NovelToon NovelToon
Bangkitnya Jiwa Beladiri Tertinggi.

Bangkitnya Jiwa Beladiri Tertinggi.

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Roh Supernatural
Popularitas:110.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Jin kazama

Feng Yan seorang pemuda yang tadinya di anggap jenius telah membangkitkan jiwa beladiri berupa manik hijau misterius yang tidak pernah di kenali dan tidak memiliki tingkatan kualitas sehingga semua orang mulai memandang rendah dirinya. dari yang tadi jenius yang di puja kini berubah menjadi sampah yang di pandang rendah.

tahun demi tahun berlalu. Feng Yang tidak pernah berputus asa hingga suatu hari dia kembali dengan kekuatan yang luar biasa. dia bangkit dengan kekuatan yang menggemparkan Dunia.

ikuti terus perjalanan Feng Yan untuk menjadi yang terkuat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23. Darah Harus Di Bayar Dengan Darah.

Bab 23. Darah Harus Di Bayar Dengan Darah.

Feng Yan melangkah masuk ke dalam rumah dengan jantung yang berdebar kencang. Hatinya diselimuti oleh campuran perasaan yang begitu rumit rasa takut, cemas, dan sedikit nostalgia.

Di setiap sudut rumah ini, ia bisa merasakan kehangatan masa kecilnya. Dinding-dinding yang pernah ia sentuh, ruangan-ruangan yang dipenuhi canda tawa keluarga, semuanya masih tampak seperti yang ia ingat.

"Sudah 4 tahun, dan semuanya masih sama seperti terakhir kali aku pergi," Gumamnya, suaranya dipenuhi oleh kerinduan.

Dia berjalan pelan, seolah takut mengganggu kenangan yang tersembunyi di balik setiap sudut rumah. Ada perasaan tenang yang berusaha menyeruak, namun tidak dapat mengalahkan rasa cemas yang terus menghantuinya.

Matanya menyusuri ruangan, terhenti pada sebuah meja kayu di tengah ruangan. Meja itu dulunya selalu dipenuhi oleh makanan yang dibuat oleh ibunya. Dia ingat bagaimana mereka selalu berkumpul di sana, tertawa, berbagi cerita. Tapi sekarang, meja itu kosong, sepi, dan dingin, seperti bayangan dari masa lalu yang tak lagi nyata.

Perasaan asing menyerang dadanya. Meski tempat ini penuh dengan kenangan indah, ia tidak bisa menahan rasa takut yang membayangi pikirannya. "Apakah semuanya benar-benar masih seperti dulu? Apakah keluarga ini masih utuh?" pikirnya, berusaha menenangkan gejolak di dalam dirinya.

Feng Yan mendesah panjang, berusaha mencari kekuatan dalam nostalgia yang dirasakannya. Namun, di balik semua itu, ada sesuatu yang lebih besar, kekhawatiran tentang keluarganya yang tidak bisa dia abaikan. "Aku harus segera menemui mereka. Aku harus menanyakan apa yang terjadi secara detail," Tekadnya semakin menguat, meskipun hatinya terus diselimuti oleh perasaan yang belum bisa ia uraikan sepenuhnya.

Feng Yan berdiri di tengah ruang tamu, matanya menyusuri setiap sudut rumah yang familier. Namun, bayangan kenangan tentang ibunya terasa samar dan menyakitkan. Ibunya pergi tanpa pamit.

Dia hanya ingat sosok lembutnya saat berusia lima tahun, momen ketika ibunya mengajarinya membuat kue sederhana dan menari-nari di sekitar dapur, tertawa ceria. Namun, setelah itu, ingatannya menjadi kabur, ditutupi oleh misteri yang tidak bisa dia pecahkan.

Ketika ibunya pergi, seolah seluruh dunia Feng Yan runtuh. Semua orang di sekitar, termasuk ayahnya, bersikap diam, seolah menyembunyikan sesuatu. Setiap kali Feng Yan berusaha bertanya tentang ibunya, ayahnya hanya akan menjawab dengan nada tenang,

“Ibumu harus pergi ke tempat yang jauh dan akan kembali suatu hari nanti.”Jawaban itu terasa seperti penghiburan yang tidak memuaskan, meninggalkan Feng Yan dengan rasa tidak pasti dan kerinduan yang mendalam.

Dia menghabiskan bertahun-tahun menunggu, berharap suatu hari ibunya akan kembali, namun harapan itu perlahan-lahan memudar. Setiap kali dia mengingat wajah ibunya, dia merasa seolah kehilangan sebagian dari dirinya.

Ayahnya, meskipun mencintainya, tidak pernah membahas ibunya lebih jauh. Feng Yan sering kali menangis di malam hari, bertanya-tanya mengapa orang dewasa tidak pernah jujur tentang hal yang paling penting dalam hidupnya.

“Kenapa semua orang diam?” pikirnya dalam hati, saat kembali ke rumah ini setelah empat tahun pergi. Kesedihan dan kebingungan melanda hatinya. Dia merindukan ibunya, namun saat yang sama, dia merasakan ketidakadilan dalam sepi yang mengelilinginya. Kenapa mereka tidak bisa berbicara tentangnya?

Sambil berjalan melintasi ruang tamu, dia merasakan kehadiran ibunya di setiap sudut, seperti hantu yang terus membayanginya.

“Aku harus tahu kebenarannya,” Tekadnya mulai tumbuh seiring dengan rasa sakit yang ia rasakan. Meskipun ayahnya berusaha melindunginya, Feng Yan tahu dia tidak bisa terus hidup dalam kegelapan. Dia harus menemukan jawaban atas kehilangan yang membekas dalam jiwanya.

Dengan setiap langkah, semangatnya semakin membara. Dia akan menyelidiki kebenaran di balik kepergian ibunya, tidak peduli betapa menakutkannya itu. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan membiarkan misteri ini menguasai hidupnya, dia akan berjuang untuk mendapatkan kebenaran yang telah lama disembunyikan.

Namun saat ini, hal yang paling penting bagi Feng Yan adalah memastikan keadaan keluarganya. Dia harus melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana kondisi ayah tercintanya, Feng Han, dan juga sepupunya, Feng Tian, yang selalu ia sayangi. Dia sama sekali tidak pernah membenci para sepupunya. Itu karena dia menyadari jika saati itu dia memang sangat lemah.

Kekhawatiran menyelimuti hatinya, berdesir seperti angin dingin saat ia melangkah menuju sebuah ruangan di mana semua anggota keluarga dirawat.

Setiap langkah terasa semakin berat. Feng Yan bisa merasakan ketegangan di udara, dan suara bisikan lembut dari percakapan yang teredam membuat jantungnya berdegup kencang. Bagaimana kondisi mereka?Separah apa lukanya? Rasa cemas menggumpal di dadanya, membuatnya hampir tidak bisa bernapas.

Saat ia membuka pintu ruangan, pandangannya langsung tertuju pada ayahnya, Feng Han, yang duduk di sudut ruangan, wajahnya tampak lelah dan penuh beban. Matanya yang biasanya cerah kini tampak redup, seolah terbenam dalam pikirannya sendiri.

Di sampingnya, Feng Tian terbaring di tempat tidur, wajahnya pucat dan tubuhnya dibalut perban. Melihat sepupunya yang kuat itu dalam keadaan lemah, hati Feng Yan terasa hancur. Dia ingin berlari menghampiri mereka, tetapi kakinya seolah terpaku di tempat.

“Ayah…” suaranya lirih, hampir tak terdengar. Dia berusaha untuk menahan air mata yang mulai menggenang di matanya.

Feng Yan berlutut di depan Feng Han, menundukkan kepala dengan penuh rasa hormat. Suaranya bergetar saat ia mengucapkan kata-kata yang penuh penyesalan.

"Ayah, anakmu yang tidak berbakti telah kembali. Maaf karena aku harus pergi selama 4 tahun meninggalkan rumah."

Meskipun seluruh tubuh Feng Han sakit luar biasa, gemetar karena kebahagiaan yang tak terhingga, ia merasakan kehadiran Feng Yan yang kini telah tumbuh menjadi pemuda gagah. Feng Han memandang putranya yang dulu kecil, kurus, dan ragu-ragu, kini berdiri di depannya dengan tubuh tegap dan mata yang menyimpan ketegasan tak terbantahkan sebagai seorang laki-laki.

Seketika, air mata Feng Han pecah. Dia ingin memeluk putranya, tetapi kondisinya tidak memungkinkannya untuk melakukan hal itu.

“Yan'er…” Suaranya bergetar, mengandung rasa syukur dan kasih sayang yang mendalam.

“Kau telah tumbuh menjadi pria yang luar biasa. Tidak ada yang lebih membuatku bahagia selain melihatmu kembali.”

Feng Yan mengangkat kepala, menatap ayahnya dengan mata penuh harap dan cinta.

“Aku berjanji akan berjuang untuk keluarga kita. Aku tidak akan membiarkan semua ini terus berlanjut.” Dia melihat kondisi ayahnya yang sangat parah.

Feng Han mengangguk, matanya masih dipenuhi air mata kebahagiaan.

"Hahaha Ayah tidak apa apa. Jangan khawatir ini hanya luka kecil.”

Mendengar itu tubuh Feng Yan semakin bergetar hebat antara marah dan menyalahkan diri sendiri. Andai saja dia ada di tempat, ini semua tidak akan terjadi.

Apanya yang tidak apa apa. Apanya yang luka kecil. Dantiannya hancur. Organ dalam terluka parah dan seluruh tulang semua patah. Dan ini masih di sebut luka kecil. Sungguh alasan konyol.

Di sisi lain semua orang diam, para paman pamannya yang lain juga diam, mereka membiarkan ayah dan anak itu bernostalgia untuk saat ini.

Kemudian pandangan matanya beralih ke Feng Tian, seketika nafasnya tercekat. Saat ini kondisi Feng Tian bahkan jauh lebih buruk, Dantiannya juga di hancurkan, keduanya tulang kakinya remuk dan tidak berfungsi sama sekali, tulang yang lain juga semuanya patah.

Dia hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur, wajahnya pucat dan tubuhnya dibalut perban. Melihat sepupunya yang dulunya penuh semangat kini terkulai dalam keadaan tidak berdaya, hati Feng Yan terasa hancur.

Kedua saudaranya yang lain Feng Zhen. Feng Chen meskipun tidak separah Feng Tian, tapi tulang mereka semuanya juga patah dan dantian mereka retak. Kutvitasi mereka anjlok ke tingkat pembangunan fisik level 9.

Tapi dia segera mengerutkan kening, dia tidak melihat Feng Xiao Lan. Saudari perempuannya. Dimana dia? Kenapa tidak ada? Tapi Feng Yan segera mengesampingkan hal itu. melihat bagaimana parahnya kondisi keluarganya dan orang orang yang menyakitinya kemarahan yang luar biasa dahsyat langsung menyelimuti hatinya.

Matanya kini berwarna merah darah. Aura kekerasan dari binatang buas mitos pun merembes keluar.

BOM!

Jiwa beladiri Naga Hijau dan Gajah Prajna dengan 9 bintang pun langsung bersinar terang menyelimuti ruangan. Aura yang begitu hebat menyebar di udara membuat seluruh bangunan bergetar hebat. Kekuatan dari kultivator tingkat 7 tahap kesengsaraan langsung meletus dari tubuhnya. Tidak ada niat pembunuh yang keluar. Hanya kemarahan yang berusaha mati matian dia redam.

Ling Zilan juga hanya terdiam dan tidak tahu harus berbuat apa. Jika dia di posisi Feng Yan mungkin dia juga akan melakukan hal yang sama. Bahkan amarahnya mungkin lebih parah dari itu.

Kembali ke Feng Yan saat di tengah tengah perjuangannya meredam amarahnya yang semakin naik. Manik hijau di dalam tubuhnya bergetar. saat itu tubuh Feng Yan bersinar dengan cahaya hijau keemasan yang langsung membuatnya tenang. Emosinya perlahan mereda.

Seluruh anggota Cabang keluarga Feng langsung heboh. Antara ngeri, takut tapi juga takjub. Semua orang bisa merasakan tingkat kekuatan Feng Yan saat ini sangat tinggi yaitu tingkat 7 tahap kesengsaraan. Dan juga membangkitkan Jiwa beladiri Ganda. yaitu dua hewan buas yang sangat mengerikan.

Tidak ada yang menyangka bahwa pemuda yang pernah mereka kenal sebagai anak kecil yang biasa saja kini telah kembali dengan kekuatan yang begitu dahsyat.

Feng Han dan para paman Feng Yan tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Meski tubuh Feng Han lemah dan penuh luka, matanya bersinar penuh harapan.

Dengan Feng Yan, jenius tak tertandingi yang telah tumbuh dengan kekuatan luar biasa, Cabang Keluarga Feng mungkin akhirnya bisa bangkit kembali dari kehancuran yang nyaris mereka alami.

“Yan'er kau benar-benar membuktikan dirimu,” Ucap Feng Han, suaranya penuh dengan kebanggaan. “Denganmu di sini, tidak ada yang bisa meremehkan keluarga kita lagi.”

Para paman Feng Yan saling berpandangan, wajah mereka penuh harapan dan keyakinan baru. Dengan kehadiran Feng Yan, masa depan yang sempat suram kini tampak cerah kembali. Mereka yakin bahwa dengan kekuatan Feng Yan, Cabang Keluarga Feng bisa kembali mendapatkan kehormatan dan kejayaannya.

Feng Yan, yang berdiri dengan penuh percaya diri, merasakan beban di pundaknya semakin ringan. Dia telah kembali, dan bukan dengan tangan kosong. Dia membawa kekuatan, tekad, dan kebanggaan untuk melindungi keluarganya. Ini adalah janjinya kepada dirinya sendiri, untuk memastikan bahwa keluarganya akan bangkit kembali dari keterpurukan dan tidak akan ada yang berani menyentuh mereka lagi.

Dengan tatapan tajam dan sikap penuh kebanggaan, Feng Yan mengangguk kepada semua orang di ruangan itu. “Aku telah kembali,” Gumamnya pelan namun penuh keyakinan.

"Ayah sekarang ceritakan secara detail apa yang sebenarnya terjadi. Jangan ada yang di sembunyikan lagi." Kata Feng Yan dengan tegas.

Mendengar itu Feng Han hanya bisa menghela nafas panjang. Jelas bahwa beban yang ia pikul sangat berat. “Ini semua… ada masalah besar di Keluarga Cabang Klan Feng. Feng Tian terlibat dalam sebuah konflik yang sangat serius,” jelasnya, suaranya serak.

“Dan kami semua telah berjuang untuk melindungi keluarga kita.”

Feng Yan merasa bingung, mencoba memahami situasi yang terjadi. “Konflik? Apa maksudnya?”

Feng Han menatapnya dengan dalam. “Itu semua dimulai ketika Feng Tian jatuh cinta pada seorang jenius yang juga menjadi target perhatian keturunan utama Klan kita. Mereka tidak terima dan menganggapnya sebagai Penghinaan. Itu sebabnya mereka melakukan ini padanya dan keluarga kita.”

Mendengar kata-kata itu, hati Feng Yan terasa seperti terjepit. Rasa sakit dan ketidakadilan itu terasa sangat berat. Amarahnya langsung membludak saat itu juga.

“Penghinaan! Penghinaan apa? Para Bajingan itu sudah melangkah terlalu jauh. Kita tidak bisa membiarkan mereka merusak keluarga kita lebih jauh lagi!”

Suara menggelegar bagaimana guntur yang mengejutkan semua orang. Bahkan Feng Han juga terpana seolah dia tidak bisa lagi mengenali putranya. Tapi satu hal yang dia tahu. Dia marah karena dia sangat menyayangi keluarganya.

Seketika rasa bersalah langsung menyelimuti hati Feng Han. Entah seberat apa perjuangan anaknya selama empat tahun ini hingga bisa tumbuh menjadi sosok yang begitu kuat tanpa rasa takut pada apapun yang ada di Dunia ini.

Feng Yan mengepalkan tangannya erat erat. Tapi dia sadar saat ini ya g paling penting adalah memulihkan kondisi semua orang. Banyak sekali hal yang Feng Yan tanyakan pada Ayahnya.

Setelah menghela nafas panjang Feng Yan pun mengedarkan energi Qi yang ada di dalam dantiannya dan manik hijau yang secara otomatis membantunya. Dia langsung mengeluarkan salah satu kemampuannya yaitu Cahaya Pemulihan Ilahi.

Dengan kemampuan ini, Feng Yan bisa memancarkan cahaya yang mampu menyembuhkan penyakit, memulihkan organ tubuh yang rusak, dan mempercepat regenerasi makhluk hidup secara luar biasa.

Cahaya hijau keemasan menyebar memenuhi ruangan. seketika itu juga vitalitas yang begitu besar meresap ke dalam tubuh semua orang, menyembuhkankan setiap luka yang meraka derita. yang paling terkejut adalah Feng Han dan ketiga sepupunya. mereka merasakan cahaya hijau itu meresap ke dalam tubuh mereka.

Menyembuhkankan organ tubuh mereka yang rusak hingga benar benar pulih seolah itu tak pernah terluka sedikitpun. Tulang mereka yang yang patah juga mulai tersambung kambali. Terutama bagi Feng Tian yang merasakan perasaan luar biasa saat organ dalamnya di sembuhkan. Saat tulang tulang ya yang patah di susun ulang.

Saat Tulang kakinya yang benar benar hancur dan remuk mulai tersusun kembali secara ajaib. Bukan hanya itu Dantiannya yang hancur juga perlahan di pulihkan. Feng Yan juga langsung menyerap energi dari alam sekitar agar cahaya hijau keemasan itu bersinar lebih terang sehingga efek pemulihannya menjadi lebih cepat.

Dan benar saja, hanya dalam waktu 15 menit. kondisi semua orang telah pulih bahkan kondisinya jauh lebih baik dan lebih kuat. Feng Tian langsung tak kuasa menahan tangisannya. Dia mengira dirinya akan akan lumpuh dan menjadi orang tidak berguna untuk selamanya. begitu juga dengan saudara Feng Zhen dan Feng Chen. Mereka kira mereka akan menjadi sampah yang tidak berguna seumur hidup mereka.

Tapi kini saudara mereka Feng Yan telah kembali, saudara mereka yang telah menjadi kesedihan dan penyesalan terdalam mereka telah kembali. Bukan hanya dengan tingkat kekuatan yang mengerikan tapi juga dengan memberikan neraka harapan dan kesempatan kedua untuk hidup. Ini merupakan jasa yang tidak akan pernah mereka lupakan sampai meraka mati. dengan segera ketiga saudara itu bangkit dan ingin berlutut di depan Feng Yan.

Hal yang sama juga ingin di lakukan oleh Feng Han dan para pamannya yang lain. Mereka tidak lagi peduli lagi masalah harga diri. Feng Yan telah menyembuhkan mereka bahkan membuat kekuatan mereka naik menjadi lebih kuat dari sebelum mereka terluka.

Memulihkan dantian yang hancur sama saja dengan memberikan nyawa kedua pada mereka.Tapi saat tubuh meraka akan bergerak Feng Yan segera menekan mereka semua dengan tekanan gravitasi yang membuat tubuh mereka tidak bisa bergerak.

Feng Yan berkata dengan pelan

"Kita semua adalah keluarga, tidak perlu ada hal semacam balas budi atau apalah itu." Kata Feng Yan sambil sambil tersenyum lembut.

Tapi dalam hati, amarah Feng Yan mendidih. Siapapun! Siapapun yang berani menyentuh keluarganya, harus bersiap siap untuk menghadapi amarahnya. mereka membuatnya seluruh keluarganya terluka dan berdarah darah. Bagaimana hal semacam ini bisa dia biarkan begitu saja. Ini tidak akan berakhir meskipun dalang dari keluarga utama berlutut dan meminta maaf padanya.

"Keluarga Utama Klan Feng, tunggu kedatanganku, darah harus di bayar dengan darah." Ucapnya dingin.

1
Chu Wielan Sheng
kalo bisa 1000 penonton ngobrol,jd asik kayak acara mama rempong😂😂😂
Chu Wielan Sheng
pertarungan mode anak SMK
Stanjo Manggarai 18
terlalu bertele-tele thor. bisa gak untuk bikin yg lebih simpel gitu
Stanjo Manggarai 18
thor cerita nya udah bagus banget cuma terlalu bertele-tele
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: di bab selanjutnya udh mulai di perbaiki🙏🙏soalnya masih pemula..
total 1 replies
Xpresy Ponsel
Luar biasa
Maz Tama
mantap Thor..lanjutt
Maz Tama
tumben kayaknya panjang nih chapter
Zainal Tyre
adu tanding ini aja sdh berapa episode
terlalu lama bulet di sini aja hadeh lebih baik cabut by by by
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: silahkan cabut dan cari novel yang sesuai dengan yg anda mau .atau anda bisa membuat novel anda sndri dan silahkan baca sendiri
total 1 replies
Ban Jar
lanjutkan Thor nanggung
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: hahahaha
total 1 replies
Zainal Tyre
kalo tdk ada MCnya di percepat aja thor kelamaan jd di scrol² aja tdk dibaca
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: sabar...semua ada prosesnya..silahkan baca dan nikmati saja..happy reading guys...
total 1 replies
Maz Tama
mantap Thor... semoga bisa rutin update nya
Umar Muhdhar
3
Umar Muhdhar
2
Umar Muhdhar
1
Maz Tama
lanjut thor
M aman Santoso
Luar biasa
ibnu zaenal
kl terus bertele-tele malas bacanya
ibnu zaenal
bertele-tele thor
ibnu zaenal
agak d peringkat kata 2nya jgn terlalu bertele-tele
Maz Tama
ok lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!