Sekuel (My Cantik)
Victor Valdes Dewangga,pria mapan berusia 37 tahun.Pria yang gila kerja hingga diusianya yang hampir kepala empat tak kunjung memiliki kekasih.Namun sebuah insiden membuatkannya harus menikahi gadis belia yang masih di bawah umur yaitu Yohanna Revalia Kenzani cucu bungsu dari keluarga Aditama.
Bagaimanakah kelanjutan pernikahan mereka?yuk simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20.Ciuman pertama
"Uncle...kenapa mobilnya begitu panas?apakah AC nya tidak menyala?,"racau Anna dengan mata terpejam dan tubuh yang mulai berkeringat.
Victor yang fokus pada jalanan menoleh pada Anna, pria itu menahan tangan Anna yang akan menurunkan resleting gaunnya. Entah minuman apa yang di minum Anna sehingga efeknya seperti ini.
"Uncle...lepas!, ini sangat panas,"ucap Anna berusaha menarik pergelangan tangannya.
Victor tidak mendengarkan permintaan Anna, pria itu terus menahan pergelangan tangan gadis itu agar tidak melakukan tindakan bodoh. Meski ia berhak atas tubuh gadis itu tapi ia tidak ingin melihatnya sekarang.
Victor mengumpat pelan saat belahan rok Anna ketarik keatas karena pergerakannya membuat kaki gi mulus gadis terekspos sempurna. Victor berusaha untuk tetap fokus ada jalanan. Victor membiarkan Anna meracau tidak jelas disebelahnya.
Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit akhirnya mobil yang dikendarai Victor sampai di basement apartemen. Pria itu mematikan mesin mobilnya dan melepaskan genggaman tangannya pada pergelangan tangan Anna lalu turun dari mobil untuk membukakan pintu mobil untuk gadis itu. Namun saat Victor membukakan pintu mobil untuk Anna pria itu di kejutkan dengan Anna yang sudah menurunkan gaunnya.
"Anna apa yang kamu lakukan?,"pekik Victor segara membuka jasnya lalu menutupi tubuh atas gadis itu yang nyaris terbuka.
"Panas Uncle...,"lirih Anna dengan kedua mata yang sudah terlihat sayu.
"Ayo turun Anna!,"ucap Victor mengabaikan jawaban Anna dan meminta gadis itu untuk turun.
Bukannya menuruti permintaan Victor, Anna malah tertawa kecil lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Victor."Gendong Uncle, aku tidak kuat jalan,"jawab Anna merebahkan kepalanya di dada bidang Victor dan menghirup aroma tubuh pria itu.
Victor menggeleng pelan lalu mengangkat tubuh Anna. Menggendong Anna adalah hal kecilnya untuknya tapi akan menjadi masalah besar karena jemari gadis itu kini bergerilya di dadanya membuat tubuhnya meremang seketika karena sentuhan amatir dari Anna. Meski berkali-kali ia memperingatkan Anna untuk berhenti tapi gadis itu makin menjadi dan kini berusaha membuka kancing kemejanya saat mereka berada di dalam lift. Beruntung lift sepi dan hanya ada mereka berdua saja.
"Anna ini di tempat umum,"ucap Victor berusaha menahan hasratnya yang sudah terpancing oleh sentuhan Anna. Ia tidak mungkin melakukan itu sekarang, gadis ini masih memiliki perjalanan yang panjang untuk masa depannya. Ia tidak ingin semua impian gadis ini hancur begitu saja.
Victor menurunkan Anna di sofa yang ada di ruang tengah apartemennya namun tiba tiba saja Anna menarik tengkuknya dan mencium bibirnya. Tidak hanya itu Anna juga berusaha membuka kemeja yang ia kenakan.
Victor berhasil melepaskan diri dari Anna meski sempat larut dalam ciuman amatir yang Anna lakukan. Ia masih memiliki kesadaran untuk tidak berbuat jauh karena saat ini Anna dalam pengaruh alkohol dan bisa saja alkohol yang diminum Anna telah dicampur sesuatu hingga gadis itu merasa kepanasan.
Victor menuju kamar Anna tapi pintu kamar gadis itu terkunci dan ternyata sandi pintu kamarnya sudah diganti oleh Anna. Pria itu berdecak kesal lalu mengangkat tubuh Anna lalu membawanya ke kamarnya di lantai dua. Pria itu membawa Anna ke dalam kamar mandi meski gadis itu masih berusaha untuk menyerangnya. Victor memasukkan tubuh gadis itu ke dalam bathtub dan semoga saja usahanya ini berhasil. Meski Anna memberontak Victor menahan tubuh gadis itu tidak keluar dari bathtub.
"Uncle lepas!,"ucap Anna.
"Diamlah Anna, kamu harus berendam agar rasa panas yang kamu rasakan hilang,"jawab Victor yang kini bertelanjang dada karena Anna berhasil membuka kemejanya.
Tak lama Anna sudah terlihat tenang dan tidak lagi mengeluh panas pada tubuhnya. Namun gadis itu malah jatuh pingsan. Victor segera mengangkat tubuh Anna dan pria itu malah kebingungan bagaimana caranya mengganti pakaian basah Anna.
"Anna... bangun!,"ucap Victor menepuk pelan pipi gadis itu berharap Anna kembali membuka matanya namun usahanya ternyata sia-sia.
Mau tidak mau Victor membuka pakaian yang Anna kenakan. Pria itu berusaha untuk tidak melihat tubuh Anna meski ia kini bisa merasakan halusnya kulit gadis itu. Victor segera memakai bathrobe miliknya pada Anna setelah berhasil menanggalkan seluruh pakaian gadis itu.Victor mengangkat tubuh Anna lalu menidurkannya di atas ranjang miliknya lalu menyelimuti tubuh gadis itu.
Victor mengusap wajahnya dengan kasar melirik Anna yang tertidur diatas ranjangnya.Victor menghempaskan tubuhnya diatas sofa, bayangan ciuman mereka beberapa waktu yang lalu memenuhi pikiran pria itu. Ditambah ia tidak sengaja melihat tubuh polos gadis itu tadi saat di kamar mandi melalui cermin kamar mandi.
"Apa yang kau lakukan Victor,"gumam Victor mengumpati dirinya sendiri.
"Argh... bagaimana bisa kau terbangun hanya karena gadis kecil ini,"umpat Victor berusaha menahan hasratnya yang sudah di ubun-ubun.
Victor keluar dari kamarnya lalu turun ke lantai dasar. Pria itu mengambil air dingin di lemari pendingin berharap bisa meredakan apa yang ia rasakan saat ini.
Victor mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tengah lalu merebahkan punggungnya di sandaran sofa. Pria itu melirik kemejanya yang terjatuh di lantai ruangan itu hanya tadi berhasil di buka Anna. Pria itu memijit kepalanya yang berdenyut nyeri.
Setelah merasa baik-baik saja, Victor kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Pria itu memutuskan untuk tidur di sofa malam ini dan membiarkan Anna tidur diatas ranjangnya.
***
Anna membuka perlahan kedua matanya dan menatap sekeliling kamar. Gadis itu merasa ruangan ini bukanlah kamarnya karena interiornya yang terlihat berbeda.
Anna merasakan perutnya yang di aduk-aduk segera turun dari kamar mandi. Gadis itu memuntahkan isi perutnya di wastafel kamar mandi. Gadis itu terlihat terengah-engah menatap pantulan dirinya dari cermin wastafel. Gadis itu menyadari pakaian yang ia kenakan saat ini adalah bathrobe bukan piyama tidur dan kamar mandi ini bukanlah kamar mandinya. Dan Anna membulatkan matanya saat melihat bercak merah kebiruan di leher jenjangnya. Tak hanya satu tapi ada tiga dan ia tau apa tanda ini. Jantung gadis itu berdegup kencang saat menyadari sesuatu.
"Jangan-jangan semalam--Anna tidak melanjutkan ucapannya dan segara keluar dari kamar mandi. Dan gadis itu menghentikan langkahnya saat melihat Victor yang memasuki kamar itu dengan membawa segelas susu.
"Kamu sudah bangun?,"tanya Victor meletakkan susu yang ia bawa diatas nakas.
"Sudah. Uncle apakah semalam kita--
"Tidak terjadi apapun semalam,"jawab Victor yang mengerti arah ucapan Anna.
"Benarkah?,"tanya Anna.Ia bingung darimana tanda merah yang ada di lehernya. Apakah semalam ada yang memanfaatkannya di tempat pesta?.
...****************...
bikin ana hamil thor ank kembar biar bersaing sama arsen