maju ke depan dan memperkenalkan diri.
" kenalkan saya Abraham pak" ucap Abraham mengajak berjabat tangan dengan pak Ujang tanpa sungkan.
" oh saya Ujang nak suami tetangganya ayu" ucap pak Ujang menerima uluran tangan Abraham dengan tersenyum. Pak Ujang memperhatikan Abraham dari atas sampai bawah yang penampilannya terlihat seperti orang kaya. Atensi semuanya pun teralihkan saat pintu UGD di buka dan keluarlah nenek saroh yang masih berada di brangkar.
Ayu yang melihat neneknya di bawa keluar menuju ruang operasi pun hanya bisa menangis melihat neneknya yang sangat pucat dan menutup matanya.
Rasanya seperti mimpi, baru saja kemarin dia makan malam bersama neneknya dan bercanda di rumah sekarang neneknya terbaring lemah.
Shasa pun mendekati ayu dan merangkul ayu sambil mengikuti brangkar nenek saroh menuju ruang operasi.
" sabar ya yu...kamu harus kuat buat nenek, kita doain sama-sama ya" ucap shasa yang terus mencoba menguatkan ayu. Sebenarnya Shasa juga tidak tega saat melihat ayu menangis. Ia juga meneteskan airmatanya setiap kali melihat ayu menangis.
Sesampainya di depan ruang operasi semuanya pun berhenti dan menunggu di luar ruangan. Ayu yang masih berada di pelukan Shasa pun perlahan berhenti menangis. Ntah air matanya yang sudah kering karena habis atau karena sudah terlalu lelah.
Abraham mendapatkan telpon dari mamanya pasti ia sedang khawatir karena sampai saat ini belum sampai di rumah. Abraham pun memilih agak menjauh dari tempat duduk dan mengangkat panggilan teleponnya.
"ya ma?'
"Ayu nggak bisa datang ma, nenek habis kena musibah. Saat ini baru masuk me ruang operasi' jelas Abraham dengan menghembuskan nafasnya.
' rumah sakit xxx ma' ucap Abraham memberi tau alamatnya pada ibunya. Pasti mamanya akan menyusul ke sini sebentar lagi.
'iya ma hati-hati' ucap Abraham lembut lalu menutup panggilan teleponnya dan balik lagi ke depan ruang operasi.
Ia melihat ayu yang sangat pucat dan lemas sepertinya dia belum sempat makan siang. Abraham pun keluar dan membeli makanan untuk mereka berempat. Pasti kalau di suruh makan di luar ayu akan menolak jadi Abraham berinisiatif untuk membelikan makanan dan di bawa ke depan ruang operasi saja.
30 menit kepergian Abraham pun sudah kembali lagi. Iya membawa 1 kantong plastik makanan.
" ini makan dulu yu, pak Ujang, sha" ucap Abraham menyodorkan plastik itu di depan ayu.
Ayu pun melihat dan agak ragu ingin menerimanya. Namun dia melirik pak Ujang dan Shasa mau tidak mau ia menerimanya.
" makasih kak..." Ucap ayu yang langsung membuka kantong plastik itu dan membaginya ke pak Ujang dan Shasa.
" ini pak Ujang makan dulu,maaf ya pak...ayu sampai lupa kalau sudah waktunya makan siang" ucap ayu yang merasa tidak enak sudah merepotkan pak Ujang sampai melupakan waktu untuk makan.
" makasih yu" ucap pak Ujang menerima 1 kotak makanan dari ayu. Ayu pun kembali lagi ke kursinya dan memberikan lagi 1 kotak ke Shasa.
" ini sha kamu makan dulu pasti kamu laper pulang sekolah terus ke sini" ucap ayu dengan tersenyum. terus punyanya kak braham mana?" Tanya ayu yang merasa kalau makannya kurang 1.
" aku udah makan duluan kok yu tadi sambil nunggu pesanannya jadi" jelas Abraham. " Kamu aja yang makan biar tetap kuat" ucap Abraham dengan sedikit bercanda.
"tapi ayu lagi nggak nafsu kak" ucap ayu lirih sambil melirik pintu operasi.
" biar aku suapi yu" ucap Shasa yang sudah membuka nasinya dan menyendokan nasi beserta lauknya. "
"aaaaaa...ayo aaaa yu" ucap Shasa seperti menyuapi anak kecil.
" aku bukan anak kecil Sha" ucap ayu cemberut dengan memanyunkan bibirnya.
" Biarin, biar kamu mau makan" ucap shasa yang terus memaksa.
Ayu pun mau tidak mau menerima suapan Shasa. " udah aku makan sendiri aja...itu kamu yang makan" ucap ayu.
" ok..." Ucap shasa tersenyum karena ayu mau makan.
Mereka bertiga pun makan dengan hening karena tidak mau mengganggu. Setelah menghabiskan makanannya Shasa dan ayu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tangannya.
Setelah kembali ayu pun duduk lagi dan kursi yang tadi ia Sempati.
Sudah 2 jam berlalu namun belum selesai oprasinya.
Tidak lama Rita pun sampai di pelataran rumah sakit. Ia langsung saja masuk ke dalam rumah sakit dan mencari ruang operasi.
"sayaaaang" panggil Rita saat menemukan keberadaan ayu.
Ayu pun menoleh dan kaget saat mendapati Rita yang berada di rumah sakit.
"kok Tante tau kalau ayu di sini ?" Tanya ayu yang langsung berdiri dan Rita pun langsung memeluk ayu.
" Tadi Abraham yang kasih tau nak kalau kamu lagi berada di sini...kamu yang kuat ya nenek pasti baik-baik aja" ucap Rita lembut. Ia juga tidak bisa menahan airmatanya agar tidak lolos, namun meluncur begitu saja.
"hiks...hiks ayu takut Tante...ayu takut" ucap ayu menangis sejadi-jadinya.
Rita terus memeluk dan mengusap punggung ayu yang bergetar hebat karena menangis. Lagi-lagi Abraham harus menyaksikan ayu menangis, ia juga tidak tega dari tadi dia sudah mati-matian menahan airmatanya agar tidak terjatuh namun tidak bisa.
Abraham memilih pergi keluar sebentar, dia butuh udara segar karena entah kenapa dadanya begitu sesak setiap kali melihat ayu menangis. Ia menuju taman belakang rumah sakit, Abraham duduk di bangku yang tersedia. Ia bingung. Ada apa dengan dirinya, kenapa jadi cengeng seperti ini.
" sepertinya ada yang salah denganku setiap kali dekat dengan ayu" gumam Abraham dengan memegang dadanya.
___
Operasi pun selesai, dokter keluar dari ruangan dengan masih memakai baju berwarna hijau.
"bagaimana keadaan nenek saya dok?" Tanya ayu yang terus berlari bertanya saat dokter keluar. Rita juga ikut menghampiri dokter.
" operasinya berjalan dengan lancar namun karena benturan yang cukup keras dan sempat menyebabkan ada penggumpalan darah di otaknya kemungkinan nenek kamu sadarnya lebih lama dari perkiraan, kita sudah melakukan yang terbaik. Tinggal yang kuasa yang berkehendak" ucap dokter itu.
" maksud dokter nenek saya kemungkinan akan koma dan ntah kapan akan sadar?" Tanya ayu dengan matanya yang mulai merebak kembali.
" iya benar seperti itu. Maka dari itu kita hanya tinggal menunggu keajaiban datang" ucap dokter itu yang sebenarnya juga tidak tega mengatakan namun apapun itu ia harus memberi tau.
***
::::>>>>
lanjut Thor.
lanjuttttt