Namaku Vira, seorang ibu dengan dua balita. Aku bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Ritme kerjaku tentu berbeda dengan ritme kerja suami yang seorang pegawai sebuah bank.
Sering jika aku tinggal dinas malam, anak-anak kutitipkan pada ibu mertua dengan alasan suami tak ingin direpotkan saat berangkat kerja keesokan hari karena aku belum pulang.
Pembawaanku yang supel dan ramah pada siapa saja, kadang disalah artikan.
Hingga ada seorang teman kerja sebut saja namanya Jonathan dengan jujur mengatakan kalau dia suka padaku. Segala macam cara dia lakukan untuk merengkuh hatiku.
Apa yang terjadi berikutnya? Lanjut baca di part demi part ya guyssss.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman Daniel
Tangan Teddy menahan langkah Vira.
"Mau kemana sayang?" Teddy menyeringai. Akalnya sudah dipengaruhi oleh minuman.
"Lepas mas. Aku akan mengajak Cello dan Celly pergi, daripada melihat mas begini," Vira berniat melepas pegangan tangan Teddy, tapi Teddy malah menarik lengan Vira hingga Vira terjatuh tepat di dada Teddy.
"Mas, apa yang kamu lakukan?" Vira berontak.
"Aku merindukanmu," bisik Teddy dengan aroma minuman yang membuat mual bagi yang tak tahan seperti Vira.
Vira sekuat tenaga melerai pelukan Teddy.
"Diamlah sayang," Teddy tetap memeluk erat Vira tanpa mau melepaskan.
Vira meronta.
"Ha...ha... Tak akan kulepaskan kamu Vira. Tak akan," kata Teddy tertawa. Tawa Teddy membuat Vira begidik ngeri.
"Kenapa kamu meninggalkan aku Vir? Kenapa? Apa karena pria itu lebih kaya dariku?" ucapan Teddy berubah pilu.
"Aku sayang sama kamu, aku sayang anak-anak," lanjut Teddy sambil menatap Vira sendu.
"Mas, lepas!" tegas Vira dan mencoba melerai pelukan Teddy.
"Sayang, aku mohon. Kembali padaku. Aku tak ada hubungan apapun dengan Daniel," ucap Teddy dengan tatapan memohon membuat pertahanan Vira hampir jebol. Iba melihat mantan suami yang terlihat menyedihkan itu.
Padahal selama membina rumah tangga dengan Vira, tak sekalipun Vira melihat Teddy mabuk.
"Oh Tuhan, apa aku salah mengambil keputusan?" batin Vira bergejolak. Issshhh kayak ombak aja sih Thor, pakai bergejolak segala.
"Nggak mas, mas sudah menodai kesetiaan yang selama ini aku jaga. Kepercayaanku pada mas tak seperti dulu," ucap Vira memberi ketegasan.
"Apa karena itu kamu berhubungan dengan pria tadi?" balas Teddy.
"Mas, jangan menyalahkan orang lain. Berapa kali aku harus bilang. Aku tak ada hubungan spesial dengan dokter Jonathan," tegas Vira.
"Oh, nama dia Jonathan?" timpal Teddy.
"Jangan pura-pura tak kenal deh," tukas Vira kesal.
Sebelum ini Teddy sudah beberapa kali bertemu dengan Jonathan meski tak saling ngobrol. Vira juga sering cerita tentang semua teman-teman kerja pada pria yang kini menjadi mantan suaminya itu.
Vira melerai pelukan Teddy yang dirasa tak sekencang tadi.
"Cello dan Celly di mana?" tanya Vira perlahan. Tak ngotot seperti tadi.
"Mereka di rumah papa dan mama," jawab Teddy merasa tak bersalah.
"What? Apa ini alesan kamu aja mas?" tanya Vira dengan nada kecewa.
Teddy mengangkat kedua bahu, "Seperti yang kamu lihat. Aku memang sengaja karena aku yakin kamu tak akan tega jika menyangkut Cello dan Celly," lanjut Teddy menjelaskan.
Vira menghela nafas panjang.
"Huh, aku kecewa sama kamu mas," kesal karena Teddy memanfaatkan anak-anaknya.
Teddy kembali meneguk minuman dan menandaskan semua.
"Cukup mas," cegah Vira saat Teddy hendak menuangkan minum dari botol.
Teddy tersenyum paksa. Meski otaknya kini mulai tak sinkron dan mengoceh, intinya Teddy ingin balikan dengan Vira.
Saat bersamaan, ponsel Teddy berdering.
Vira melirik sekilas.
Ada nama Daniel di sana.
"Angkat aja sayang!" suruh Teddy.
Vira menggeleng.
Melihat nama itu saja, membuat Vira teringat akan kelakuan mereka berdua saat kepergok Vira di hotel.
"No," tolak Vira.
Teddy membiarkan panggilan itu beberapa kali.
"Isshhh...sialan si Daniel," umpat Teddy yang berniat hendak mereject tapi malah meloudspeaker panggilan dari Daniel.
"Halo darling," sapa Daniel membuat Vira muak.
Vira langsung berdiri, tak mau ikut campur lagi sama urusan mereka.
"Urusan kita belum selesai. Jika kamu balikan sama mantan istri kamu, maka aku tak akan segan mencelakai kedua anak kamu," ucapan Daniel terdengar jelas olah telinga Vira.
"Apa beneran itu Daniel?" gumam Vira seakan tak mengenal sosok sahabat mantan suaminya itu.
Dulu Daniel adalah sosok yang hangat dan sayang sama Cello dan Celly.
"Tunggu... Tunggu... Apa maksud kamu?" jawab Teddy.
"Dengarkan baik-baik. Aku yakin saat ini kamu bersama mantan istri kamu bukan? Biarkan Vira ikut mendengar. Aku serius dengan ucapanku tadi Ted," suara Daniel di seberang.
'Hubungan macam apa yang kalian bina? Jangan buat anak-anakku jadi korban kalian,' pikir Vira berkecamuk.
'Apa ini artinya mas Teddy beneran ingin mengakhiri hubungannya dengan Daniel?' ada rasa kepo dalam benak Vira.
"Oh ya Vira. Asal kamu tahu, Teddy tak akan bisa melepaskanku. Aku lebih tahu siapa Teddy daripada kamu istrinya...ha...ha...," Daniel terbahak di ujung telpon.
Bagaimana Daniel bisa tahu aku sedang bersama ayahnya anak-anak. Batin Vira.
"Pasti kamu bertanya sekarang, kenapa aku bisa tahu semua Vira?" kata Daniel.
Hah, dia ini cenayang ya? Bisa menebak isi pikiran Vira.
"Sudahlah Daniel, aku capek. Aku mau tidur," teriak Teddy yang mulai meracau.
"Besok aku tunggu kamu di kantor. Sampai kapanpun kamu tak bisa lepas dariku sayang," kata Daniel biasa saja memanggil sayang ke Teddy tanpa peduli ada Vira.
Tak berkata apapun, Vira keluar dari rumah yang ditinggali nya selama ini.
Vira memutuskan untuk menjemput kedua anaknya yang kata Teddy berada di rumah mantan mertua.
"Sopan nggak sih aku datang jam segini?" Vira melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan menunjukkan hampir tengah malam.
"Hhhmmm nggak papalah," Vira menjawab sendiri pertanyaannya barusan.
Vira menekan bel yang ada di dekat pintu.
Lumayan lama Vira menunggu.
Badannya sudah berasa capek semua, karena seharian ini tak istirahat sama sekali.
Banyak sekali urusan yang musti Vira lakuin.
"Oh, kamu Vira," sambut mama dengan muka bangun tidur.
"Maaf Ma, gangguin malam-malam," ujar Vira.
"Kamu sendiri? Mana Teddy?" telisik mama sambil melongok keluar mencari keberadaan sang putra.
"Kamu sendiri? Tega banget si Teddy. Besok kuulek-ulek dia," kata mama gemas.
"Nggak papa Mah. Vira barusan dari rumah sakit terus ke sini," Vira memberikan alasan yang masuk akal agar mama tak bertanya lagi.
"Masuklah," suruh mama.
"Makasih Mah," Vira mengikuti langkah mama.
Vira ijin pada mama untuk melihat kedua anaknya.
"Mereka sudah tidur,' beritahu mama.
Vira membuka pintu kamar perlahan agar tak membangunkan keduanya.
Vira terharu saat melihat kedua buah hatinya memeluk erat Opa yang berada di antara mereka.
Vira menangis.
"Kok malah nangis sih?" ternyata mama melihat.
"Enggak kok Mah. Terharu saja. Segitu sayangnya papa sama Cello dan Celly," ucap Vira.
Mama mengelus pundak Vira, "Istirahatlah, pasti kamu letih" suruh mama.
"Ah, mama bisa aja," ujar Vira mencoba tersenyum meski hati berasa getir.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Like, komen n' vote yaa cintaaaa 💝
apa kabar dgn Teddy ?
turuti saja apa kata Jonathan itu Vira,masak kamu gk tahu maksud dari Andreas.
jangan2 yg ditabrak Vira dr.Jo
thanks 🥰
bener apa kata Vano, pasti nama Vira sudah diblacklist jadi gk bisa diterima di rs manapun
dan sakitmu ini karena hubungan acdc mu selama ini Teddy.
Teddy sudah dalam kendali Daniel.
Ayo Vira ngomong jujur ke orangtua Teddy tentang statusmu, jangan ditutup2i