Sekuel dari TOBATNYA SANG KETUA MAFIA.
Note: JANGAN NUMPUK BAB YA🚫
NOVEL INI MENGGUNAKAN HITUNGAN RETENSI❗
Velicia yang dikenal sebagai ratu mafia berusaha kabur dari perjodohan yang dilakukan oleh sang ayah, Dave Allen. Ia benci saat memikirkan akan menghabiskan sisa hidupnya dengan Darren si penjahat kelamin.
Velicia terpaksa bersembunyi di dalam masjid dan mengenakan sesuatu yang begitu asing baginya. Hingga akhirnya ia dipertemukan dengan seorang laki-laki yang ia ketahui merupakan seorang ustadz.
"Astagfirullah! Kamu ... setan atau bidadari!" kaget seorang pria tampan dengan wajah bersinar. Saat itulah, pertama kalinya Velicia merasakan jantungnya berdegup tak biasa.
Ia akan membuat laki-laki itu jatuh cinta padanya kemudian memanfaatkannya demi memenangkan lahan milik warga yang menjadi incarannya sekaligus membuktikan eksistensinya sebagai ratu mafia.
Namun, akankah niat Velicia itu berhasil?
Atau ... senjatanya justru akan makan tuan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ratu 20
"Ayo." Zayn duduk di hadapan Velicia. Merentangkan lekar atau meja untuk meletakkan Al Qur'an.
"Kita mulai dari surah Al Fatihah ya. Dimana surah ini juga di sebut sebagai induknya Al Quran. Ummul kitab, pembuka. Segala hal yang ada dalam Al Qur'an terangkum di surah ini. Bahkan, benar atau tidaknya solat kita, di terima atau tidaknya solat kita. Semua berawal dari benar atau tidaknya kita dalam membaca Al Fatihah. Rosulullah pun mengatakan bahwa Al Fatihah adalah surah yang paling agung," tutur Zayn dengan lembut dan senyum hangatnya. Semenjak Velicia bertekad mempelajari agamanya lebih dalam, sang ustad selalu menatap Velicia dengan penuh kekaguman.
"Waw, luar biasa sekali," sahut Velicia yang mulai merasa risih dengan cara Zayn menatapnya. Pandangan pemuda itu terlihat penuh binar cinta, Velicia takut terhanyut sepertinya. Padahal sejak awal dirinya yang berniat memikat pemuda itu agar terjebak dalam pesonanya. Namun, teori tinggal teori. Praktek tidak semudah bayangan serta rancangan dari yang ia rencanakan.
"Masyaallah, bukan waw," ralat Zayn. Pemuda ini terus tersenyum. Membuat Velicia mati gaya. Entah kemana perginya keberanian dia beberapa hari yang lalu?
"Hum, iya."
"Perhatikan dulu, baru ikuti," titah Zayn. Kemudian dirinya membaca surah tersebut dengan irama yang mudah di ikuti oleh istrinya.
Lima kali Velicia mengulang, tetap saja Zayn terus mengkoreksinya. Lama-lama gadis itu geram juga.
"Kok salah terus sih!" protesnya.
"Bukan salah, tapi belum tepat," kata Zayn.
"Kau sengaja kan!"
Zayn hanya tersenyum menanggapi kemarahan Velicia. "Coba sekali lagi, yuk. Kalau kali ini bener, aku ajak jalan-jalan kita makan ketoprak," kata Zayn.
Mendengar kalimat itu, seketika kedua mata Velicia berbinar. Sudah lama rasanya dia tidak keluar dalam artian refreshing. Apalagi Zayn akan mengajaknya naik motor. Mungkin Velicia bisa memohon pada suaminya agar mengijinkannya untuk mengendarai benda tua itu. Velicia merindukan aroma debu dan angin jalanan di malam hari.
Velicia berupaya keras agar bacaannya sempurna. Dan, gadis itu mencapainya. Zayn benar-benar kagum dengan daya tangkap Velicia yang super cepat itu. Ia yakin jika istrinya ini bisa menghafal Al Qur'an dalam waktu yang cepat pula. Zayn harap Velicia mau menjadi penghafal sekaligus penjaga Al Qur'an.
"Shodaqollahul adzim ...."
"Masyaallah. Alhamdulillah. Kamu berhasil, Zahra. Aku bangga sekali sama kamu," puji Zayn dengan tulus.
"Ayo, jalan-jalan!" Velicia langsung bangkit dan membuka mukenanya. Hal itu menyebabkan Zayn reflek menutup matanya. Bagaimana tidak, kalau saat ini Velicia mengenakan pakaian kurang bahan itu lagi.
"Astaghfirullahal adzim." Zayn hanya bisa memalingkan wajahnya sambil mengusap dada. Berharap imannya kuat hingga takdir menentukan nasibnya.
"Maaf, aku tidak suka pakai baju panjang. Kamarnya panas," jelas Velicia tentang kenapa dirinya berpakaian serba terbatas. Baginya ini biasa, karena Velicia pernah tinggal di luar negeri. Semua perempuan di sana bebas menentukan gaya berpakaian mereka. Tidak ada yang mengaturnya.
"Zahra, saya minta tolong. Lain kali beri peringatan dulu. Saya kan kaget. Saya mungkin saja bisa menahan diri, tapi syahwat saya? Saya tidak jamin mampu menaklukkannya," tutur Zayn tanpa menoleh sedikit pun ke arah istrinya itu. Hingga ia tak melihat bagaimana air muka Velicia saat ini.
Gadis itu tertegun mendengar kalimat yang di ucapkan oleh Zayn. "Apa sebahaya itu, efek dari cara berpakaiannya?" pikir Velicia, dengan kening berkerut heran.
"Maaf ya. Semua ini hanya demi kebaikanmu, Zahra. Aku tidak akan meminta hakku sampai ingatanmu pulih dan kau menerima pernikahan ini," kata Zayn lagi. Ia pun keluar kamar. Velicia mengerjap ketika pintu tertutup dan bayangan suaminya telah menghilang.
*
*
Zayn meminta ijin pada ummi dan abinya karena akan membawa Velicia keluar rumah.
"Jangan lama-lama. Angin malam itu tidak baik," pesan Arumi pada putranya yang senyum-senyum tak jelas itu.
"Lama juga tak apa. Mereka sudah halal. Sudah sana pacaran!" usir Max dengan senyum penuh arti ke arah Arumi.
"Lagi di tambal, Zi. Ummi Bobo duluan ya." Arumi melambaikan tangan pada saat meninggalkan suaminya sendiri di rumah tamu. Max kini bagaikan bunga yang layu sebelum berkembang.
Sementara itu di pekarangan. Velicia dan Zayn tengah berdebat siapa yang akan mengendarai kendaraan roda dua tua tersebut.
"Oke kalau kamu yakin bisa bawa motor. Tapi ini motor kopling, Zahra." Zayn benar-benar kesulitan. Istrinya adalah wanita keras kepala.
"CK. Si tuan tampan ini belum tau saja kalau aku itu joki jalanan," batin Velicia.
Pada akhirnya, gadis bercadar itu pun menang. Zayn harus pasrah berada di boncengan belakang.
"Pegangan!"
"Hah, apa?"
Velicia mulai menyalakan mesinnya dan ...
Wreenggg!!
"Allahuakbar!"
aku tak otw ke lapak papa Dave 🤭