Luna Shang Yuan adalah Ratu dari Kerajaan Shang Yuan, sebuah negeri yang makmur dan kaya raya. Di bawah kepemimpinannya, Shang Yuan mencapai puncak kejayaan, dengan rakyat yang sejahtera dan perdamaian yang terjaga. Namun, meski berada di puncak kemakmuran, hati Luna merindukan petualangan dan kebebasan. Dia memutuskan untuk melepaskan diri dari tugas kerajaan dan berkelana mengelilingi dunia.
Dengan mengenakan hanfu yang anggun dan membawa seruling serta belatinya, Luna memulai perjalanannya. Dia melintasi berbagai negeri, dari hutan belantara hingga pegunungan yang tertutup salju, bertemu dengan berbagai suku dan bangsa. Sepanjang perjalanan, Luna menggunakan suara merdunya untuk membawa kedamaian, menyembuhkan hati yang terluka, dan mengusir kegelapan yang mengancam.
Luna segera menyadari bahwa takdirnya lebih besar daripada sekadar berkelana. Luna menginspirasi banyak orang dan menciptakan legenda yang akan dikenang sepanjang masa.
[Soundtrack mp3: Indila Instrumental]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perpisahan Dengan Hewan Suci
Malam hari di Hutan Shen Hu dipenuhi oleh kedamaian dan keheningan yang menyelimuti seluruh tempat. Dalam kegelapan yang hanya diterangi oleh sinar rembulan yang menembus celah-celah dedaunan, Luna tidur bersandar pada seekor Rusa putih halus yang setia menemaninya. Suara alam yang lembut, seperti gesekan dedaunan tertiup angin malam, menambah kesan magis dan damai pada malam itu.
Cahaya bulan yang redup menyinari wajah Luna, menampilkan keanggunan dan ketenangan pada dirinya. Hanfu putih yang ia kenakan menyatu dengan bulu Rusa, menciptakan pemandangan yang memukau di tengah kegelapan hutan. Pepohonan tinggi yang menjulang di sekeliling mereka tampak seperti penjaga yang setia, memberikan rasa aman dan perlindungan. Bayangan-bayangan yang tercipta oleh sinar bulan menambah corak artistik di atas tanah berlumut.
Suara nyanyian burung malam dan derit ranting kayu menambah simfoni alam yang menenangkan. Luna, dengan rambut hitamnya yang tergerai, terlihat anggun dalam tidurnya. Tubuh Rusa putih yang halus memberikan tempat bersandar yang nyaman, melindunginya dari dinginnya malam. Udara segar yang berhembus membawa aroma hutan yang menenangkan, menciptakan aura ketenangan yang menyelimuti tempat itu. Hutan Shen Hu, meskipun berada dalam kegelapan, memancarkan rasa damai yang mendalam, seolah menjadi dunia lain yang jauh dari hiruk-pikuk kehidupan manusia. Luna dan Rusa itu menjadi satu dengan alam, menikmati momen damai seolah waktu berhenti untuk mereka.
Pagi harinya, sinar matahari yang hangat menyentuh wajah Luna, membangunkannya dari tidur lelap. Perlahan, Luna membuka matanya, mendapati wajah Sang Rusa yang setia menjaganya. Cahaya pagi yang lembut menyapu hutan, menciptakan suasana yang adem dan tenang. Angin pagi yang segar membawa aroma dedaunan dan bunga-bunga liar yang bermekaran. Luna tersenyum, merasakan kedamaian yang melingkupi sekitarnya. Ia menyapu pandangannya ke seluruh hutan, mengagumi keindahan yang terbentang di hadapannya.
Tiba-tiba, seekor burung kecil terbang rendah ke arah Luna, mendarat di depannya. Luna mengulurkan tangannya, dan burung itu hinggap di telapak tangannya. Luna tersenyum manis, mengelus bulu halus burung tersebut dengan lembut. Setelah menerima elusan penuh kasih dari Luna, burung itu terbang kembali ke langit biru, bersiul riang seolah mengucapkan terima kasih. Siulan burung tersebut melengkapi simfoni pagi yang indah, menambah kesan harmonis pada suasana hutan yang damai.
Luna duduk di samping Rusa putihnya, merasakan keajaiban pagi itu dengan penuh syukur. Hutan Shen Hu, dengan segala pesonanya, memberikan kedamaian dan kebahagiaan yang tak terhingga. Setiap hembusan angin, setiap nyanyian burung, dan setiap sinar matahari yang menembus pepohonan membawa ketenangan yang mendalam ke dalam hatinya. Pagi itu, Luna merasa seolah-olah dia adalah bagian dari alam, menyatu dengan segala keindahan dan ketenangan di sekitarnya.
Seiring berjalannya waktu, matahari siang semakin tinggi di langit, memandikan hutan dan sekitarnya dengan cahaya emas yang hangat. Rusa putih itu dengan anggun membawa Luna melalui jalur-jalur hutan yang mempesona. Setiap langkahnya begitu lembut dan harmonis, seolah-olah mereka menyatu dengan alam di sekitar mereka.
Setelah beberapa saat, mereka tiba di tepi hutan. Di sana, pemandangan menakjubkan terbentang luas di hadapan mereka. Sebuah padang rumput hijau dan subur membentang sejauh mata memandang, dihiasi oleh bunga-bunga liar yang mekar dengan penuh semangat. Langit biru cerah di atas mereka, tanpa awan sedikit pun, menciptakan kontras yang memukau dengan hijaunya hamparan rumput di bawah.
Luna turun perlahan dari punggung Rusa, merasakan tanah yang lembut di bawah kakinya. Angin siang yang lembut berhembus, membawa aroma segar padang rumput dan bunga liar yang mekar. Luna memandang sekeliling dengan tatapan kagum, matanya memancarkan sinar kebahagiaan. Di kejauhan, sebuah sungai kecil berkelok-kelok melewati padang rumput, airnya berkilauan memantulkan cahaya matahari pagi. Burung-burung dan kupu-kupu berwarna-warni menambah kesan damai dan memikat pada pemandangan tersebut.
Luna tersenyum, hatinya dipenuhi rasa syukur atas keindahan alam yang terbentang di hadapannya. Dia merasa setiap langkah yang diambilnya membawa dirinya lebih dekat dengan esensi sejati kehidupan, di mana kedamaian dan keindahan berpadu menjadi satu. "Tempat ini sungguh luar biasa," bisik Luna dengan penuh kekaguman.
Dengan kasih sayang yang mendalam, Luna mengelus kepala Rusa, merasakan keterhubungan yang mendalam dengan sahabat hewannya itu. Mereka berdua berdiri di tepi padang rumput, menikmati momen kebersamaan di tengah keindahan alam. Luna mengelus Rusa putih dengan lembut, tangannya mengusap tanduk-tanduk yang elegan, seolah berbicara dalam bahasa yang hanya mereka berdua mengerti. Dengan senyuman manis yang terukir di wajahnya, Luna berkata, "Terima kasih sudah mengantarkanku sampai di sini."
Rusa itu menatap Luna dengan mata yang penuh perasaan, terlihat senang tetapi juga sedikit sedih. Luna kembali mengelus wajahnya, mencoba menenangkan hati rusa yang setia itu. "Aku tidak bisa membawamu pergi, Hutan Shen Hu adalah tempat tinggalmu. Mengerti?" Luna berkata lembut, mencoba menenangkan hewan tersebut. Dengan penuh kasih sayang, Luna mencium dahi Rusa itu. Sentuhan hangat dari Luna seolah memberikan kehangatan dan ketenangan pada hewan itu. Mereka berdiri dalam keheningan yang penuh makna, seolah waktu berhenti sejenak untuk mengabadikan momen perpisahan yang indah ini.
Hutan Shen Hu, dengan segala keindahannya, menjadi saksi bisu dari hubungan yang tulus antara Luna dan Rusa putih yang setia. Angin siang berhembus lembut, membawa aroma segar padang rumput dan bunga liar, seolah ikut merayakan momen perpisahan yang penuh kasih ini. Luna mengambil langkah mundur, memberikan ruang bagi Rusa untuk kembali ke hutan yang menjadi rumahnya. Dengan pandangan penuh kehangatan dan rasa terima kasih, Luna melangkah menuju padang rumput, memulai bagian baru dari perjalanannya dengan hati penuh cinta dan harapan.
'dengan kekuatan bulan, akan menghukummu'
semangat terus