Nadia melihat secara langsung perselingkuhan sang suami. Dan di antara keterpurukannya, dia tetap coba untuk berpikir waras.
Sebelum mengajukan gugatan cerai, Nadia mengambil semua haknya, harta dan anak semata wayangnya, Zayn.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Bab 13
Dengan perasaan yang tidak menentu, Nadia keluar dari dalam rumah bersama Zayn.
Steve benar-benar berdiri di depan rumahnya dan bersandar pada mobil sport itu.
"Huwa!! mobilnya keren!!" pekik Zayn, dia bahkan melepaskan gandengannya pada sang mommy dan langsung berlari ke arah mobil itu.
Nadia tak tau lagi harus bersikap bagaimana.
Hanya berjalan dengan kaku hingga berdiri tepat di hadapan sang Dirut.
"Uncle, mobil ini keren sekali."
"Zayn menyukai nya?"
"Sangat!"
Nadia dahinya berkerut, bagaimana bisa tuan Steve tahu nama anaknya. Padahal seingat dia, Nadia belum pernah memperkenalkan keduanya.
"Kalau begitu ayo hari ini berkeliling kota bersama uncle, naik mobil ini, mau?"
"Mau!! eh tunggu dulu, uncle siapa ya?" tanya Zayn pula, baru sadar jika pria di hadapannya ini adalah orang asing.
Bahkan saat dia bertanya pada ibunya tadi, tentang siapa pria ini sang mommy tidak menjawab apapun. Mommy hanya menarik tangannya untuk ikut keluar.
"Dia adalah atasan mommy sayang, Boss di kantor mommy bekerja." Nadia yang menjawab dan menjelaskan secara rinci.
"Uncle adalah temannya mommy, uncle Steve," ucap Steve, penjelasan singkat yang mudah dimengerti oleh anak berusia 5 tahun itu.
Steve juga mengeluarkan tangannya sebagai tanda perkenalan.
Zayn tersenyum lebar dan menerima uluran tangan itu, Dia sangat bersemangat.
"Nama ku Zayn," balasnya.
"Oke, sekarang waktunya kita pergi mengunakan mobil keren ini. Siap?"
"Tunggu dulu, aku belum bersiap," potong Nadia, saat ini dia masih menggunakan baju rumahan. Tidak mungkin pergi dalam keadaan seperti ini, tapi kedua orang itu seolah sudah tidak sabar untuk segera pergi.
Steve kemudian menatap ke arahnya.
"Kamu tidak perlu ikut Nad, biar aku saja yang mengasuh Zayn hari ini. Kami akan pergi berdua."
Nadia mendelik, Zayn pun nampak bingung. Meskipun uncle ini sangat keren dan punya mobil mewah, tapi tetap saja dia ragu untuk pergi berdua, mommy nya harus ikut.
"Uncle, kenapa mommy tidak boleh ikut?" tanya Zayn pula.
Steve udah langsung menjawab pertanyaan itu, dia malah berjongkok dan membisikkan sesuatu di telinga Zayn.
'Kalau mommy ikut, dia pasti akan melarangmu untuk membeli es krim dan mainan.' bisik Steve, sebuah bisikan yang langsung disetujui oleh Zayn.
Bocah itu bahkan menganggukkan kepalanya dengan antusias, sangat setuju dengan apa yang diucapkan oleh uncle Steve.
Setiap kali dia pergi bersama sang Ibu pastilah mommy Nadia melarangnya untuk membeli es krim dan mainan.
"Iya, lebih baik mommy di rumah saja, biar aku dan uncle Steve pergi berdua."
Nadia makin tercengang ketika mendengar ucapan anaknya itu, entah apa yang sudah dibisikkan oleh sang tuan, namun itu jelas mempengaruhi Zayn.
"Uncle, tapi mommy butuh jaminan jika Uncle ingin mengajakku pergi. berikan kartu tanda mengenal uncle pada mommy," ucap Zayn.
Kalimat serius yang terdengar sangat lucu di telinga Steve.
"Baiklah, uncle akan memberikan jaminan." Steve kemudian mengeluarkan dompetnya dari saku celana.
Dia mengambil satu kartu debit berwarna emas, lalu dompet itu beserta semua isinya kepada Nadia.
Wanita cantik itu tentu saja merasa sangat tercengang Bagaimana bisa dia menerima barang milik sang Tuan ini.
Nadia menggeleng kecil, namun Steve malah menarik tangannya dan memaksa dia menerima dompet itu.
"Bukan hanya kartu tanda pengenal. Tapi semua Kartu penting milik Uncle ada di dalam dompet itu. Bagaimana? sudah deal?"
"Deal!!" pekik Zayn dengan sangat riang.
Dia bahkan begitu antusias untuk masuk ke dalam mobil itu ketika uncle Steve membuka pintu.
"Kami pergi dulu," pamit Steve.
Tapi tetap tidak membuat keterkejutan Nadia hilang.
Wanita itu bahkan masih menganga di tempatnya berdiri setelah mobil mewah di hadapannya pergi.