Terpaksa menikah dengan pria yang tak dicintai dan mencintainya
tifany larasati harus bergelut dengan perasaannya sendiri mempertahankan rumah tangganya.
demi keluarga yang diambang kehancuran tifany merelakan menikah muda dengan cavero abraham.
sosok angkuh dan egois yang tak mau melepas masalalu walaupun setelah menikah.
dengan semangat dan dukungan keluarga, tifanya menguatkan diri untuk tidak bercerai dari cavero.
bisakah tifany membuat cavero mencintainya atau hanya akan tetap menjadi pemilik raga tapi tidak hatinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman baik
"kak, aku pergi dulu sama temen pulangnya malam, jangan di tunggu" pamit melvin pada kakaknya yang masih santai karena tak ada jadwal kuliah hari ini
Tifany sudah ada janji dengan arya akan jalan-jalan ke tempat yang arya sarankan. Sejak pertama kali bertemu dengan tifany tanpa sengaja disebuah mini market arya yang merasa masih ada harapan untuk mendekati tifany kembali
Dan berusaha dekat meski tifany sudah tak menganggapnya sebagai pria yang akan menjadi pasangannya lagu
Kali ini keduanya berjanji akan bertemu untuk hanya berjalan-jalan mengisi waktu libur tanpa bawa perasaan lain selain pertemanan
"hm, hati-hati dek" jawab tifany "oh ya vin nanti kakak juga pergi " tifany berteriak agar melvin dengar sayangnya adiknya sudah keluar dari pintu
saat ini tifany dan elsa sedang video call " sampai mana tadi sa?" tifany mengulangi ucapannya karena lupa yang disampaikan oleh elsa
Elsa menunjukan jari tangannya tiba-tiba dan terselip sebuah cincin yang melingkar di jari manisnya "lihat dengan teliti" elsa memamerkan dengan membolak-balikan tangannya
"wow! Sayangku, cintakuh pria mana yang meluluhkan hatimu nak" goda tifany sangat senang dengan berita yang didengarnya dari elsa hingga terharu dan meneteskan air mata
elsa menatap tifany takut salah "fan, maaf ya aku buat kamu nangis lagi, pasti inget om suamimu ya" elsa merasa bersalah
Tifany malah tertawa mendengar ucapan elsa " sudah tiga bulan sa, dan mungkin mereka sudah menikah jadi ngapain diinget-inget. Aku menangis terharu akhirnya ada yang bisa membuat sahabatku ini jatuh hati" tifany menjelaskan agar elsa tak salah paham
"hm, aku pikir kamu sedih karenaku" elsa kini mulai kembali tersenyum "kamu mau tahu siapa yang memasangkan cincin ini?"
Tifany mengangguk tak sabar "siapa?" dengan penasaran siapa yang akan menjadi suami elsa
"ehem, hm kamu bakal jadi adikku" elsa menutup wajahnya malu sendiri karena ucapannya
Tifany lebih terkejut lagi karena selama ini tak dengar kabar apapun baik dari keluarga maupun sahabatnya "jahat kamu sa, kenapa ngga bilang!" tifany memanyunkan bibirnya karena kesal
"ceritanya panjang fan, jadi beberapa bulan lalu kak regi cuti dan tinggal di rumahmu beberapa hari, awalnya kita ketemu di rumahmu pas aku anterin makanan dari bunda" elsa menghela nafasnya sebelum melanjutkan cerita panjangnya pada tifany yang sedang menunggu
"lalu, kak regi antar aku pulang karena diantarkan oleh kak regi, lalu kita ngobrol dan lanjut. Terus beberapa hari lalu kak regi datang lagi ke rumah minta izin sama bunda dan ayah tanpa sepengetahuanku, lalu nanti akan bawa keluarga kalau sudah pulang dari luar negeri"
Elsa menceritakan betapa bahagianya dan menerima regi tanpa pikir panjang karena memang keduanya sama-sama saling memiliki perasaan dan membuat regi segera memberikan kepastian pada elsa
Mengingat umurnya yang sudah menuju tiga puluh satu tahun sama seperti cavero.
"selamat ya sayang, semoga nikahnya pas aku libur semester ya sayangku" tifany lebih bersemangat dari pada elsa yang masih merasa takut bayangannya menikah seperti kisah sahabatnya
"hei malah melamun, jangan khawatir sa kak regi orang baik kok" tifany tau apa yang dipikirkan elsa dan mengingatkan jika tak semua pernikahan sama seperti kisah tifany dan cavero
Contohnya orang tuanya juga orang tua elsa yang masih harmonis sampai sekarang. Keduanya akhirnya memutuskan panggilan video karena tifany sudah dijemput oleh arya dan menunggunya di lobby
Tifany segera bersiap dan make up tipis lalu keluar apartemennya menemui arya "hai arya!" sapa tifany yang melihat arya berdiri disamping mobil menunggunya
Dengan senyum ramah tifany menghampiri arya dan masuk ke mobil "kamu ngga sibuk ar?" tanya tifany pada arya yang santai mengemudi mobilnya
"saya sibuk mencari kesempatan untuk bersamamu" jawab arya membuat tifany memukul lengannya
"aa, sakit fan" arya mengusap lengannya karena dipukul tifany meski tak keras pukulannya
"eh, maaf ar sakit ya?" tifany memegang lengan arya dan malah dibalas dengan tawa arya yang menggelegar
"apaan sih, ngeselin banget deh! Pasti ngerjain aku ya?" tifany melirik tajam pada arya karena kesal masih tertipu dengan candaan arya yang sering dilakukannya dulu
"ngangenin ngga?" arya menggoda tifany tapi sayangnya tifanya tak terpengaruh oleh ucapannya dan pura-pura lihat ponsel
"oke, maaf saya hanya becanda fan, bukankah kita teman sekarang?" arya memulai kembali obrolan santai dan tifany menanggapinya dengan baik
Tifany tak marah hanya saja benar-benar ingin berteman saja dengan arya dan tak terfikir untuk mencari pasangan lagi saat ini. Keduanya menuju tempat makan terlebih dahulu karena tifany bilang ingin makanan yang yang dilihatnya di akun sosmed arya sebelumnya
Dan meminta arya mengantarkan ke restoran tersebut "pesanlah dulu saya ke toilet sebentar" ucap arya lalu meninggalkan tifany
Brug
"i'm sorry!" arya menabrak seorang wanita yang baru keluar dari toilet
"ya!" jawab wanita yang sepertinya juga orang indonesia
"maaf orang indonesia?" tanya arya menahan wanita yang ditabraknya
"ya, kenapa?" jawabnya ketus dan malas
"ngga apa-apa, maaf sekali lagi" ucap arya lalu berjalan ke arah toilet pria
Tifany menunggu cukup lama takut arya meninggalkannya sedangkan restorannya cukup jauh dari tempat tinggalnya
Tapi tak lama arya datang "maaf lama fan, sudah pesan?" tanya arya melihat meja masih kosong belum ada makanan diatasnya
"belum, aku bingung ar bisa bantu pilihkan?" tifany menyerahkan buku menu pada arya. Sejak dulu arya selalu memperlakukan tifany dengan sangat baik dan dimanja dan terkadang tifany masih ingin diperlakukan seperti itu namun suaminya jauh berbeda dengan sikap arya kepadanya
"boleh, sebentar ya" arya melihat menu dan memanggil pelayan restoran lalu memesan beberapa menu dan salah satunya yang tifany inginkan
Tifany melihat seorang wanita yang sekilas wajahnya mirip seseorang namun ia lupa siapa orangnya
"ada apa fan?" arya melihat tifany melihat ke luar dan seperti memikirkan sesuatu
"ngga, mungkin salah orang" jawab tifany lalu tak lama makanan disajikan dan keduanya melahap makanan dengan cepat karena ada tempat yang akan keduanya kunjungi setelahnya
"padahal kan aku yang mau traktir" ucap tifany usia makan dan saat ini keduanya sudah ada dalam mobil menuju tempat selanjutnya
"lain kali saja traktirnya" arya mendapatkan informasi dari temannya jika tifany dan suaminya telah berpisah namun arya tak mau memaksakan dan malah akan membuatnya jauh dari tifany
Baginya saat ini sudah sangat senang dan kedepannya tak ada satupun orang yang bisa menerka apa yang akan terjadi
"tapi bener aku yang traktir ya!" ucap tifany tegas tak mau ditolak
"oke!" jawab arya singkat
Beberapa saat tibalah ditempat yang dituju
"wow! Ini sangat indah" tifany berdiri dan menatap langit merah yang sangat menakjubkan mata
"suka?" arya berdiri disamping tifany dan menatap senyum indah yang tak kalah dari pemandangan dihadapannya
"cantik sekali ar" tifany menghirup udara segar angin bertiup menghembuskan ke tubuhnya
"iya sangat cantik!" arya mengatakan hal tersebut dengan menatap wanita disampingnya tanpa mengedipkan mata
"ayo kita kesana" ajak arya lebih dekat lagi ke bangunan yang ada di dekat pantai, tifany setuju dan mengikuti langkah arya yang panjang