Percayalah Pada Ku Hyung!

"Jika saja waktu bisa di putar kembali, apa yang akan kau lakukan? "

"Entah berapa juta kali kau menyesalinya, sekarang adalah pilihan untuk merubah masa depan, karna masa lalu tidak akan pernah berubah"

"Aku tau berjuang hanya menyisakan tempat untuk berharap, jadi kali ini aku memilih menyerah, karna aku tak bisa berharap pada mimpi buruk"

"Sudah banyak mimpi yang aku korbankan untuk sekarang"

Kalimat acak diatas mungkin hanya beberapa dari jutaan kalimat yang pernah terlintas dalam pikiran semua orang, termasuk para member Monsta X yang juga masih dikategorikan sebagai manusia biasa yang menjadi sorotan dunia.

Hari ini, diatas langit menuju Korea Selatan, ada enam insan yang masih diselimuti penyesalan.

Mata mereka menatap keluar, seolah melayang bersama dengan awan-awan.

Tak ada yang tau dan tak pernah bisa tau apa yang takdir akan mainkan dalam hidupmu, yang jelas kau adalah tokoh utama dalam ceritamu sendiri, jadi perjuanganmu juga adalah poin penting dalam penilaian sang takdir.

Sudah cukupkah?

Atau kalian belum melakukannya dengan benar?, dengan sungguh?

Tetap saja jika kau menginginkan hasil yang baik, tentu saja berusahalah.

Takdir tak pernah memaksa untuk diikuti, namun perlahan sepertinya kita yang mengikutinya karna terlalu lelah untuk merubahnya.

.

"Honey-ah, Sajangnim memanggilmu!"

Suasana masih tenang ketika Shownu kembali dari ruangan CEO, namun ketika mendapat kabar tersebut sepertinya para member lainnya mulai penasaran tentang apa yang akan dibicarakan antara pemilik Starship dan Rapper utama mereka.

Tak berlama, Jooheon segera keluar menuju ruangan tempat dimana CEO sedang menanti kehadirannya.

"Masuklah"

Satu kalimat keluar dari pintu kebesaran milik perusahaan itu, sontak saja Jooheon menarik gagang pintu dan membuka ruangan yang diyakini berhantu oleh para penghuni Starship, bukan karna ada sosok hantu yang nyata namun pemilik Starship sifatnya seperti hantu, tak terlihat, atau yang lebih sering mereka katakan unpredictable.

"Senang sekali akhirnya kau bisa terbangkan? Ambil ini dan segera keluar, aku tak ingin basa-basi dengan pengkhianat sepertimu"

Tunggu!, mungkin kalian bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, namun mimik wajah Jooheon berubah dengan senyuman miring di wajahnya, tak ada kalimat yang keluar dari mulutnya untuk membantah perkataan CEO Starship.

Jooheon memang tersenyum saat memandang pria tua itu, tapi siapa yang menyangka saat ia membalikkan badan untuk keluar, ada siratan penyesalan dan amarah yang singgah dalam raut wajahnya.

Kakinya terus melangkah, mencoba menyakini bahwa ia sanggup.

Mata yang tajam tadi menghilang, ada sebuah embun yang menghalangi kedua matanya untuk melihat dengan jelas, oh tidak..

Jooheon menangis.

Ditengah lorong yang sepi ia menangisi keputusan yang ia buat beberapa tahun lalu saat ia masih haus akan segalanya.

Segalanya yang kini sepertinya merusak segalanya juga.

.

Sebelum No Mercy

"Kau hanya perlu bertahan beberapa tahun. Jangan khawatir, aku akan merekrut seorang trainee lagi dan membuat seolah-olah ini adalah kesalahannya"

Saat itu dimana Jooheon menandatangani kontrak berisikan rencana antara dirinya dan sponsor No Mercy.

Memang tidak ada yang mengetahui rancana ini, dan Changkyun hanya diistimewakan karna dibutuhkan untuk dibuang, karna memang begitu seharusnya.

Tak ada yang gratis di dunia bukan?

"Persiapkan dirimu dan cobalah bersikap seperti biasanya"

Titah akhir dari rencana mereka.

.

"Hei, mengapa mukamu murung? Ayo kita pergi makan bersama, aku yang traktir"

Kihyun dengan cepat langsung menggandeng tangan Jooheon dan menggiringnya keluar dari tempat latihan mereka.

Yang lainnya segera menyusul mengingat waktu istirahat mereka yang tak banyak menjelang

tour mereka yang akan diadakan sebentar lagi.

Meskipun sangat jelas bahwa mereka masih merasa kehilangan sosok maknae yang selama ini tidak diperhatikan oleh mereka, namun tetap saja setelah menyadari kesalahan mereka selama ini, kini hanya ada rasa sedih dan menyesal, hingga mereka semua masih membayangkan jika sosok itu bisa muncul secara tiba-tiba darimana saja dan kembali dihadapan mereka semua dengan status mengingat kembali semua yang pernah mereka lalui.

.

Changkyun POV

Sementara itu di Boston pada malam hari Eomma dan Appa sedang pergi ke suatu tempat dengan alasan pekerjaan, maka aku tentu saja harus rela tinggal dirumah besar ini sendirian.

Ini sudah pukul 10pm waktu setempat namun aku belum menemukan rasa kantuk untuk memejamkan mataku, tentu saja aku sudah bersiap diatas tempat tidurku namun karna tidak bisa tidur maka aku memilih keluar dari kamar dan berjalan sebentar.

Semua masih sama dalam ingatanku, ya..  Walau Eomma bilang ini adalah ingatanku sebelum debut bersama dengan group yang mereka katakan sebagai Monsta X itu, rasanya baru kemarin aku mendengar informasi mengenai jadwal debut Nubility, oh ya.. Mengapa aku tidak mencoba menelpon mereka, tunggu dulu, aku akan mengambil handphone ku.

Semoga saja mereka tidak berbohong dan kami memang akan segera debut bersama.

Tunggu! Aku lupa jika ini adalah ponsel baru dan nomor di kontak ku hilang total, arghh..  Kesalnya!!!

Aku akhirnya memutuskan memejamkan mataku dan tak menyadari bahwa aku sudah terlelap.

.

On Call

"Hallo, iya ada apa?"

"Aku hanya ingin memberitahumu bahwa amnesia yang di alami Changkyun hanya bersifat sementara"

"Oh ya? Baguslah"

"Tapi aku sarankan agar tidak terlalu menekannya untuk mengingat semuanya, biarkan saja secara perlahan"

"Iya, pasti, terimakasih atas informasinya ya.."

"Sudah menjadi tugasku sebagai dokter, tapi sepertinya bermain golf diakhir pekan ini akan menyenangkan"

"Haha, jangan khawatir aku sudah tau niat terselubungmu, sampai jumpa disana"

.

Sementara kita pasrah, takdir bekerja bukan?

Im Changkyun sedang tidur terlelap, namun peluh menghampirinya dan membuatnya terlihat tidak nyaman dalam tidurnya, siapa yang tau bahwa dalam tidur yang lelap itu ia sedang memimpikan kenangan yang telah ia lupakan itu.

Membawanya kembali pada masa dimana ia sanggup menahan semua yang sebenarnya melukai hatinya, namun karna rasa sayangnya terhadap mereka, ia ikhlas, bukan..

Lebih tepatnya tidak peduli karna ia hanya bahagia ketika melihat mereka semua bersama tertawa, walaupun tanpa dirinya.

Saat dimana ia hanya bisa memimpikan sebuah pelukkan dari mereka yang dianggapnya sebagai para hyung terbaik dalam hidupnya.