NovelToon NovelToon
Istriku Ternyata Kuyang

Istriku Ternyata Kuyang

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Amak Tanah

Kisah ini menceritakan tentang perantauan ku ke Kalimantan dan bertemu dengan seseorang perempuan yang ternyata perempuan itu menganut ilmu hitam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amak Tanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

"Nin, ayok pulang" ucap Bagas setibanya di dapur,

"Iya mas, aku beres-beres dulu" jawab Nina sembari mengambil tas nya dan memasukkan bawaannya ke dalam, Bagas pun menunggu sembilan menyender di depan pintu, setelah selesai mereka pun bergegas pulang.

"Ayok mas" ucap Nina, mereka pun bergegas menuju ke parkiran, setibanya di parkiran Bagas mengeluarkan motornya, setelah Nina naik ke boncengan, Bagas pun segera melajukan motornya, setelah tiga puluh menit berlalu mereka pun tiba di desa E, Bagas mengantarkan Nina ke rumahnya lalu ia melanjutkan pulang ke mes,

"Mas Bagas nggak mau mampir dulu?" Tanya Nina

"Lain kali aja deh Nin, udah gerah soalnya" jawab Bagas.

"Oo yasudah mas hati-hati mas" ucap Nina, kemudian Bagas segera melajukan motornya menuju mes, setibanya di mes Bagas segera menuju kamarnya lalu ia berganti pakaian lalu ia duduk-duduk di kursi yang ada di dalam kamarnya, setelah beberapa menit Bagas melamun ia pun memutuskan untuk mandi, setelah selesai mandi Bagas pun hendak mengisi daya baterai ponsel nya, akan tetapi ia tidak menemukan casan ponselnya ia periksa berulang kali di tas kerjanya akan tetapi ia tidak menemukannya, setelah tidak menemukan casan ponselnya ia pun memutuskan untuk pergi ke mes Samsul ia berniat meminjam casan milik Samsul, setibanya di mes Samsul Bagas pun mengetuk pintu lalu memanggil Samsul.

"Sul... Samsul" namun tidak ada jawaban dari Samsul Bagas juga tidak melihat ada sendal di teras mes Samsul. "Kemana ni anak" batin Bagas. Setelah beberapa kali ia memanggil Samsul namun tetap aja tidak ada respon apapun dari dalam mes, Bagas pun memutuskan untuk segera kembali ke mes nya saja. Namun pas Bagas berbalik badan terlihat Samsul dari arah berlawanan, Samsul tampak menenteng sesuatu di dalam kantong plastik, lalu mendekat ke mes,

"Eh gas.. udah lama?" Tanya Samsul yang sedang memarkirkan motornya.

"Belum sul, pantesan aku ketuk-ketuk pintu nggak ada respon" ucap Bagas

"Iya gas, habis dari warung aku, beli mie instan" jawab Samsul sembari menunjukkan mie instan yang ia bawa.

"Ayok gas masuk" ajak Samsul sembari membuka pintu Bagas pun mengikuti dari belakang. "Duduk gas" ucap Samsul lagi. Bagas pun duduk sedangkan Samsul segera menuju ke belakang, menaruh mie instan yang ia beli serta memasak air buat bikin kopi.

Setelah beberapa saat kemudian Samsul datang membawa dua gelas kopi.

"Diminum dulu gas, btw kamu kenapa nyariin aku?" Tanya Samsul sembari menyeruput kopi.

"Ini sul, mau pinjam casan ponsel mu ada kah" ucap Bagas,

"Oo ada gas, sebentar ya aku ambilkan dulu" Samsul pun beranjak dari duduknya masuk ke kamar. Setelah mengambilnya Samsul kembali lagi ke ruang tamu menemui Bagas

"Ini gas" ucap Samsul memberikan casannya

"Pinjam ya sul" ucap Bagas sembari menyolok kan di colokkan ruang tamu mes Samsul. Setelah itu mereka lanjut berbincang-bincang.

Setelah jam menunjukkan pukul 18:00 Bagas dan Samsul pun memutuskan untuk makan malam, mereka pergi ke dapur mes secara bersama-sama.

"Makan dulu kita sul"ucap Bagas yang menyudahi obrolan mereka.

"Iya ayok gas" jawab Samsul kemudian mereka segera menuju dapur mes. Setelah selesai makan mereka kembali ke mes Samsul lagi, sembari menunggu daya ponsel Bagas penuh terisi mereka lanjut mengobrol lagi.

"Sul menurut mu kenapa kita bisa di mimpiin mahkluk halus itu ya?" Tanya Bagas kepada Samsul

"Aku juga kurang tahu gas"jawab Samsul.

"Emang kamu nggak pernah digangguin setelah mimpi ketemu mahkluk itu sul" tanya Bagas lagi.

"Sering gas, seperti suara orang menangis, suara ketawa, sama memanggil" jawab Samsul

"Kok sama ya sul" tanya Bagas lagi,

"Emang setannya jahil kali gas, nggak usah di pikirin gas, banyak-banyak berdoa aja biar setannya nggak gangguin kita" ucap Samsul

"Iya sul" jawab Bagas singkat.

Setelah daya baterai ponselnya terisi penuh Bagas pun memutuskan untuk pulang ke mes nya untuk beristirahat.

"Sul aku pulang dulu ya udah ngantuk" ucap Bagas

"Oo iya gas, hati-hati banyak demit" gurau Samsul.

"Ah mulut mu sul, nanti kamu yang di gangguin lho" balas Bagas

"Hahaha udah sering gas" jawab Samsul dengan entengnya

"Yasudah ah sul aku pulang dulu" jawab Bagas sembari beranjak dari tempat duduknya.

"Iya gas" jawab Samsul

Bagas pun segera pulang ke mes nya, setibanya di mes nya Bagas pun masuk ke dalam mesnya lalu ia masuk ke kamar dan langsung berbaring di ranjangnya. Ia pun memutuskan untuk segera tidur, namun setelah mencoba memejamkan matanya Bagas pun tak kunjung tertidur. Ia pun memutuskan untuk duduk di kursi lalu memainkan ponselnya, namun rasa kantuk tak kunjung datang, setelah jam menunjukkan pukul 24:00 Bagas di kagetkan oleh suara warga yang teriak-teriak.

"Kuyang...kuyang....kuyang...kuyang" suara warga saling bersahutan meneriaki kuyang, Bagas mengintip dari jendela ia melihat benda terbang yang sedang dikejar para warga. Semakin menjauh dari kampung, setelah beberapa saat kemudian para warga kembali dari mengejar kuyang tersebut namun mereka tidak berhasil menangkapnya. Di tempat lain kuyang yang tak lain adalah ibunya Nina, sedang bersembunyi di hutan tidak jauh dari desa ia tadinya hendak memangsa salah satu wanita yang sedang hias di desa E, akan tetapi aksinya di ketahui oleh warga, warga yang melihat pun memanggil warga lainnya, mereka pun berkumpul lalu mengejar kuyang tersebut.

"Sial bisa-bisa ketahuan sama orang-orang itu" gumam ibunya Nina, lalu ia memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Setibanya di rumah ia kembali ke tubuhnya. Dan kembali ke tempat tidur.

Bagas yang sejak tadi mengintip melalui jendela pun memutuskan untuk kembali ke tempat tidur setelah ia melihat warga sudah kembali ke rumah masing-masing. Bagas pun memejamkan mata, dan ia pun terlelap dalam dalam tidurnya. Tak terasa pagi pun tiba, Bagas terbangun dari tidurnya tak kala sinar matahari muncul menerpa wajahnya, ia lupa menutup kembali gorden yang sempat ia buka untuk mengintip tadi malam, Bagas pun segera bangun dari tempat tidurnya lalu ia menuju ke kamar mandi, dan segera mandi sebelum ia berangkat bekerja. Setelah selesai mandi Bagas pun pergi ke dapur mes untuk sarapan, ia pun bertemu Samsul yang baru keluar dari mes nya lalu mereka pun bersama-sama pergi ke dapur.

"Eh sul kamu lihat tidak warga mengejar kuyang semalam?" Tanya Bagas kepada Samsul.

"Ya lihat lah gas, kan aku ikutan ngejar semalam" jawab Samsul.

"Oh ya? Terus larinya kemana sul kok bisa nggak ketangkap?" Tanya Bagas sembari membuka pintu mes

"Iya gas, larinya ke arah hutan belakang kampung, kami kehilangan jejak" jawab Samsul, sembari mereka mengambil makanan yang sudah tersedia di meja makan.

"Mungkin nggak sih kalau itu ibunya Nina?" Tanya Bagas. Sembari memasukkan makanan ke dalam mulutnya

"Kayaknya nggak gas, soalnya kan seperti yang udah aku bilang ke kamu kalau ilmu dari nenek moyangnya Nina sudah lama di musnahkan gas" jawab Samsul.

"Tapi..."

BERSAMBUNG.....

***

1
Rembulan menangis
lanjut
Rembulan menangis
ini kok uda brp hri gk up ya thor
di tungguin
Rembulan menangis
mna sambunganya thor
lilhyanaaaa
Keren abis nih karya, besok balik lagi baca baruannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!