Mila tidak menyangka dengan kehidupan nya setelah kepergian kedua orang tuanya karena kecelakaan. Karena keadaan ia menerima tawaran dari seorang pria untuk menikah dengan perjanjian namun saling menguntungkan.
Setelah menikah, banyak hal yang tidak terduga terjadi.
Apakah Mila dapat bertahan dengan pernikahannya ? jawabannya ada di Novel Married By Agreement..
Selamat membaca semua.. 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Ting
Satu pesan masuk kedalam ponsel Mila. Mila sedang berada di kamarnya ia mengambil ponselnya lalu membuka pesan itu.
" Halo.. Ibu Sharmila Wijaya kami sudah menerima verifikasi pengaktifan nomor rekening Anda, nomor rekening anda dapat dipergunakan terhitung tanggal 22 juli, terima kasih sudah menabung di bank kami, jika butuh bantuan silakan hubungi call center 1111222 - Bank Sukasuka "
" Ini pesan dari Bank, kemarin Papa bilang kalau pengaktifan rekening Gue sedang di proses, Gue sendiri masih bingung ya Tuhan.. Entah harus bahagia atau sedih " batin Mila.
Ia lalu meraih dompetnya yang ia simpan di laci meja rias, ia buka hanya tersisa uang berwarna ungu 2 lembar.
" Gimana Gue kuliah, uang gajian Gue udah di transfer ke Tante Bertha " gumam Mila.
Mila sejenak berpikir, lalu ia menoleh ke jam dinding yang terpajang di kamar yang ia tempati, lalu beranjak dari duduknya meraih tas dan buku-buku referensi kuliah, ia keluar kamar namun terasa sepi.
" Tumben Mas Dewa belum ada, biasanya udah manggil-manggil " batin Mila.
Ia lalu berjalan ke arah meja makan, masih bersih dan rapi, tidak ada bekas sarapan atau kopi yang biasa Dewa seduh sebelum beraktivitas pagi.
Mila lalu membuka kotak roti tawar, ia berinisiatif untuk membuatkan roti tawar selai untuk sarapan Dewa, setelah siap lalu ia pun membuatkan susu, ia tata rapi di atas meja.
" Jangan ngopi mulu Mas .. Sekali-kali minum susu " gumam Mila.
Setelah selesai membuat sarapan untuk Dewa, Mila berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Dewa. Ia akan pamit sekaligus meminta ongkos kepada Dewa, walaupun ia malu tapi mau bagaimana, daripada ia tidak bisa kuliah dan ke tempat kerjanya hari ini.
Tok Tok Tok
" Mas Dewa... "
" Iya "
Tidak lama pintu dibuka, ia melihat Dewa hanya menggunakan handuk karena selesai mandi.
Mila dengan spontan kembali menutup pintu kamar Dewa.
" Kalo habis mandi itu biasakan langsung pakai baju " ucap Mila dari balik pintu.
" Iya, ada apa ? " tanya Dewa.
" Saya mau pamit, sekalian itu.. " jawab Mila.
" Sekalian apa ? " Dewa lalu membuka pintu kamarnya.
" Mmh.... Minta ongkos " ucap Mila perlahan.
" Eh tapi nanti saya ganti kok Mas.. " susul Mila.
" Tunggu "
Dewa langsung berjalan mengambil dompetnya, ia mengeluarkan 5 lembar uang berwarna merah.
" Untuk satu minggu, cukup ? " tanya Dewa.
" Cukup Mas.. Makasih.. " Jawab Mila, lalu ia membalikkan badan.
Namun saat beberapa langkah ia teringat lalu menghentikan langkahnya.
" Oya, ada roti selai dan susu dibawah, jangan lupa dimakan ya "
" Hmm " Dewa mengangguk tersenyum.
Mila kembali berjalan menuruni anak tangga. Karena ia tahu jika Dewa tidak siap pagi-pagi sekali berarti ia tidak akan ke kampus tapi ia akan ke kedai kopi nya.
Mila berangkat ke kampus menggunakan ojek online yang sudah ia pesan, sesampainya di kampus seperti biasa Mila mengikuti perkuliahan hingga siang hari.
***
Perkuliahan telah selesai, sebelum ia ke tempat kerjanya Mila dan Ara menyempatkan untuk ke perpustakaan terlebih dahulu, mereka mendapatkan tugas untuk membuat jurnal.
" Ar.. Kayanya segini dulu deh contoh jurnal nya, Gue harus ke Coffe shop" ucap Mila.
" Lo masih kerja aja di Coffe shop? Padahal Lo kan istri dari pemilik Coffe Shop itu Mil " balas Ara.
" Hmm.. Lo tau lah jawabannya Ar.. "
" Tante Lo ? "
" Hmm.. "
" Mil, menurut Gue, Lo udah harus tegas sama Tante Lo, dia gak bisa seenaknya minta-minta duit ke Lo, Lo juga punya kehidupan Mil, sekarang dia tinggal di rumah peninggalan orangtua Lo, terus tiap bulan Lo yang nyukupin kehidupan nya.. enak Mil jadi Tante Lo, belum lagi sepupu Lo juga kuliah nya Lo apa suami Lo yang nanggung iya kan ? " ucap Ara.
" Iya sih, sebenernya Mas Dewa gak masalah, tapi kadang Gue yang malu Ar, Gue malu sama Mas Dewa, belum ada seminggu, udah minta duit lagi.. Gak ngerti juga itu duit di pake apa " susul Mila.
" Ya.. Itu balik lagi ke Lo sih Mil, Gue cuma nyaranin aja Mil,.. Tapi sorry lho ya.. "
" Gak apa-apa, makasih Ar, Lo udah peduli banget sama Gue "
Akhirnya mereka keluar perpustakaan, mereka berpisah karena Mila akan ke tempat kerjanya di Cozy Coffe. Dewa tidak mempermasalahkan dan masih memperbolehkan Mila jika ia masih ingin bekerja di Coffe Shop miliknya, sesuai perjanjian di awal, ia tidak akan mengekang Mila.
Saat Mila sedang berjalan menuju gerbang utama kampus tiba-tiba langkahnya di hadang oleh seorang wanita.
" Hey.. Kamu.. " ucap wanita itu.
Deg
Mila terhenyak, dihadapannya berdiri seorang wanita yang ia kenali.
" Jangan bangga ya kamu, sudah dinikahi Dewa, aku yakin Dewa nikahin kamu pasti ada sesuatu, pasti ada alasan daaannn aku rasa bukan karena cinta... Iya kan ? " ucap wanita itu tiada lain adalah Tasya.
Mila hanya terdiam.
" Maaf saya gak ada waktu, permisi " ucap Mila kembali melangkahkan kakinya.
" Hey.. Aku belum selesai ngomong sama kamu ! Kamu jangan banyak berharap ya sama Dewa, aku tahu persis kamu itu bukan tipe nya dia, gak usah bawa perasaan! Karena aku yakin.. Dewa bakal balik ke aku, karena kita... Sudah saling tahu luar dan dalam " ucap Tasya.
Mila hanya menghela nafas dalam.
Ia tersenyum kecil.
" Permisi " ucap Mila lalu kembali berjalan meninggalkan Tasya.
Tasya hanya menyunggingkan senyum sinisnya.
Mila merasa kesal dengan ucapan Tasya, sepertinya mood nya hari ini tidak sebaik hari-hari biasanya.
Tidak lama ojek pesanan nya tiba, Mila naik ojek untuk sampai Cozy Coffe.
" Apa Tasya sudah tahu, kalau kita menikah karena perjanjian, tapi .. Tau dari siapa ? Mas Dewa ? " pikiran Mila menerawang jauh.
Hingga akhirnya ia sudah sampai di Coffe Shop milik suaminya dimana ia pun bekerja disana.
Saat Mila masuk kedalam kedai, ia sudah disambut rekan sama-sama waiters disana, Mila lalu bergegas menuju ruang ganti untuk berganti pakaian, kedai cukup ramai, karena berada di pusat kota dan dekat dengan Mall.
Setelah berganti pakaian, Mila langsung bergabung bersama teman-temannya yang lain.
Tiba-tiba Kana menghampiri nya.
" Mil, tolong dong anterin Coffe dan Pastry ini ke meja nomor 22 ya " ucap Kana.
" Oke "
Mila membawa baki yang berisi Coffe dan Pastry untuk pelanggan nya di meja 22.
Dari kejauhan Mila sudah melihat jika di meja 22 ada suaminya disana dengan seorang wanita, Dewa berbicara dengan sesekali tertawa, terlihat sangat akrab.
" Permisi.. " ucap Mila menghentikan tawa suaminya.
" Oh ya..." ucap wanita itu yang Mila tidak kenali.
Brak
Mila menyimpan Coffe dan Pastry nya dengan keras. Membuat Dewa sedikit kaget dengan sikap Mila.
Mila mendelik ke arah Dewa, lalu ia kembali berjalan menuju dapur.
Dewa masih memperhatikan Mila hingga tidak terlihat dari pandangan nya.
" Dew, karyawan kamu ? Kok gak sopan " ucap wanita itu yang bernama Hana.
" Maaf ya, mungkin dia sedikit lelah karena banyak pelanggan hari ini "
" Ya tapi kan gak gitu juga dong, pecat aja sih Dew, masih banyak kok yang pengen kerja di tempat kamu " ucap Hana.
Dewa hanya tersenyum kecil.
🌼🌼🌼
Jangan lupa untuk selalu dukung author dengan vote like dan komennya ya ❤️
semoga DEWA peka dengan keadaan MILLA
lanjut thor ttp semangat 💪💪💪❤❤❤