Pacarnya selingkuh, ayahnya dibunuh. Di saat sedang terpuruk, pemuda itu mendapat keajaiban dari sebuah super sistem yang penuh tantangan. Tanpa pemuda itu sadari, Sistem itu juga yang mengantarkannya menemukan orang yang telah membunuh ayahnya. Mampukah pemuda itu menjalankan misi yang dia terima dari sistem tersebut? Dan apakah yang akan dia lakukan untuk memabalas kematian ayahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi Pertama Berhasil
Kluntang.
Suara nada dering dari sebuah ponsel terdengar dari dalam salah satu kamar sebuah tempat kost. Seorang pria yang tubuhnya dipenuhi sisa keringat langsung bangkit dari berbaringnya begitu mendengar ponsel jadulnya nerbunyi. Pria itu meraih ponsel yang ada di lantai dan tergeletak di bawah kakinya yang tadi saat dia masih terbaring. Kening pria itu berkerut saat membaca pesan dari ponsel miliknya.
[Selamat, anda sukses menjalankan misi pertama anda. silakan tekan angka satu dan ikuti petunjuk untuk mendapatkan hadiah anda]
Pria itu langsung mengikuti arahan sesuai dari pesan tersebut. Dia bahkan sampai mengambil buku tabungan yang ada di dalam tasnya saat mengikuti kelanjutan dari pesan yang dia terima. Setelah semua petunjuk dia lakukan, pria itu kembali menerima pesan.
[Selamat, hadiah sebesar satu miliar telah masuk ke rekening anda. untuk misi berikutnya akan kami beritahu lagi setelah waktu satu kali dua puluh empat jam. Terimakasih.]
Karena penasaran, pria itu membuka akun bank yang ada diponsel barunya. Dan benar saja, tabungan pria itu bertambah sesuai nominal yang dia dapatkan. Senyum pria itu pun semakin melebar. tatapannya menandakan kalau dia tak percaya melihat itu semua. Berkali kali pria itu memastikan jumlah saldo yang tertera dalam layar ponselnya.
"Apa itu pesan dari pacar kamu? Kok kayak senang banget lihatinnya?" suara seorang wanita seketika mengalihkan pandangan si pria yang sedang senyum senyum sambil melihat layar ponselnya.
"Hehehe ... bukan," jawab si pria dan dia meletakkan ponsel dan buku rekeningnya ke lantai lalu kembali berbaring di sisi wanita yang terbaring tanpa mengenakan apapun.
Dialah Rafi. Karena berhasil menembus mahkota dari wanita yang saat ini sedang dia peluk, Rafi langsung mendapatkan imbalan yang dijanjikan dari sebuah sistem. tentu saja hal itu sangat menyenangkan bagi Rafi. Bahkan kebahagiaan yang Rafi dapatkan terasa berkali kali lipat dari biasanya. Selain bisa menikmati mahkota wanita, Rafi mendapat uang yang begitu banyak. Bukankah itu bukti kalau kebahagiaan Rafi sat ini tidak terkira.
Sekarang Rafi sudah tak canggung lagi memeluk Nancy. Karena keduanya sudah melakukan hal yang lebih jadi mereka sudah merasa tak perlu malu lagi untuk saling peluk satu sama lain. Bahkan tangan Fafi kembali bebas memegang apapun yang ada di tubuh wanita berkulit putih tersebut.
"Sekarang kamu percaya, kan? Kalau aku masih tingting?" tanya Nancy sambil membalikkan tubuhnya memunggungi Rafi.
"Iya, aku percaya, terima kasih. Uangnya mau aku transfer sekarang atau nanti saja saat kamu pulang?" tanya Rafi dengan tangan yang melingkar erat pada pinggang wanita didepannya.
"Ya terserah kamu saja, Mas, enaknya gimana. Aku juga belum mau pulang ini. Masih jam satu Malam. Nggak berani pulang aku."
Rafi kembali tersenyum lebar. "Ya sudah, bayar besok saja. Kalau nanti aku tertidur ya kamu bangunin. Jangan minggat kayak kemarin."
"Beres."
Keduanya saling tersenyum dan mereka saling diam karena tidak ada bahan pembicaraan lagi. Rafi pun berpikir, apa yang akan dia lakukan dengan uang sebanyak itu. bagi orang miskin seperti Rafi, tentu saja uang satu miliar itu termasuk banyak sekali. Karena itu Rafi bingung akan digunakan untuk apa saja uang tersebut. Hingga beberapa saat kemudian, Rafi mengingat tentang pembunuh ayahnya, dan sepertinya dia memiliki ide untuk mencari informasi tentang pelakunya.
"Eh, Mbak, Kamu mau nggak bantuain aku?" tanya Rafi kembali membuka obrolan.
"Perasaan tadi saat kita berhubungan, kita saling memanggil sayang, kok sekarang Mbak Mas lagi."
"Hahaha ..." Rafi malah terkekeh. "Ya deh, Sayang. Kamu mau nggak bantuin aku?"
Nancy pun ikut terkekeh. "Bantuin apa, yang?"
"Kamu bisa nggak cariin info yang kemarin kamu ceritakan. Tentang TGM itu?"
Kening Nancy sontak berkerut. "Kenapa memangnya? Apa kamu ingin bergabung dengan mereka?"
"Ya aku butuh informasinya. Tapi maaf aku tidak bisa mengatakan alasannya. tenang saja, aku bayar kamu kok."
Mendengar kata dibayar, wanita itu langsung kembali berganti posisi menghadap Rafi. "Beneran dibayar?" Rafi sontak mengangguk. "Berapa?"
"Ya tergantung cara kerja kamu. Kalau hasilnya bagus ya, aku bayar kamu dengan jumlah yang lumayan besar, gimana?"
"Oke, aku setuju. Tapi kamu harus sabar. Soalnya aku harus pelan pelan bertanya pada ibu."
"Tenang saja. Aku akan sabar menunggu, kok."
"Baguslah. Kalau kayak gini kan, aku nggak pusing lagi soal uang."
Rafi hanya menanggapi dengan senyumnya. Dirinya masih sedikit tak percaya, uang bisa membuat orang melakukan apa saja.
"'Sebagai bonus, gimana kalau kita melakukan ronde kedua, Sayang."
Mata Rafi sontak berbinar. "Ide yang bagus. Ayuk, aku setuju."
Nancy pun menyambutnya dengan suka cita.
...@@@@@...
nah jagoan kita nih ternyata JAGOAN
LANJUTKAN THOR