cerita ini mengisahkan tentang menderitanya seorang perempuan yang menjadi korban salah sasaran yang di lakukan oleh seorang presdir yang terkenal kejam dan dingin. wanita itu harus rela hidup sendiri dan berjuang menghidupi kelima anaknya karena dia di usir dari rumahnya ketika mengetahui dia hamil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
robert pulang ke rumah dengan raut wajah yang tidak seperti biasanya karena dia memendam amarah dalam dirinya walaupun dia sendiri juga menyadari kesalahannya sendiri yang lebih percaya pada orang lain dari pada anak kandungnya sendiri
"kamu sudah pulang robert bagaimana pekerjaanmu hari ini" tanya melani dengan suara yang di buat selembut mungkin
"baik" jawab robert singkat dan berlalu pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri
Melani hanya bisa menghela nafas ketika melihat perubahan dari sikap suaminya dan dia pun harus berjuang lebih keras lagi supaya sang suami luluh seperti dulu
"aku harus bisa meluluhkan lagi hatinya robert aku belum bisa menguras hartanya jangan sampai dia mengusirku bisa malu aku sama teman temanku" ucap melani dengan lirih
"ayah aku minta uang buat shoping karena aku mau menghadiri pesta temanku aku malu kalau mau memakai pakaian itu itu saja" ucap selly yang tidak tahu malu ketika mereka sedang makan malam
"aku sudah memberimu jatah bulanan apa sudah habis padahal baru seminggu yang lalu aku memberikannya kamu gunakan apa uang sebanyak itu" bukannya menjawab malah justru robert balik bertanya
"aih ayah uang segitu sekali buat shoping juga sudah habis apalagi aku kan harus mentraktir teman temanku karena aku malu masak anak pengusaha tidak mampu bayarin teman temannya" sahut selly dengan seenak jidat nya
"kamu dulu meminta kuliah di tempat yang bagus tapi kenapa setelah lulus kamu tidak bekerja percuma aku membayar mahal kalau akhirnya hanya menjadi pengangguran, kalau kamu mau uang maka bekerjalah biar kamu tahu bagaimana susahnya mencari uang jangan turuti sifat ibumu yang hanya bisa membuang uang tapi tidak tahu bagaimana cara mencarinya" sahut robert dengan ketus
"aku tidak mau tahu pokoknya ayah harus memberiku uang" ucap selly dengan berteriak
"kamu bukan anakku sialan berani sekali kamu mengeraskan suaramu di depanku" sahut robert sambil menggebrak meja karena selly sudah mulai kurang ajar padanya
"robert tolong maafkan selly dia masih hanya ingin uang saja dia tidak bermaksud untuk membantahmu"melani mencoba menengahi pertengkaran mereka sebenarnya melani kesal pada selly kenapa dia bikin gara gara pada robert lagi padahal masalah tadi pagi saja belum selesai sekarang selly malah menambah masalah lagi
robert yang kesal tidak melanjutkan lagi makannya dan segera pergi dari sana menuju ruang kerja untuk menenangkan diri
"selly apa apaan kamu ini kenapa kamu justru menambah masalah" ucap melani dengan kesal akan kelakuan selly
"maaf bu aku kelepasan uangku sudah habis bu gimana caranya aku mau shoping kalau ayah tidak memberiku uang aku bisa malu sama teman teman kalau aku tidak pakai barang barang baru ketika menghadiri pesta nanti" rengek selly pada ibunya
"lagian robert benar sekarang umurmu sudah 24 tahun kenapa kamu tidak bekerja apa kamu hanya akan selalu keluyuran tidak jelas bersama teman temanmu itu" ujar melani lagi
"kenapa aku harus susah susah bekerja bu kalau ada yang memberiku uang setiap bulan bahkan uang dari ayah lebih besar dari pada gaji jika aku bekerja ngapain harus capek kalau ada yang enak" ketus selly yang merasa sebal karena di suruh bekerja
melani sadar kalau selama ini selalu memanjakan selly sehingga membuat sang anak menjadi semaunya sendiri seperti sekarang ini
"bu kalau ayah tidak mau memberi uang maka ibu saja yang harus memberiku karena aku bisa sangat malu kalau sampai besuk tidak jadi shoping sama teman temanku" selly tetap saja merengek seperti anak kecil
Melani hanya bisa menghela napas menghadapi anaknya yang manja ini walaupun kesal akhirnya melani tetap memberikan uang kepada anaknya itu
"sudah ibu kirim jangan boros boros kita tidak tahu sampai kapan dia marah sama kita" cetus melani sama anaknya itu
"iya bu" jawab selly dengan malas karena baginya tidak mungkin dia bisa hemat karena pemborosan itu sudah mendarah daging pada diri selly
"dasar anak ajar belum juga selesai masalah yang satu malah menambah masalah yang lain aku takut robert akan tambah murka jika selly selalu semena mena seperti ini apalagi jika sampai robert tahu uang untuk emeli selama ini di ambil oleh selly tanpa memberikan ke emeli barang sepeserpun" ucap melani pada dirinya sendiri dengan nada lirih takut ada yang mendengar suaranya
Padahal tanpa melani sadari robert sudah mengetahui semuanya dan dia pun akan membalas akan perbuatan melani dan anak anaknya karena sudah berbuat semaunya sendiri di rumah itu
Sedangkan di ruang kerja robert sedang merenung memikirkan keberadaan sang anak yang tidak ada kabarnya sama sekali bahkan dia sebagai ayah tidak tahu nomer telpon sang anak karena saking tidak pedulinya selama ini akan keadaan sang putri
"emeli pulanglah nak ayah meminta maaf padamu karena sudah membiarkanmu melalui hari hari yang buruk bahkan ayah melarang kami menggunakan nama belakang keluarga kita sehingga kamu di remehkan oleh semua orang di sekolahmu bahkan kamu harus mengalami banyak hal buruk selama bersekolah maafkan ayah nak yang tidak bisa menjagamu tolong jangan hukum ayah seperti ini pulanglah nak" ucap robert dengan lirih sambil melihat foto emeli yang tersenyum lebar dan hali itu sungguh tambah membuat hati robert semakin teriris sakit karena semenjak dia menikah dengan melani dia tidak pernah melihat senyuman dari sang anak
setelah cukup lama menangis akhirnya robert segera menenangkan dirinya supaya bisa berpikir langkah apa yang akan dia ambil untuk menebus kesalahan kepada sang anak dan juga robert ingin menghukum emeli dan anaknya supaya dia juga bisa merasakan kesakitan anaknya akibat ulah mereka
"aku harus menyimpan surat surat penting ini di luar rumah dan aku akan menjual perusahaan itu dan fokus pada perusahaan milik dari ibunya emeli biarpun itu perusahaan yang lebih kecil tapi aku juga tidak mau kalau sampai perusahaan ku ini di ambil mereka juga lalu aku akan menjual rumah ini secara diam diam dan akan membeli rumah baru tanpa di ketahui oleh mereka sudah cukup mereka menikmati uang hasil jerih payahku yang harusnya di nikmati oleh emeli" gumam robert dengan lirih
Robert mulai menyusun rencana dengan hati hati dan dia akan membicarakan hal ini besuk pada asistennya supaya dia mengurus semuanya
