Mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya membuat Violetta Margareth seorang anak kecil berumur 4 tahun mengalami traums berat.
Beam selaku ayah daei Violetta membawanya ke sebuah mall, sampai di mall Violetta histeris saat melihat sebuah ikat pinggang karena ia memiliki trauma dengan ikat pinggang. Renata yang saat itu berada di mall yang sama ia menghampiri Violetta dan menenangkannya, ketika Violetta sudah tenang ia tak mau melepaskan tangan Renata.
Penasaran kan apa yang terjadi dengan Violetta? yuk ikuti terus ceritanya jangan lupa dukungannya ya. klik tombol like, komen, subscribe dan vote 🥰💝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perceraian
Bramasta Adigufta. Seorang pria yang memutuskan untuk bercerai dengan sang istri karena ia tidak terima melihat anaknya di perlakukan dengan begitu kasarnya, membentak bahkan memarahi saja dia tidak pernah melakukannya kepada sang anak yang bernama Violetta Margareth tetapi sang istri yang bernama Bilqis Cantika dengan teganya memukul Violetta menggunakan ikat pinggang.
Suatu hari Bram berpamitan kepada Bilqis, ia harus pergi ke luar kota mengurus bisnisnya yang tidak bisa diwakilkan oleh orang lain. Violetta seperti ketakutan saat Bram mengatakan akan pergi, dia memegang tangan Bram seakan melarangnya pergi.
"Sayang aku harus pergi ke luar kota sekarang, ada banyak sekali pekerjaan yang harus aku selesaikan disana." ucap Bram.
"Pergilah, jaga kesehatanmu jangan terlalu larut dalam pekerjaan nanti kau sakit." ucap Bilqis dengan tersenyum.
"Sayang daddy pergi dulu ya, kamu jangan nakal ya harus nurut sama mommy." ucap Bram dengan lembut.
"I-iya daddy, Vio dak nakay." jawab Violetta gugup.
Bram mengecup kening dan sekilas b**** Bilqis, dia kemudian berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan sang anak.
"Sun dulu dong daddy nya, nanti kalau daddy pulang daddy bawain boneka yang lucu buat kamu." ucap Bram.
"Daddy ama dak keljanya?" tanya Violetta dengan cadelnya.
"Tidak lama kok, hanya satu minggu." ucap Bram.
Wajah Violetta langsung terlihat murung, Bram memeluk Violetta dengan erat dan penuh kasih sayang. Bram melepaskan pelukannya kemudian dia berdiri mengambil kopernya, waktu sudah menunjukkan pukul 10 siang sudah waktunya Bram untuk pergi. Violetta menatap nanar kearah Bram, setelah mobil yang ditumpangi ayahnya pergi ibunya yaitu Bilqis langsung menyeret Violetta masuk ke dalam rumah.
"Ayo masuk!" seret Bilqis.
"Mommy cakiit." ringis Violetta.
"Jangan lebay, ayo pergi ke kamar." sentak Bilqis.
Bilqis menyeret Violetta ke dalam kamarnya, dia mengunci pintu kamar anaknya dari luar. Selama menikah Bram sering bepergian keluar kota bersama pamannya, disana ia belajar dan merintis usaha dari nol dibantu oleh paman dan juga kerabatnya yang lain. Tanpa diketahui oleh Bram selama ia berpergian Violetta selalu disiksa dan dijadikan pembantu oleh istrinya, Bram dan Bilqis hanya mempekerjakan satu pembantu dan satu penjaga dirumahnya yang sederhana dan tidak begitu luas. Violetta meringkuk diatas kasur setiap kali ayahnya pergi saat itulah penderitaannya dimulai, dikamarnya Bilqis berdandan cantik dan seksi sambil menelpon seseorang di sebrang telponnya.
"Sayang kau masih dimana?" tanya Bilqis dengan manja.
"Sebentar lagi aku sampai." jawab seseorang dari sebrang.
"Aku tunggu ya, bye emuaahh." ucap Bilqis.
Bilqis menutup telponnya, dia keluar dari kamarnya lalu ia berjalan membuka pintu kamar Violetta.
"Enak ya malah tidur." ucap Bilqis tidak suka.
"Maaf mommy, Vio ketidulan." ucap Violetta ketakutan.
"Cepat bersihin piring di dapur! Awas kalau daddy mu pulang kau mengadu padanya, aku akan buat perhitungan padamu mengerti!!" Ancam Bilqis.
"Iya mommy." ucap Violetta.
Violetta langsung turun dari kasurnya, dia segera pergi ke dapur dimana ada pembantu yang sedang memasak disana. Melihat Violetta datang bik Marni langsung menghampirinya, hati bik Marni begitu teriris melihat nasib Violetta namun dia hanya seorang pembantu yang pada akhirnya tak bisa melakukan apapun. Bik Marni sering memergoki Bilqis bersama seorang pria dikamarnya selama Bram pergi, dia juga yang mengobati luka memar yang ada di punggung, tangan dan kaki Violetta atas perlakuan ibu kandungnya.
"Non kenapa ke dapur?" tanya bik Marni.
"Aku mau tuti piling mbok." jawab Violetta.
"Sudah non duduk saja biar bibi yang bereskan semuanya, kalau nanti mommy non datang non pura-pura berdiri saja di wastafel kita bertukar tempat." ucap bik Marni memberi saran.
"Tidak mbok, nanti mommy malah cama Vio, Vio dak mau mbok di malahin mommy gala-gala aku." ucap Violetta.
Violetta mengambil bangku lalu dia naik ke bangku tersebut, bik Marni meneteskan air matanya melihat Violetta dia segera menyelesaikan masakannya kemudian ia pergi ke kamar khusus pembantu mengambil hp nya. Bik Marni memberanikan diri untuk menelpon Bram, dia menjelaskan semuanya kepada Bram sampai suaranya tertahan karena ia tak ingin Bilqis mendengarnya.
Suara mobil sudah terdengar dihalaman rumah, Bilqis keluar dari kamarnya membukakan pintu untuk pacar gelapnya. Seorang pria seumuran Bram keluar dari mobil mewah, dia membawa seikat bunga untuk Bilqis yang tentunya disambut dengan begitu hangat dan lembut oleh Bilqis. Keduanya masuk kedalam rumah, mereka bercengkrama sampai waktu menunjukkan sore hari pun keduanya masih betah menghabiskan waktunya bersama.
Prang..
"Aaahhh." teriak Violetta.
Bilqis mendengar suara Violetta yang berteriak, dia langsung bangkit dari duduknya menghampiri Violetta. Betapa terkejutnya Bilqis melihat parfum yang ia simpan di meja pecah akibat ulah Violetta, dia menatap tajam anaknya kemudian ia menyeret Violetta kedalam kamarnya.
"Dasar anak tidak berguna! Kau tahu itu adalah parfum mahal bahkan gaji ayahmu saja gak akan cukup paham kau!!" bentak Bilqis.
Sreett..
Bilqis membuka ikat pinggangnya, dia mencambuk punggung Violetta sampai menguarkan darah segar bahkan bajunya pun robek karena saking kerasnya.
"Mommy cakiitt..hikss..mommy maaf..huhu.."tangis Violetta begitu keras daking sakitnya.
"Itu hukuman buat anak tidak berguna sepertimu!" amuk Bilqis.
Bik Marni langsung masuk ke kamar Violetta, dia meraih tubuh Violetta masuk ke dalam dekapannya. Bilqis semakin meradang melihat bik Marni dengan beraninya melindungi Violetta, dia pun mencambuk bik Marni.
Bram mendapat telpon dari pembantunya yaitu bik Marni, dia memutuskan untuk kembali pulang karena firasatnya pun sudah tak tenang. Bram terus menatap jam di pergelangan tangannya, sepupunya yang bernama Yandi mengantar Bram pulang menggunakan motornya.
"Yan lebih cepat lagi." ucap Bram.
Yandi menambah kecepatan motornya. Tak berselang lama motor Yandi sudah sampai di pekarangan rumah, Bram langsung turun dan masuk ke dalam rumahnya. Bram melihat seorang laki-laki yang sedang duduk di ruang tamu, ia ingin menghampirinya namun Bram mendengar sura Violetta yang kesakitan akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke kamar sang anak.
Brakk..
"BILQIS APA YANG KAU LAKUKAN HAH?!" teriak Bram.
"Mas Bram." gumam Bilqis.
Bram langsung meraih tubuh anaknya yang menangis sesenggukkan, dia memerikasa seluruh tubuh Violetta dimana ada banyak memar dan bekas cambukkan yang merah bercampur darah. Hati Bram begitu tersayat melihat kondisi sang anak, dia tak menyangka Bilqis selaku ibu kandungnya dengan begitu tega menyiksa anaknya sendiri.
"Vio jangat takut ada daddy disini." ucap Bram.
"Bik, bibi tolong bibik pegang Vio sebentar." ucap Bram pada bik Marni.
Bram menyerahkan Vio kepada bik Marni, dia berdiri lalu menatap tajam kearah Bilqis. Bilqis sama sekali tidak merasa bersalah maupun takut melihat tatapan Bram, dia malah tersenyum puas karena sudah puas melampiaskan semua amarahnya.
"APA SELAMA INI KAU SELALU MEMPERLAKUKAN VIOLETTA DENGAN KASAR? JAWAB BILQIS!" tanya Bram dengan nada tinggi.
"Iya memangnya kenapa? Dia adalah anak yang tidak berguna, karena kehadirannya membuat semua impianku terkubur!" jawab Bilqis.
"LALU SIAPA PRIA YANG ADA DIRUANG TAMU?APAKAH DIA JUGA SELINGKUHANMU?!" tanya Bram semakin geram.
"iya, Dia KEKASIHKU, DIA LEBIH KAYA DARIMU KAU MAU APA HAH?! AKU CAPEK HIDUP PAS-PASAN DENGANMU." teriak Bilqis.
Deg!!
Hati Bram begitu hancur mendengarnya, selama ini dia bekerja banting tulang sampai lupa makan dan lupa untuk beristirahat agar semua kebutuhan anak istrinya tercukupi, bahkan dia menyewa seorang pembantu agar istrinya tidak capek tapi apa balasannya? Istrinya malah menyiksa anaknya sendiri dan juga berselingkuh di belakangnya.
Bram mengepalkan tangannya, dia menahan amarah yang memuncak sampai urat tangannya pun terlihat. Yandi berdiri di depan pintu menyaksikan semuanya, karena geram dia maju dan menarik rambut Bilqis sampai terjatuh.
"Awhh..lepaskan rambutku bodoh." sentak Bilqis.
"Bahkan aku bisa membunuhmu saat ini juga!" ucap Yandi dengan geram.
"Yan lepaskan dia, jangan lakukan semua itu di hadapan anakku!" ucap Bram.
Bram meminta Yandi untuk membawa bik Marni dan Violetta ke runah sakit sementara ia akan menyelesaikan masalahnya dengan Bilqis.
PLAK! PLAK! PLAK!
Setah Yandi mebawa bik Marni dan Violetta pergi Bram langsung menampar wajah Bilqis sampai mengeluarkan darah segar dari sudut bibirnya, pria yang menjadi kekasih gelap Bilqis pun datang menolong Bilqis.
"Berani sekali kau menyakiti seorang perempuan!" sentak kekasih Bilqis.
"Dia tidak pantas di sebut sebagai perempuan, dia lebih pantas di sebut iblis bahkan hewan pun lebih mulia daripada dia!" ucap Bram dengan dingin.
Bilqis memegang pipinya yang terasa panas, dia menatap sengit kearah Bram.
"Apa?! Jika kau sudah lelah hidup bersamaku maka silahkan kau angkat kaki dari rumah ini, mulai sekarang kau BILQIS CANTIKA BUKAN ISTRIKU LAGI, AKU TALAK ENGKAU LANGSUNG TALAK TIGA!" ucap Bram dengan begitu lantangnya.
Bilqis menatap tak percaya kearah Bram, dia tak menyangka Bram akan menceraikannya. Jauh dari dalam lubuk hatinya Bilqis masih memiliki perasaan cinta kepada suaminya, namun egonya begitu kuat bahkan tindakannya sudah tidak bisa diampuni dan tidak bisa dimaafkan.
"Baguslah, inilah yang aku tunggu selama ini. Aku sudah muak hidup serba kekurangan ini, lebih baik aku pergi bersama Regan yang jauh lebih baik dan lebih kaya daripada dirimu!" tekan Bilqis.
"Aku akan mengurus semua surat perceraian kita, aku tidak akan membiarkan Violetta berada ditanganmu! Kau angkat kaki dari rumah ini sekarang juga!!" usir Bram.
Regan kekasih Bilqis membawanya keluar, dia membawa Bilqis pergi dari rumah Bram. Bram masuk ke kamarnya, dia mengeluarkan semua barang Bilqis lalu memasukannya kedalam tong sampah, dia mengambil korek kemudian membakar seluruh pakaian Bilqis.
Yandi menghubungi Bram karena Violetta terus memanggil namanya, Bram langsung memesan taxi lalu pergi ke rumah sakit dimana Violetta dan bik Marni dirawat.