NovelToon NovelToon
Jangan Tuduh Aku Selingkuh

Jangan Tuduh Aku Selingkuh

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Penyesalan Suami
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Puput

Arnav yang selalu curiga dengan Gita, membuat pernikahan itu hancur. Hingga akhirnya perceraian itu terjadi.
Tapi setelah bercerai, Gita baru mengetahui jika dia hamil anak keduanya. Gita menyembunyikan kehamilan itu dan pergi jauh ke luar kota. Hingga 17 tahun lamanya mereka dipertemukan lagi melalui anak-anak mereka. Apakah akhirnya mereka akan bersatu lagi atau mereka justru semakin saling membenci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

Setelah sekian lama, mereka berdua akhirnya bertemu. Rasa rindu itu memang telah menggunung tapi lagi-lagi kerasnya ego mereka menutupi semuanya.

Gita menarik Vita agar bergeser. Dia duduk di sebelah Arvin dan memeluknya. "Kenapa kamu tidak bilang kalau nama kamu Arvin? Kamu sudah besar sekarang. Mama kangen sekali sama kamu. Maaf, Mama tidak pernah merawat kamu." Air mata itu mengalir begitu saja di pipinya. Setelah 17 tahun lamanya akhirnya dia bertemu lagi dengan putranya.

Arnav hanya menatap pelukan mereka. Dia tahu, mereka saling merindukan. Setidaknya dia masih punya hati untuk tidak melepas pelukan itu. Tapi saat dia menatap Vita yang ada di sebelah Gita, dia teringat lagi dengan Gibran.

"Jadi dia anak pertama kamu bersama Gibran?"

Mendengar pertanyaan itu, seketika Gita melepas pelukannya dan menatap Arnav. Sudah 17 tahun berlalu tapi Arnav masih saja membahas Gibran. "Gibran? Bagaimana mungkin kamu menganggap dia anak Gibran?"

"Setelah kita bercerai, kamu ke luar kota dan menikah dengan Gibran. Lalu kamu hamil dan punya anak dengan dia."

"Kamu jadi orang benar-benar menyebalkan! Sok tahu! Dan gak pernah berpikir panjang! Selalu saja mendahulukan emosi!"

Arvin yang duduk di antara mereka kini berdiri. Dia membisikkan sesuatu pada Pak Heru yang terlihat bingung mendengar pertengkaran itu. "Pak, maaf. Sebenarnya saya dan Vita hanya ingin mempertemukan kedua orang tua kita. Saya benar-benar minta maaf."

Pak Heru tersenyum dan menepuk bahu Arvin. "Maaf, Bapak Ibu, ini bukan tempat untuk bertengkar. Saya mengundang Bapak dan Ibu ke sini untuk membahas Arvin dan Vita."

"Vita, kalian kakak beradik. Tidak boleh pacaran!" kata Gita.

"Arvin, meskipun kamu dan Vita beda ayah tapi kalian berdua tetap saudara satu ibu."

Emosi Gita kembali terpancing. Dia menatap tajam Arnav. "Tidak apa-apa kamu lupakan perbuatan kamu sebelum kita cerai, tapi harusnya kamu juga ada ikatan batin sama Vita!"

"Kenapa kamu bilang seperti itu? Memang dia anakku? Kalau iya, kenapa kamu tidak bilang sama aku dan lebih memilih ditemani Gibran?"

Gita mengepalkan tangannya. Ingin sekali dia menampar orang yang ada di sampingnya itu. "Karena kamu sudah mengambil Arvin jadi aku tidak mau kamu mengambil Vita dariku. Aku bisa membesarkan dia sendiri."

"Tapi aku tahu foto kamu bersama Gibran di rumah sakit. Bahkan Dokter sendiri yang bilang kalau Gibran suami kamu."

Gita tersenyum miring. "Jadi kamu memata-mataiku. Tapi sayang info yang kamu dapat itu salah. Kita bercerai bulan Februari sedangkan Vita lahir akhir bulan Agustus di tahun yang sama. Kamu bisa hitung sendiri. Katanya kamu direktur utama yang hebat. Jangan bodoh menghitung bulan lahir. Vita juga tidak lahir prematur."

Arnav terdiam beberapa saat. "Jadi sebelum cerai kamu sudah hamil anak Gibran?"

Tuduhan itu kembali menyakiti perasaannya. Seketika Gita menjauh dari Arnav dan duduk di sebelah Vita. Dia diam menahan rasa sakit itu lagi. Bahkan sampai detik ini Arnav tidak pernah percaya dengannya.

"Papa tega ngomong kayak gitu sama Mama!" Arvin kembali duduk di sebelah papanya. "Papa tidak punya perasaan!"

"Mama." Vita memeluk mamanya dari samping. Dia tahu sekarang hati mamanya pasti sangat terluka. "Maaf, Ma. Aku dan Kak Arvin merencanakan pertemuan ini tapi aku tidak menyangka kalau Papa belum berubah. Tidak apa-apa kalau Papa tidak menganggapku anak tapi tolong jangan tuduh Mama selingkuh. Selama ini Mama tidak pernah melakukan hal itu."

"Papa harusnya paham kenapa nama Vita itu Arvita, karena Vita itu anak Papa. Tidak ada yang menggantikan tempat Papa di hati Mama," kata Arvin.

"Arvin, sudah biarkan saja, yang penting Mama sekarang sudah bertemu kamu," kata Gita.

Arnav tak bicara apapun lagi. Perasaannya bercampur menjadi satu. Entah dia harus percaya pada siapa. Dia benar-benar ragu dengan kenyataan ini.

"Kalau Papa terus seperti ini, aku mau tinggal saja sama Mama," kata Arvin.

"Ya sudah tidak apa-apa. Maaf Pak Heru, saya ada meeting hari ini. Saya tidak bisa berlama-lama. Apapun keputusan Pak Heru menghukum Arvin, saya bisa terima. Saya serahkan masalah ini pada Pak Heru. Terima kasih." Kemudian Arnav berdiri dan keluar dari ruang BK itu.

"Papa!" Vita segera berdiri dan menyusul langkah jenjang papanya. "Papa!"

Awalnya Arnav tak menggubris panggilan itu tapi karema Vita tak juga menyerah, akhirnya Arnav menghentikan langkah kakinya. Dia kini membalikkan badamnya dan menatap Vita.

"Papa." Vita mengambil buku novel milik mamanya yang dia bawa lalu dia berikan pada papanya. "Papa tidak apa-apa tidak menganggapku anak. Tapi tolong Papa percaya dengan Mama. Mama tidak pernah mengkhianati Papa. Mama sangat mencintai Papa sampai sekarang. Tolong akhiri kesalahpahaman ini. Sudah cukup penderitaan Mama selama ini."

Arnav tersentuh mendengar permintaan Vita. Benarkah Vita memang anak kandunganya? Betapa jahat dirinya jika hal itu memang benar.

"Papa baca novel ini ya. Novel ini Mama sendiri yang menulis. Semoga Papa bisa mengerti betapa besar perasaan Mama buat Papa hingga Mama lebih memilih membesarkanku seorang diri. Aku juga ingin Papa tahu, betapa menderitanya Mama selama ini atas tuduhan Papa itu." Vivi menghapus air matanya yang tiba-tiba menetes begitu saja. Dia membalikkan badannya lalu pergi meninggalkan papanya.

Arnav melihat novel tebal yang sekarang ada di tangannya, lalu dia masuk ke dalam mobilnya. Dia duduk di kursi pengemudi setelah melempar novel itu. "Kenapa hatiku ikut sakit melihat Vita menangis." Kemudian dia melajukan mobilnya menuju kantor.

Setelah sampai di kantor, Arnav duduk di kursi kebesarannya sambil menatap novel yang sekarang ada di mejanya. "Baca tidak?"

Akhirnya Arnav mulai membaca novel itu selembar demi selembar. Bahkan dia menyuruh Andre untuk tidak mengganggunya sama sekali dan mengurus semua pekerjaannya.

Halaman demi halaman dia baca dan dia resapi. Hingga akhirnya air mata itu terus menetes tak bisa berhenti.

Gita, maafkan aku ....

1
Din Raga
Lumayan
Risma Waty
Ok..langsung cuzzz
scala sora
😎😎😎
scala sora
mulaiiii....
scala sora
jealous e kumat 😝
scala sora
eng i eng...
scala sora
ayoooo gaskeun pak arnav, sat set kejar cintamu ❤
scala sora
jeng jeng.... 😱
scala sora
salah tompo meneehhhh.... 😥
Anita Nita
gak seru thor berliku2 ceritanya
Anita Nita
thoor pertemukan kembali shaka sama vita
Pepe Black Street
lnjt S2 kak
Tri Arrum
Luar biasa
Salyna
suka sama penulisan nya, rapi
💙yoga 💜yola 💛nara
wah wah wah,, felly jadi penbunuh thor..
💙yoga 💜yola 💛nara
nanti kalok zeva hamil gimana thor?
Jetva
situ Shaka yg menyamar...dia kasih clue ke Vita.." dia jatuh cinta padamu saat pandangan pertama"...tp Vita ga fokus makax ga nyadar...klo bukan Shaka dr mana dia tau klo Shaka jatuh cinta sama Vita pada pandangan pertama...
Amboy
seharusnya bukan om Arvin, om itu buat adik.

KRNA zeva bukan adik asli
karyaku
hi kak kekasih misterius jangan lupa mampir y kk
kagome
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!