Melani seorang wanita yang hidup sederhana padahal sebenarnya dia adalah anak orang kaya. Melani selalu menerima hinaan dan cacian dari sang ibu mertua.
Melani harus menerima kenyataan pahit dari sang suami Raka, yang menikah secara diam diam dengan cinta masa kecil nya.
Dan disaat Raka dan keluarga nya tahu jika melani orang kaya, justru harta kekayaan melani yang mereka perebutkan.
Mampukah Melani menghadapi keluarga mantan suami nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suara tak dikenali
Setelah dirawat selama satu minggu keadaan pak Minto lebih membaik dan sudah di perbolehkan untuk pulang. Pak Minto sangat senang akhirnya bisa keluar dari rumah sakit.
Hari ini pun Bu Lasmini datang ke rumah sakit di temani oleh anak gadis nya, Nina.
"Ibu,Nina akhirnya kalian datang kesini" seru pak minto bahagia.
"Bapak sore ini sudah di bolehkan pulang bu" ucap pak minto lagi.
Bu Lasmini dan Nina masih diam tidak menyahut omongan pak Minto. Nina justru lebih fokus dengan handphone nya. Bu lasmini akhirnya mendekati pak minto.
"Syukulah kalau bapak sudah sehat dan di bolehkan pulang" Ucap bu lasmini.
"Ini segera tanda tangani" ucap bu lasmini sambil menyodorkan kertas dan pena.
"Ini apa bu" tanya pak minto heran.
"Kamu baca dulu, setelah itu segera tanda tangani" jawab bu lasmini.
Pak minto pun menuruti ucapan bu lasmini untuk membaca kertas itu.
"Apa? Surat gugatan cerai" Tanya pak Minto tak percaya.
Nina yang sedang asik dengan handphone nya pun kaget dengan ucapan pak minto. Nina tidak tahu menahu kalau sang ibu akan menggugat cerai bapak nya.
"Bu kenapa ibu mau cerai dari bapak?" Tanya Nina keheranan.
"Kamu anak kecil diam saja" bentak bu Lasmini, membuat Nina lebih baik diam dan duduk kembali.
"Aku sudah tidak mau hidup dengan mu lagi pak, kamu itu sekarang sudah sakit sakitan kerja pun tidak bisa seperti dulu lagi. Jadi lebih baik kita berpisah saja " Seru bu lasmini dengan yakin.
"Baiklah kalau itu mau kamu bu, aku turuti kemauan kamu " Jawab pak minto.
Sebenarnya bu lasmini sudah lama meminta cerai, tetapi pak minto tidak pernah mau menceraikan nya. Bahkan pak minto selalu berusaha memperbaiki rumah tangga nya. Pemikiran yang tidak sejalan juga menjadi alasan bu lasmini minta pisah.
Setelah surat itu di tanda tangani pak minto, bu lasmini dan nina pun pergi meninggalkan ruang rawat pak minto.
Sebelum pergi Nina sempat berbicara dengan bapak nya.
"Bapak jaga kesehatan ya, maaf nina tidak bisa sama bapak " Ucap Nina
"Kamu juga jaga kesahatan, dan kuliah yang benar" ucap pak minto.
Dibalik sikap acuh Nina sebenarnya masih ada rasa kasihan dan sayang nya untuk pak minto. Tetapi bu lasmini selalu mempengaruhi pikiran anak nya.
Tono yang tadi nya keluar untuk membeli sesuatu,setelah pulang dia melihat kejadian itu dibalik pintu. Tadinya Tono akan masuk tapi fi urungkan karena ada bu Lasmini dan anak nya.
*****
Kini pak Minto tinggal bersama Melani, dirumah melani juga ada kedua orang tua nya.
Orang tua melani sengaja datang ke kota untuk menjenguk melani dan sahabat lama nya, Pak minto.
"Minto, setelah kamu sehat dan kuat lebih baik ikut aku tinggal di desa. Disana suasana lebih nyaman dan sejuk" Ucap pak Admajaya ayah Melani.
"Aku belum tahu bagaimana nasib ku selanjut nya ,aku tak mau semakin merepotkan kalian" Jawab pak minto.
"Dari dulu kamu selalu begitu, aku tidak merasa di repotkan " Jawab Pak admajaya.
"Baiklah aku mau tinggal di desa, aku ingin menikmati masa tua ku di tempat yang nyaman. Tapi aku tidak mau tinggal dengan mu, bagaimanapun kamu punya istri Adma. Jadi biarkan aku ngontrak sendiri" ucap pak minto.
" Kamu tenang saja semua sudah ku persiapkan" Jawab pak admajaya serius.
Melani dan ibu nya hanya diam menyimak pembicaraan dua sahabat itu.
Tiba tiba melani pun mengutarakan keinginan nya.
"Tetapi melani minta kepindahan nya ke desa nunggu kondisi bapak sehat dulu, karena bapak harus rajin kontrol juga. Dan untuk Ayah dan Ibu tidak ada penolakan untuk tinggal disini dulu sambil menunggu kondisi bapak pulih" ucap melani.
" Iya melani " Jawab Ayah dan ibu Melani di iringi tawa dari mereka semua.
Sementara itu di sebuah rumah yang terlihat besar, Raka dan keluarga nya sedang bersantai di ruang keluarga.
"Bu , kira kira bapak sekarang tinggal dimana ya bu? sudah dua hari ini setelah bapak keluar dari rumah sakit tidak ada kabar? bahkan saat pulang dari rumah sakit mau raka jemput, bapak sudah tidak ada?" Tanya Raka bingung dan merasa kasihan dengan bapak nya.
"Mungkin saja di kontrakan nya" jawab ibu lasmini singkat.
"Besok kita jemput bapak, ajak tinggal sama kita saja mas" ucap Vera memberikan usul.
"Ibu tidak setuju. Ibu dan bapak sudah bercerai dua hari yang lalu tepat nya saat bapak mu keluar dari rumah sakit" ucap bu lasmini dengan tegas.
"Bu , kenapa ibu bercerai ?" tanya Raka
"Ibu tidak mau hidup dengan bapak mu yang sakit sakitan dan tidak bisa bekerja lagi. Ibu tidak mau kalau harus merawat bapak mu" jawab ibu lasmini.
Raka dan Vera hanya bisa diam mendengar jawaban dari ibu Lasmini. Percuma berdebat dengan ibu nya.
*****
Hari terus berjalan dan terus berganti, hari ini Orang tua Melani dan pak Minto akan pulang ke desa. Mereka bertiga di jemput oleh orang kepercayaan pak Admaja.
Pak minto di desa sudah di buatkan usaha oleh orang tua melani. Sesuai bakat pak minto, ayah melani membuka kan Toko pertanian untuk pak minto. Dan di dekat toko juga di bangunkan rumah minimalis untuk pak minto.
"Melani, kamu jaga kesehatan jangan mikir kerja terus. Inget segera cari pendamping hidup lagi" ucap sang ibu.
"Ya bu, kalau soal jodoh melani serahkan sama Allah bu" jawab melani.
"Terimakasih ya nak melani, selama ini sudah mau mengurus bapak" Ucap pak minto.
"Sama sama pak, bapak disana juga jaga kesehatan dan jangan lupa kontrol dan minum obat nya. Untuk Ayah dan ibu juga jaga kesehatan, Nanti kalau kerjaan Melani sudah senggang melani main kesana" ucap melani.
Setelah berpamitan kedua orang tua melani dan pak minto berangkat menuju ke desa.
Setelah mobil yang membawa mereka tak terlihat, melani pun melajukan mobil nya ke perusahaan nya.
Tak perlu waktu lama melani pun sampai di perusahaan nya. Ada beberapa karyawan yang belum mengetahui jika melani adalah Direktur utama Global property. Beberapa dari karyawan mengira melani adalah rekan kerja dari Direktur.
" Vera tolong laporan keuangan ini antar keruangan Direktur" Ucap kepala devisi keuangan.
"Harus saya ya bu?" tanya Vera.
"Iya, saya menyuruh kamu karena direktur minta kamu yang mengantarkan" Jawab kepala devisi.
Vera pun mengambil laporan keuangan yang di atas meja nya dan berjalan menuju lantai dimana ruangan Direktur berada.
Vera bertanya tanya tak biasanya direktur meminta dia mengantarkan laporan keuangan. Biasa nya kepala devisi keuangan langsung yang mengantarkan nya.
Kini lift yang membawa Vera sudah sampai di lantai tempat ruangan direktur bereda.
Tok Tok Tok Vera mengetuk pintu ruangan direktur.
"Masuk" Jawab seseorang dari dalam.
Setelah di persilahkan masuk Vera pun masuk ke dalam ruangan Direktur. Ini pertama kalinya Vera masuk ke dalam ruangan Direktur. Ruangan nya sangat besar dan tertata rapi bahkan pemilihan cat nya pun sangat bagus, jadi membuat betah siapa saja yang berada di ruangan ini.
"Maaf bu, saya mengantarkan laporan keuangan bulan ini" Ucap Vera sesopan dan seramah mungkin.
Vera penasaran dengan seseorang yang duduk di balik kursi kebesaran itu, yang Vera tahu direkturnya adalah seorang wanita muda dan cantik. Vera hanya dengar kabar dari karyawan lain.
Saat ini Melani duduk membelakangi Vera, Melani sengaja meminta Vera yang mengantarkan laporan keuangan.
"Iya, tarok saja laporan itu dimeja nanti aku akan memeriksanya, kamu boleh keluar sekarang. Selesaikan pekerjaan mu, yang aku dengar kamu adalah pekerja keras dan wanita karier yang berpendidikan" Ucap Melani masih tetap membelakangi Vera.
"Iya bu, ibu tidak akan menyesal memperkerjakan saya disini" Jawab vera bangga.
"Hemmm... Yang ku dengar kamu juga baru menikah?" Tanya Melani.
"Iya bu kurang lebih baru 3 bulan bu" Jawab Vera.
"Ohh, tapi kamu menikah bukan dengan suami orang kan?" tanya melani sambil menyunggingkan senyum.
"Ehhh maksut ibu apa? kok ibu bicara seperti itu?" tanya Vera sedikit kesal dengan pertanyaan melani.
"Tidak ada maksut apa apa, saya cuma tidak mau reputasi perusahaan saya jelek kalau sampai ada karyawan saya yang sebagai pelakor" Seru Melani.
Vera tergagap dengan jawaban melani, dia berusaha setenang mungkin menjawab pertanyaan melani.
"Tidak bu, kami menikah sama sama masih singel bu" Jawab Vera.
"Baiklah silahkan kamu keluar" Melani semakin lama muak dengan jawaban Vera.
Setelah kepergian Vera , Melani membalik kan kursi nya sambil tersenyum lebar.
"Dasar bodoh kau Vera, bicara cukup lama tapi tak mengenali suara ku" Ucap Melani tersenyum puas.
"Tunggu episode selanjutnya Vera" gumam Melani
*****
Hari ini cukup 2 bab dulu ya.
tggu aja harta yg kamu kpulkan dan tak pernah kamu beri sedikitpun utk istrimu akan hbs diembat sama Vera..
permainan yg sangat cantik Mel 🤣
siap² aja jamu sesak nafas dan terkena serangan jantung 🤣🤣🤣