NovelToon NovelToon
Regan & Nahla

Regan & Nahla

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali / Pembaca Pikiran
Popularitas:75.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Itsmeriseee

Cerita romansa mantan kekasih yang masih terhubung meski hubungan keduanya telah kandas. Akankah kebersamaan mereka sejalan atau hanya kenangan? Akankah berakhir di pernikahan atau datang sebagai tamu undangan?

Inilah cerita tentang kisah klise Regan dan Nahla. Dua manusia yang dipertemukan di bumi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsmeriseee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecelakaan

Pagi ini kamar kosan Nahla seperti kapal pecah. Barang berserakan dan tidak tertata pada tempatnya. Nahla panik, ia kehilangan dompet. Mencoba mengingat dimana terakhir kali ia melihat dompet tersebut.

Nahla duduk diam menenangkan diri. Kemudian mengambil handphone menelpon Regan. Nahla perlu dompetnya. Meski isi dalam dompet tidak seberapa, ada foto satu-satunya kenangan ia bersama kedua orang tuanya.

"Hallo?"

Nahla menghapus air matanya. "Dompet gue? Ketinggalan nggak?" Kata Nahla bergetar, berharap penuh jika dompetnya tertinggal di apartemen Regan dan tidak hilang ataupun di tangan orang yang salah.

Regan diam.

"Hallo?" Panggil Nahla panik.

"Lo nangis?" Tebak Regan. "Ada sama gue,"

Seketika Nahla terduduk lemas menjauhkan handphone lalu mendekatkan kembali. "Bisa—"

"Em, gue antar sekarang."

Nahla mengangguk cepat menutup panggilan. Ia mengambil tote bag lalu menunggu Regan di depan kosan.

Sekitar sepuluh menit, Nahla melihat sebuah motor datang dan berhenti di sebrang jalan. Dari postur tubuhnya Nahla sangat mengenal. Pria dengan baju tanpa lengan berwarna putih memperlihatkan otot tangannya, menatap Nahla dari kejauhan.

Nahla terdiam di tempatnya. Lagi-lagi harus terpesona dengan pria yang sama, perasaan yang sama namun keadaan yang berbeda.

Tersadar, Nahla melihat kanan-kiri lalu berlari menyebrang menghampiri Regan.

"Ini," Regan memberikan dompet Nahla. "Nggak usah nangis. Suara lo udah jelek, kalau nangis semakin jelek," Regan menghapus sisa air mata di sudut mata kiri Nahla.

Nahla menjauhkan tengah Regan pelan. "Makasih,"

"Mau kampus?" Tanya Regan. Nahla mengangguk. "Gue antar?"

"Butuh jawaban?"

Regan tertawa pelan di balik masker hitam. "Kali aja lo mau. Ya udah, gue balik dulu. Tadi gue lagi olahraga,"

Nahla mengangguk.

"Gue isi dompet lo. Nangis, kosong soalnya,"

"Regan," Nahla memukul punggung Regan. "Nggak mau. Gue ada duit, belum ambil cash aja,"

"Bye," Regan pergi bersama motornya sebelum Nahla mengembalikan uang.

Tidak sampai lima detik Regan pergi dari hadapannya, suara keras menghantam di ujung jalan. Nahla berbalik cepat. "Regan!" Panggilnya.

...**...

"Akh," Ringis Regan kesakitan ketika luka di lengan tangan kanannya dibersihkan oleh dokter.

Nahla hanya bisa diam menatap Regan yang duduk di bibir ranjang IGD rumah sakit. Lelaki itu tidak sengaja terjatuh karena seorang nenek tiba-tiba menyebrang jalan. Regan banting stir dan terjatuh ke aspal. Nasib baik tidak ada kendaraan lain yang melintas.

"Perbannya bisa di buka dua sampai tiga hari, selama itu jangan terkena air terlebih dahulu." Dokter membereskan peralatan kemudian meminta Nahla untuk mengambil resep obat.

"Gue nggak bawa dompet," Regan tersenyum lebar ketika Nahla mengulurkan tangan.

Nahla mendengus pelan lalu melihat papan petunjuk kemana ia harus berjalan. Usai menyerahkan resep pada pihak farmasi, Nahla diminta menunggu antrian. Melihat jam di pergelangan tangan, kuliah sudah di mulai tiga puluh menit yang lalu. Nahla mengembuskan napas pelan.

Menunggu sekitar sepuluh menit, nama Regan akhirnya di panggil. Nahla segera berdiri mengambil beberapa kantong plastik obat lalu menghampiri Regan kembali.

Langkah kakinya terhenti melihat ranjang tempat pria itu duduk kini sudah kosong. Nahla memutar kepalanya mencari keberadaan Regan. Igd yang ramai membuatnya sedikit kesulitan. Akhirnya Nahla bertanya pada salah satu petugas yang berakhir sia-sia karena tidak melihat kemana Regan pergi.

Nahla keluar rumah sakit dengan perasaan sedikit kesal. Ia mencoba menghubungi Regan karena motor lelaki itupun tidak ada di parkiran.

"Regan goblok." Umpat Nahla menghadang angkot.

Ada orang yang sudah di tolong kemudian orang itu melarikan diri tanpa mengucapkan terima kasih? Ada. Regan orangnya. Karena Regan Nahla harus bolos kuliah, jika seperti ini Nahla akan membiarkan pria itu di jalan lalu ditabrak mobil. Nahla dongkol sekali mengingatnya.

Tiba di depan gerbang kampus Nahla berjalan menuju gedung perpustakaan untuk mengerjakan tugas. Mengelilingi rak buku berukuran raksasa tersebut. Beberapa buku sudah ia bawa, Nahla mencari tempat duduk yang nyaman sedikit jauh dari orang-orang.

Mata kuliah Nahla kali ini mempelajari prilaku individu dan proses mental. Ada salah satu contoh proses mental dalam psikologi yang Nahla tahu, yaitu berfikir positif. Seperti yang Nahla terapkan saat ini. Berfikir positif harus dimiliki oleh setiap orang karena dengan begitu kita tahu mana yang baik dan harus dikerjakan, mana yang tidak baik dan harus ditinggalkan. Sepertinya jurusan psikologi Nahla harus lebih banyak memahami diri sendiri terlebih dahulu.

Suara merdu yang menutup rapat telinganya tiba-tiba dilepas oleh seseorang. Nahla menoleh kaget ketika earphone di telinganya di tarik.

"Dompet lo?" Seorang lelaki mengulurkan tangan. "Tadi jatuh di sana,"

"Oh," Nahla mengambil dompetnya. "Terima kasih,"

"Anak mana?" Lelaki dengan baju kaos putih celana jins hitam tersebut meletakkan tasnya di meja samping Nahla, duduk tanpa Nahla persilahkan.

Nahla yang bingung menjawab sedikit tertatih. "Psikolog,"

"Navy, pertambangan." Lelaki itu mengulurkan tangan di sambut Nahla ragu.

"Nahla," Kata Nahla seadanya.

"Baru? Gue nggak pernah lihat lo sebelumnya. Btw, ini tempat favorit gue di perpustakaan,"

"Ohh, iya," Nahla merapikan buku miliknya yang berada di meja.

"Tau kenapa gue suka disini?"

"Em?" Nahla menoleh. Menatap pria dengan rambut tipis tersebut dari samping. Kemudian mengikuti kemana mata Navy tertuju.

"Ketika lo duduk di sini, pemandangan lo akan tertuju pada satu arah. Danau di sebrang sana," Navy menunjuk danau lalu memutar kepala menatap Nahla.

Nahla menajamkan penglihatannya. Dari balik kaca jendela Nahla baru tau jika ada danau yang letaknya lumayan jauh.

"Dulu pemandangan disana sangat cantik, kemudian kecantikannya hilang berubah menjadi menyeramkan." Keduanya saling beradu pandang. "Karena ada salah satu mahasiswi yang tenggelam di danau itu." Navy kembali menghadap depan. "Sejak kejadian tersebut danau di tutup dan tempatnya tidak terawat sampai saat ini,"

"Udah lama kejadiannya?"

"Kurang lebih lima tahun yang lalu."

Nahla diam tidak bersuara. Menyusun buku di meja menjadi satu tumpukkan. "Gue udah selesai,"

Navy mengangguk mempersilahkan Nahla pergi.

Nahla berjalan santai menuju kos karena sudah tidak ada lagi mata kuliah. Ia membeli nasi bungkus terlebih dahulu di dekat kampus.

Alister

Regan kecelakaan?

Ada pesan masuk membuat Nahla malas untuk membalas namun tidak sengaja terbuka.

^^^Nahla^^^

^^^Iya^^^

Alister

Di rumah sakit?

^^^Nahla^^^

^^^Kabur^^^

Alister

Maksudnya?

Nahla mengirimkan nomor rekening dirinya pada Alister.

Alister

?

^^^Nahla^^^

^^^Temen lo tadi kabur pas gue beli obat. Biaya pengobatan sama perawatannya 750.000^^^

Tanpa Nahla duga Alister memberikan bukti transfer sebesar lima juta rupiah. Nahla yang sedang duduk menunggu pesanan berdiri kaget.

Alister

Sekarang Regan dimana?

^^^Nahla^^^

^^^Gue cuma minta sesuai dengan nota^^^

Alister

Anggap aja bonus

Regan dimana?

Apartemennya kosong

^^^Nahla^^^

^^^Gue nggak tau. Dia kabur^^^

Alister

Ok

Nahla mendengus kesal. Ia akan mengembalikan uang Alister. Dan, kemana Regan?

Nahla sedikit khawatir karena lelaki itu sedang sakit. Nahla melihat pesannya hanya centang satu.

"Ini mbak nasinya,"

"Berapa?"

"Dua puluh dua ribu,"

Nahla membuka dompet mengeluarkan uang pas lalu memberikannya. Kemudian ia terdiam lama, Nahla mengerutkan kening mengambil dua lembar daun kering yang ada di dompetnya. Nahla tidak pernah menyimpan benda seperti ini sebelumnya.

Tanpa banyak berfikir, Nahla membuangnya.

1
Paransa Tooba
thor ayok up kelanjutannya penasaran bgt ini .. udah 3x baca ulang ini ..
Ria Karyawati
ayo thor mana lanjutannya,jgn terlalu lama.
ceritain aja ttg persiapan pernikahan mereka serta ujian² nya/Good/
Madinaskaya Akbar
Kelamaan up nya
Bikin penasaran aja
Giliran up paling cuma 2 bab doang, eehh vakum lagi 2 bulan 🤭🤭
mine
cerita yang bagus,tapi blm banyak liat, ditunggu up nya Author,Semangaaaat☕☕☕☕🍕🍕🍕🍕🍕
mbu ne
masih dilanjutkah ceritanya? ...😔
dhanyx
up Thor..
Zahieera
Ditunggu part selanjutnya kak... semangatttt🙏💪
Lin Frie
kapan up lg di tunggu
Anonymous
Nyeseek
Anonymous
Kereen ceritanya k
Ayu Devara
Thor... ayo semangat buat up bab selanjutnya... udah ga sabar nii Thor...
Ayu Devara
alur ceritanya bagus
Sugo Bagus
up lagi kak .. baru ini aku baca novel seketagihan ini .. terimakasih yaa untuk novel yg keren ini .. sehat selalu
Aprilya MikayLa Atmaja
bolak balik bacain ini truss.. lanjutt donk thor
Rita Riau
ni si Regan ga jelas banget jadi cowok 🤔🤭🙄
Rita Riau
laki laki pecundang
Rita Riau
hadeeh Regan jgn bikin Nahla ilfil sama kamu,,🙄🙄
Rita Riau
Regan tipe cowok plin plan, egois dan ga tegas,,
Rita Riau
jgn heran Ayra, mau Askara kulkas 25 pintu atau 100 pintu ga ngaruh buat Nahla, karena Nahla tokoh utama. jadi kalo ga nyemperin Nahla Askara cuma sebuah nama,,
Rita Riau
jgn egois Regan,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!