Tak di sangka tak di duga,mereka yang dulu awalnya bermain bersama,bersekolah di sekolah yang sama kini menjadi sepasang suami istri.
Namun bukan restu yang menghalang mereka melainkan perasaan,kedua nya bahkan tidak sadar saling mencintai hingga sama sama merasa kehilangan.
Ria Maheswari,Dendy Prasetya akan kah lamaran Dendy berujung ke pelaminan atau hanya cinta yang beda perasaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 32 Cincin
Hal yang mengejutkan lagi saat Ria turun pukul dua pagi,Dandy ternyata meninggalkan cincin tunangan nya di meja makan.Diatas piring yang terisi roti tawar dan selai matcha kesukaan Ria.
Sella memberitahukan Dandy jika Ria tak turun dan tidak makan setelah ke atas.Dandy sempat kembali pukul sepuluh malam.Bukan untuk melihat Ria melainkan mengambil paspor yang tertinggal di nakas.
Namun saat melewati kamar Ria dengan pintu terbuka sedikit,gadis itu sedang tidur dengan masih memakai pakaian yang sama,bahkan pecahan yang tadi masih berhamburan karena tak seorangpun yang mendekati nya termasuk embok yang beres beres rumah saja datang nya besok pagi.
Mata nya berkedip,dada nya nyeri seakan sakit hati yang begitu dalam melihat cincin itu terlepas dari jari Dandy.
"Kalau Lo mau nya gitu,oke gue akhiri semua Dandy!". Ucap Ria kesal.
Tidak jadi mengambil roti dan hanya air mineral di kulkas.Ia membawa nya kembali ke kamar.
.
.
.
Keesokan hari nya.Pak Wayan memberikan libur tiga hari untuk Ria.
Pukul sembilan Ria berjalan gontai membawa mobil yang biasa Bastian pakai.Di rumah sangat sepi,tidak ada Bastian dan juga Sella.Ada embok namun ia hanya membereskan rumah.
"Hati hati ya Mba Ria?" ucap embok dan di angguki oleh Ria,tak lupa gadis itu tersenyum.
Melajukan mobil sendiri,sesekali memegangi kepala nya yang sedikit pusing karena tidak makan dari kemarin siang.Ia pun mengusap perut nya.Tidak merasakan apapun di sana tapi kenapa hasil nya positif.
Rumah Sakit Healthy.
Ria berjalan menuju resepsionis dan mengutarakan maksud nya,tak lama Noah pun datang dan langsung memeluk gadis itu dari samping namun Ria menolak dengan halus.
"Bagaimana anak kita,bandel tidak?" tanya nya tanpa rasa malu sedikit pun.
Lirikan Ria tajam,Ia bahkan terus menghindari Noah yang agresif.
Tak lama sesi pengambilan sampel darah,kedua nya masuk ke dalam ruang yang cukup besar.Tidak banyak dan itu pun tak membutuhkan waktu yang lama.
Menekan bekas jarum tadi lalu membuang kapas.
"Kira kira kapan hasil nya ya Dok?" tanya Ria.
"Tiga atau empat hari lagi kami akan menghubungi". Jawab wanita ber jas putih.
Ria pun mengangguk dan keluar dari sana.Begitu pula dengan Noah,lelaki itu tahu jika Ria sedang tidak melayani nya.
"Ria.. Apa sampai sekarang kamu tidak ingat dengan kejadian itu? Kamu bah...."
"Stop Noah Stop!!!.." ucap Ria sedikit keras.
Kedua nya saling menatap tajam,Noah tiba tiba mencium kening Ria karena mata nya tak sengaja melihat sesuatu.Ria menunduk,ia sudah jengah dengan itu.
"Kenapa honey,kenapa sayang.Kamu marah marah terus kasihan bayi kita di dalam!" Noah lagi lagi aneh,ia mengusap perut rata Ria dengan percaya diri.
Merasa sandiwara Noah tidak lucu,Ria berbalik dan mata nya berhadap lurus dengan Dandy.
Lagi, ketidak sengaja an itu terjadi di saat Noah sedang entah berpura pura atau sungguhan.
"Dandy..." ucap lirih Ria.
Lelaki itu pun berbalik tidak mau melihat Ria.Tanpa terasa air mata Ria menetes,ia sudah tidak punya tenaga untuk mengejar jika sekalipun Dandy pergi berlalu saja.
"Gue pengin ngomong sama Lo Den!!".
Suara nya bercampur serak karena Isak tangis Ria,gadis itu sudah tak tahu lagi bagaimana membujuk Dandy untuk tetap tinggal bersama nya.
.
.
.
To be continue
