NovelToon NovelToon
Kisah Kita Belum Usai

Kisah Kita Belum Usai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

"Aku rela melepasmu, asal kamu bahagia bersamanya."

Cinta itu tidak egois, Bagas rela melihat Adara kembali bersama Antares karena dia merasa sudah tidak sanggup membahagiakan Adara. Apakah akhirnya Adara tetap bersama Bagas atau kembali pada Antares?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9

Adara membuka kedua matanya di pagi hari. Dia tersenyum hangat ketika melihat Bagas yang masih tertidur di sampingnya. Pelukan hangat suaminya selalu membuatnya merasa aman dan dicintai. Selama empat tahun ini, Bagas telah menjadi suami yang luar biasa. Dia tidak pernah marah dan selalu memberinya kasih sayang yang berlimpah. Adara merasa sangat bersyukur memiliki Bagas dalam hidupnya.

Dengan lembut, Adara menelusuri garis wajah Bagas dengan ujung jarinya. Dia menikmati setiap lekukan dan sudut yang begitu familiar.

Sentuhan lembutnya membuat Bagas terbangun perlahan. Dia membuka matanya dan tersenyum ketika melihat Adara.

"Pagi," ucap Bagas dengan suara serak, sebelum menempelkan satu ciuman lembut di bibir Adara.

Adara membalas ciuman itu untuk menikmati momen tenang dan penuh cinta di pagi hari itu. Namun, momen romantis mereka tidak berlangsung lama. Terdengar ketukan di pintu kamar mereka, diikuti oleh suara kecil yang berteriak memanggil mamanya.

"Mama! Mama!" teriak Aran, putra kecil mereka yang dengan penuh semangat menunggu di balik pintu.

Adara dan Bagas saling berpandangan dengan senyum lebar mereka. Meskipun momen itu terpotong tapi suara Aran selalu membawa kebahagiaan tersendiri.

Bagas menghela napas, lalu mengecup kening Adara sekali lagi sebelum bangkit untuk membuka pintu.

"Mama! Papa! Hari ini Aran sekolah!" teriaknya riang setelah pintu itu terbuka

Adara tersenyum menatap putranya yang penuh semangat. "Iya, hari ini Aran pertama kali masuk sekolah. Siap jadi anak pintar, ya?" katanya sambil mengusap kepala Aran.

"Papa antar kalian berdua ya?"

Namun, Adara menolak dengan halus. "Tidak usah. Katanya hari ini ada rapat keuangan pagi. Jalannya juga tidak searah. Lebih baik aku dan Aran naik motor saja. Sekolahnya juga tidak terlalu jauh dari rumah."

Bagas tahu Adara lebih suka mandiri, jadi dia hanya mengangguk. "Baiklah, tapi hati-hati ya. Jangan mengebut. Papa mau mandi dulu, Aran juga cepat mandi."

Adara mengangguk sambil tersenyum, lalu dia menggandeng Aran menuju kamar mandi untuk mandi dan bersiap-siap.

Aran terus berceloteh dengan riang menceritakan imajinasinya tentang bagaimana sekolahnya nanti.

Saat mandi, Adara dengan sabar membantu Aran membersihkan tubuhnya, meskipun bocah kecil itu tidak bisa diam karena terlalu bersemangat.

"Aran diam dulu. Mandi yang bersih biar wangi. Nanti Aran bertemu dengan teman-teman baru," kata Adara sambil tersenyum melihat tingkah lincah putranya.

Setelah selesai mandi, Adara membantu Aran mengenakan seragam sekolah kecilnya. Melihat Aran yang sudah rapi dengan tas kecil di punggungnya, Adara merasa bangga sekaligus terharu.

"Kamu sudah besar sekarang," bisiknya pada dirinya sendiri sebelum mencium pipi Aran dengan penuh kasih sayang.

...***...

Setelah Bagas berangkat ke kantornya terlebih dahulu, Adara dengan penuh semangat mengantar Aran ke sekolah di hari pertamanya.

Aran tak henti-hentinya tersenyum dan bercerita tentang apa yang ingin dia lakukan di sekolah nanti. Dengan motornya, Adara kini melaju dengan hati-hati menuju sekolah.

Namun, nasib berkata lain. Ketika mereka berada di persimpangan jalan, tiba-tiba motor Adara terasa oleng. Dia segera menepi dan memeriksa ban motornya. Benar saja, bannya bocor.

"Yah, bannya bocor," kata Adara dengan cemas.

Aran yang tadinya ceria mulai terlihat cemas. "Ibu, kita akan terlambat ya?" tanyanya dengan mata berkaca-kaca.

Adara mencoba tetap tenang. Dia melihat sekeliling, mencari bengkel terdekat, tapi tak ada satupun yang terlihat. Dia lalu membuka aplikasi ojek online di ponselnya, berharap ada driver yang bisa membantu mereka. Namun, setelah beberapa menit menunggu, tak ada satu pun driver yang menerima orderannya. Aran mulai merengek, ketakutan akan kemungkinan terlambat di hari pertamanya.

Adara mencoba menenangkan putranya. "Aran, kita jalan saja ya. Mama gendong agar kamu tidak capek."

"Nanti Mama yang capek, Aran tidak mau."

Beberapa saat kemudian ada sebuah mobil berhenti di dekat mereka, lalu seorang pria turun dari mobil tersebut.

Adara yang sedang fokus pada Aran tak langsung menyadari siapa pria itu, sampai dia mendengar suara yang begitu familiar.

"Kak Ares," Adara terkejut saat menyadari pria yang berdiri di hadapannya adalah Antares.

Antares menatap Aran yang sedang menangis, lalu berjongkok di hadapannya. "Kenapa menangis?"

"Aran tidak mau terlambat ke sekolah. Ban motor Mama bocor," jawab Aran sambil sesekali menyusut air matanya.

"Ayo, Om antar." Antares berdiri dan membukakan pintu untuk Aran.

Adara terdiam sejenak lalu dia menggeleng pelan. "Terima kasih, Kak Ares. Tapi aku akan mengantar Aran sendiri. Kita jalan saja ke sekolah. Ayo, Aran."

Tapi Aran mulai menangis lagi. "Mama, Aran tidak mau jalan nanti terlambat. Aran berangkat sama Om Ares ya."

Saat Adara akan menggendong Aran, Antares mendahuluinya dan membantu Aran masuk ke dalam mobil. "Aran berangkat sama Om sendiri ya. Nanti Mama menyusul."

Aran akhirnya mengangguk dan tersenyum lagi. Dia duduk di jok depan.

Antares berbicara sesaat dengan Ara setelah menutup pintu mobil itu. "Ara, tolong kamu jangan menghindar lagi. Aku masih ingin menganggap kamu sebagai adikku. Mama dan Papa kangen sama kamu. Kamu temui mereka ya, sama Bagas dan Aran."

Adara hanya menganggukkan kepalanya. Dia melambaikan tangannya pada Aran saat mobil itu mulai melaju.

...***...

"Aran, masuk kelas dulu ya sama Bu Guru. Om akan menunggu di sini sampai Mama kamu datang."

"Iya, Om." Aran masuk ke dalam kelas bersama guru dan teman lainnya.

Setelah Aran masuk ke dalam kelas, Antares tetap berdiri sejenak di depan kelas dan mengamati Arab yang sudah asyik dengan teman-teman barunya. Hati kecilnya merasa hangat, namun juga ada perasaan hampa yang tak bisa dia abaikan. "Lucu sekali, andai saja aku dulu tidak mengejar karir," gumamnya pada diri sendiri, menyesali keputusan-keputusan masa lalunya tanpa berpikir panjang.

Antares memutuskan untuk pindah tempat menunggu untuk menghindari tatapan dan obrolan para ibu yang berkumpul di depan kelas. Namun, baru beberapa langkah, dia mendengar seseorang memanggilnya.

"Kamu Ares kan?"

Antares menoleh dan melihat seorang wanita yang tampak familiar. Dia berusaha mengingat-ingat wajah itu sebelum akhirnya wanita tersebut membantu menghilangkan kebingungannya.

"Aku Sinta, teman SMA kamu," kata wanita itu sambil tersenyum.

Antares mengangguk, meski perasaannya masih sedikit bingung. "Iya, aku lupa."

"Mengantar anak kamu sama Azura?" Sinta bertanya, mengira Aran adalah putra Antares.

Antares segera menggelengkan kepala. "Bukan. Dia anaknya Ara. Kita tidak sengaja bertemu di jalan. Kebetulan ban motor Ara bocor jadi Aran aku antar karena dia takut terlambat." Dia menjelaskan dengan cepat, tidak ingin ada kesalahpahaman yang lebih jauh.

Sinta tampak ingin melanjutkan percakapan, namun Antares sudah melihat Adara mendekat dari kejauhan. Tanpa berpikir panjang, dia segera melangkah pergi meninggalkan Sinta.

"Aran sudah di kelas," kata Antares.

"Iya, terima kasih." Hanya itu yang Adara katakan. Kemudian mereka sama-sama melangkah pergi berlawanan arah.

1
Yuli Ana
oh... karya baru...
kirain bakal launching kisah Ares..🥰🥰🥰
Salim S
nanti kaya ares mencintai adik sendiri walaupun tidak ada hubungan darah...tapi penasaran juga ok lah mampir....
Dina Yuliana
aaaah aq juga sulit berkata kata thooor 🤣😂😂😂 udah laaah tuh cowok dua duanya mending buat aq boleh ga thoor... limited edition 😭😭😭
fb/Ig: Author Puput: aku gak bakat buat yg sad. 🤭
total 1 replies
Yuli Ana
ya ampun... kk author nya juga Sampek enggak tega sama Bagas. .. aku juga GK tega lo kak... gak rela banget kalau orang sebaik Bagas harus meninggal....😭😭😭😭🤧🤧🤧
beruntung banget Adara dicintai begitu besar....🥰🥰😍
Salim S
gini kan enak ga ada yang tersakiti...ares nanti sama tokoh baru yang bar2 dan slengean/Slight//Slight//Slight/
Risma Waty
Ikuti alur yg sudah ada aja, mbak... 😀
Mrs.Riozelino Fernandez
iya kk,serasa gak sesuai dengan judul nya...
aku pikir Bagas meninggal dan Antares menggantikan Bagas karena amanat Bagas...😆😅
Mrs.Riozelino Fernandez: bisa aja kk Thor 😆
fb/Ig: Author Puput: kisah Bagas dan Ara yg belum usai. 😂
total 2 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
lho kk Thor...kok ganti Ayah???
tadi bukannya manggil papa 😁
fb/Ig: Author Puput: typo. 😂
total 1 replies
Yuli Ana
semangat.... semangat..... semangat....🥰
Mrs.Riozelino Fernandez
kuat ya Bagas...kamu harus semangat...ada Ara dan Aran yang menunggu mu sehat...
M Nurhalimah
kasihan jika bagas mati
dyah EkaPratiwi
semangat bagas
Risma Waty
Semangat Bagas....
Yuli Ana
semangat bagas... GWS ya...
semangat Adara.. .. yang kuat ya..
dyah EkaPratiwi
semangat Bagas pasti bisa sembuh
Salim S
yok bisa yok bagas sembuh kasihan ara sama aran...
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Jossy Jeanette
karyanya bagus..ceritanya menarik disampaikan dgn baik👍
Mrs.Riozelino Fernandez
nyata atau mimpi ini kk Thor???
Mrs.Riozelino Fernandez
dulu Azura terbawa emosi fans nya sehingga mampu memisahkan Ares dan Adara...
mengikuti skenario dari manager mereka..
tapi dilubuk hati Ares nama Adara tetap nomor 1.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!