Dahayu gadis manis dari desa berniat mengadu nasib ke kota.untuk memperbaiki ekonomi dan juga biaya pendidikannya.namun selain itu ada hal yang lebih penting untuk dia lakukan yaitu membalaskan dendam atas rasa sakit yang ibunya terima pada seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Buah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 14
Jalanan kali ini terasa sepi,karena waktu sudah menunjukan pukul tengah malam.didalam mobil mewah tampak seorang pemuda dengan raut kusut dan kacing kemeja yang terbuka,dasi dan jas yang sudah tercampak entah kemana.
"Sial ! sial ! sial !!"umpatan berkali kali keluar dari mulut sang pemuda.
"Kenapa bisa jadi begini,tidak seharusnya mereka mencabut kerja samanya,apa yang harus kulakukan selanjutnya"setelah mengumpat dia berbicara sendiri.
"Kacau,semuanya kacau.apa yang akan kukatakan pada Papa nanti jika dia tahu"sekarang dia di Landa rasa cemas,khawatir.entah apa yang dilakukan sang Papa pada dirinya.jika tahu anak perusahaan yang dipimpinnya mengalami kerugian juga.
"Sebenarnya siapa dalang dibalik ini semua,padahal akhir akhir ini tidak ada yang mencurigakan dari semua musuh Tanoearja"lagi dia hanya bermonolog sendirian.karena dia cukup dipusingkan dengan Masalah yang menimpa perusahaan keluarganya.tak terasa lama berkendara akhirnya dia sampai rumah juga.
Diruang tamu tampak Tuan Dariano sudah menunggu kedatangan putra sulung nya,dia akan menanyakan kenapa hal serupa bisa terjadi pada perusahaan cabang yang dipimpin sang anak.
Tak berselang lama pintu utama terbuka menampilkan lelaki tampan dengan tinggi 188 cm itu.dengan menunduk dia mendekat pada sang Papa,tak perlu menjelaskan apapun sepertinya Papanya sudah tahu.
"Bagaimana bisa kecolongan seperti ini,bahkan ini lebih banyak dari kerugian dari pada kantor Pusat ?"tanya Tuan Dariano,tanpa basa basi karena melihat sang anak pulang dengan keadaan yang cukup mengenaskan.
"Maaf Pa sudah gagal melindungi kantor cabang"yang bisa dilakukan hanya menunduk tanpa berani menatap mata sang Papa.
"Sudah tahu dalangnya ?,apakah orang yang sama ?"tanya Tuan Dariano kembali,pada sang putra.
"Belum Pa,sulit ditemukan keberadaan nya.tapi aku yakin kalau ini dalangya satu orang yang sama"jelas Arthur menatap manik mata yang jika diperhatikan sama dengan seseorang.walau merasa tak nyaman dengan pikirannya dia segera menepisnya.
"Hm.lakukan apapun untuk menarik kembali investor dan lakukan kembali kerja sama yang baru"Jawab Tuan Dariano,perusahaan cabang yang sudah payah dia bangun tidak akan dia biarkan gulung tikar.
"Baiklah apapun akan kulakukan pa,kalau boleh tahu bagaimana dengan perusahaan pusat Pa.apakah sudah stabil"setelah menyanggupi perintah sang Papa,dia juga bertanya tentang perusahaan pusat dipenasaran sudah sampai kasusnya.
"Sedikit stabil para investor masih rawan.Oh ya adikmu si Taya mengalami perundungan"menjawab dan dilanjutkan dengan memberi info jika putri semata wayangnya dibully,pada sang Putra.
"Hm.aku sudah tahu,aku akan keatas dulu Pa"pamitnya pada sang Papa,setelahnya pergi menuju lift.
Sementara Tuan Dariano,melangkah pergi tapi tidak kekamarnya.menuju halaman belakang,tepatnya ujung taman yang terdapat bunga Dahayu.
"Aku merindukanmu,sungguh.mungkin kata maaf saja tidak cukup untuk semua penderitaan mu dan anak anak.bagaimana kabar mu disana,mungkin sekarang anak anak sudah dewasa dan tumbuh dengan baik "monolognya pada angin malam yang berhembus pelan.ada penyesalan yang teramat dalam dia rasakan.seandainnya semua hanya seandainya.
"Apa yang Tuan lakukan diluar malam malam begini ?"Tanya Dahayu,dia tidak sengaja melihat Tuan Dariano sedang berdiri menghadap bunga Dahayu yang sedang mekar itu.
"Tidak ada hanya sedang mencari angin,lalu kenapa kau belum tidur.bukannya ini sudah waktu jam tidurnya para maid"tanya Tuan Dariano pasalnya jam ini sudah waktunya jam tidur para maid.
"Sama dengan Tuan aku juga sedang mencari angin,karena belum mengantuk dan tidak tahu akan melakukan apa"jawab Dahayu lagi sambil menatap Tuan Dariano dari samping.aroma tubuh bapaknya tidak pernah berubah masih sama seperti dulu.