(Novel kedua ku, kisah sederhana dan cinta manis 3 pasang anak manusia)
Bintang adalah seorang mahasiswa tingkat akhir disebuah kampus bergengsi dikotanya. Kehidupannya sangatlah sempurna. Ia memiliki keluarga yang hangat, paras yang tampan dan gagah, tubuh atletis dan tinggi. Memiliki kekasih super cantik seorang primadona kampus. Bintang juga menjabat sebagai ketua BEM dikampusnya, jabatan yang sangat bergengsi bagi mahasiswa sepertinya. Ia juga merupakan anak orang kaya bahkan kampus tempatnya menuntut ilmu adalah milik orangtuanya. Namun bagaimana jika ada 3 perempuan yang tergila-gila padanya dan membuat porak poranda hidupnya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Pria Itu
...Please kalau gak suka jangan kasih ⭐ 1 dan komen buruk...
...Please kalau gak suka skip aja please...
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Laras tengah memindahkan pakaian yang ia bawa kedalam lemari dalam kamar kos yang akan ditempatinya selama menimba ilmu di perguruan tinggi. Pagi tadi Defan dan Asih mengantarkannya sampai kedepan kampus universitas Bakti Jayadiguna kampus Laras, ia pun menyampaikan banyak terimakasih kepada pasangan tersebut.
Mumpung hari masih pagi, Laras segera bergerak cepat dengan mencari kos-kosan yang berada disekitar kampus. Biasanya banyak warga sekitar yang menyewakan kos-kosan untuk pelajar seperti dirinya. Ia pun dengan sopan dan santun bertanya kepada warga sekitar.
Setelah melihat dan menimbang beberapa kos-kosan yang sudah ia temukan, Laras memutuskan mengambil sebuah kamar kos dengan biaya 300ribu/bulan yang sudah ada 2 penghuni sebelum dirinya artinya mereka akan ber 3 sekamar. Bagi Laras tak masalah karna uangnya hanya ada 500ribu, hanya kos dengan harga segitu yang bisa ia jangkau. Jika ia mengambil kamar sendiri maka Laras harus membayar 850ribu/bulan, harga yang sangat mahal dan tidak mampu ia bayar.
Tak lama masuk 2 orang gadis kedalam kamar Laras. Laras kemudian menyapa mereka dengan sopan.
"Hai kak kenalkan nama saya Laras, anggota baru dikamar ini" ucap Laras sopan.
"Hai Laras kenalkan nama gue Heny dan ini adik gue Lina, mahasiswi baru ?" tanya Heny sambil memperkenalkan dirinya.
"Ia kak, baru pagi ini sampai dari desa" ujar Laras sambil tersenyum sepertinya 2 kakak didepannya ini baik-baik, semoga saja doanya dalam hati.
"Jurusan apa ?" tanya Lina
"Hubungan Internasional kak"
"Wahhh sama donk, jangan panggil kakak. Gue juga mahasiswi baru, kalau kak Heny jurusan sosiologi" ujar Lina ramah.
"Serius, Alhamdulillah ada teman satu letting" ujar Laras sumringah.
Mereka pun kembali bercengkrama dan berbagi kisah tentang kehidupan mereka. Tak terasa waktu sudah menunjukkan sore hari. Terlihat Lina sedang bersiap-siap, ia sudah menggunakan baju yang bagus dan memakai make up.
"Mau kemana Lina ?" tanya Laras penasaran.
"Gue mau pergi kerja"
"Kerja dimana ?"
"Di cafe dekat sini, gak jauh cuma 10 menit naik ojol" ucap Lina membuat Laras berpikir sesaat.
"Ada lowongan gak dicafe tempat kamu kerja ? Aku juga ingin mencari tambahan uang buat makan" ucap Laras penuh harap. Beasiswa yang ia terima hanya menanggung biaya kuliah sementara untuk makan dan tempat tinggal Laras harus menyediakan sendiri.
"Ntar gue tanyain ke bos ya" ucap Lina sambil mengusap lembut bahu Laras. Ia sangat mengerti kehidupan yang Laras jalani, sama persis seperti dirinya. Mereka orang-orang susah bukan dari keluarga kaya, harus kuat dalam mencari nafkah jika ingin terus menyambung hidup dan pendidikan.
Tak lama Lina pun berangkat setelah pesanan ojolnya datang, sementara sang kakak Heny juga sudah berangkat bekerja di sebuah restoran sebagai waitress.
🌟🌟🌟
Bintang baru saja memarkir mobilnya disebuah cafe ditengah kota. Cafe ini merupakan cafe favorit Bintang, karna ia tergila-gila dengan rasa kopi hitamnya yang khas dan beraroma harum. Bintang merupakan pecinta kopi, paling tidak 2 cangkir sehari dia harus meminumnya. Sudah banyak coffee shop yang didatangi Bintang, hanya kopi dicafe ini yang paling pas dilidahnya.
Bintang berjalan kedalam dan menuju lantai 2. Ia kemudian memasuki sebuah VVIP Room yang memiliki kaca satu arah artinya dari luar kaca berwarna gelap namun dari dalam pemandangan luar sangat jelas terlihat. Bintang membuka pintu dan terlihat sang kekasih berlari menyambutnya.
"Aku kangen sayang" ucap Salsa sambil melumat mesra bibir Bintang. Mereka saling berpagut beberapa lama hingga Bintang segera melerai ciuman keduanya saat tangan Salsa sudah menggerayangi tubuhnya.
"Ayo duduk" ajak Bintang sambil menggandeng Salsa. Gadis itu pun memeluk mesra pinggang Bintang membuat ia merasa tidak nyaman dan kembali melepas tangan Salsa. Wajah gadis itu sudah memerah menahan marah.
"Sayang, kenapa gak mau aku peluk ? Kamu udah ada cewek baru ya ? Ngaku !" ucap Salsa dengan suara tinggi membuat Bintang kaget.
"Gak ada Sa, jangan cemburuan gitu" ucap Bintang sambil tersenyum lembut. Ia tahu Salsa selalu bertindak berlebihan saat mereka berdua, Bintang hanya berusaha menjaga Salsa. Ia tidak ingin merusak gadis itu sebelum ia halal baginya. Lagi pula Bintang merasa tidak nyaman saat gadis itu menyentuhnya secara intens.
Gadis itu masih saja cemberut dan sengaja duduk berjauhan dari Bintang. Ia lalu menghembuskan nafasnya dengan pelan dan mendekatkan dirinya pada Salsa lalu membelai lembut rambut gadis itu. Tiba-tiba saja Salsa memeluk erat tubuh Bintang hingga ia merasakan dua bukit kenyal gadis itu menempel erat didadanya, ia kembali merasa tidak nyaman. Namun Bintang terpaksa diam, ia takut Salsa merengut lagi.
"Sayang, laptopku rusak. Sudah berkali-kali diperbaiki namun tetap saja rusak sementara tugasku sangat banyak" lapor Salsa dengan suara manja masih dengan memeluk erat tubuh Bintang.
"Beli saja yang baru Sa" ucap Bintang yang membuat wajah Salsa makin berbinar cerah.
"Mahal, uangku gak cukup"
"Berapa ?"
"18 juta App*e Macbook terbaru" ucap Salsa sambil melerai pelukannya. Bintang kemudian mengambil handphonenya dan mengirim sejumlah uang kerekening Salsa. Tak lama handphone gadis itu berbunyi menandakan ada notifikasi baru, ia pun terkejut saat melihat notif bank yang menuliskan adanya uang masuk sebesar 25 juta.
"Sayang banyak banget ini, harga macbook cuma 18 juta" ujar Salsa dengan mata membola.
"Buat tambah jajan bulan ini" ucap Bintang sambil tersenyum. Salsa kembali memeluk erat tubuh sang kekasih. Bintang setiap bulan memang rutin mengirimkan Salsa uang jajan, jumlahnya tak tentu tergantung permintaan dan kebutuhan Salsa namun minimal ia akan mengirim sebesar 5 juta per bulan.
"Makasih banyak cintaku" ucap Salsa sambil melumat mesra bibir Bintang namun dengan cepat pria itu mengalihkan wajahnya hingga bibir Salsa hinggap dipipi Bintang. Entah kenapa Bintang tidak suka dengan sikap agresif sang kekasih. Tak lama masuk pelayan membawakan minuman pesanan mereka berdua.
🌟🌟🌟
Pagi pun menjelang, Laras dan Lina sudah berada dikampus. Pagi ini mereka harus melengkapi syarat pendaftaran dan mengambil mata kuliah untuk satu semester kedepan. Satu persatu para mahasiswa dan mahasiswi lain mulai berdatangan hingga suasana sangat ramai dan padat. Mereka harus mengantri untuk memberikan data kekampus. Walaupun mereka sudah melakukan pendaftaran secara online namun berkas asli tetap harus diserahkan secara manual.
Setelah urusan pendaftaran dan pengambilan mata kuliah selesai, para anak baru dikumpulkan didepan jurusan masing-masing oleh senior. Para senior memberitahu jika selama 3 hari kedepan akan ada masa orientasi pengenalan kampus pada setiap mahasiswa baru yang diadakan di auditorium setelah itu baru akan diadakan pengenalan dijurusan masing-masing. Setelah membagikan jadwal dan memberitahu beberapa aturan mereka pun membubarkan diri dan akan berkumpul esok hari di auditorium.
"Hai kenalin aku Reni, dan ini Diana. Nama kalian siapa ?" sapa teman satu kelas Laras.
"Salam kenal, nama aku Laras dan ini Lina" merekapun saling bersalaman dengan senyum manis dimasing-masing wajah.
"Kalian lapar gak ? Makan dulu yuk di dekat gerbang belakang ada warung bakso enak lo" ajak Diana yang memang badannya lebih gemuk dari yang lainnya.
Merekapun mengangguk setuju dan berjalan menuju warung bakso yang dimaksud Diana. Terlihat suasana sudah mulai ramai akan mahasiswa karna warung ini merupakan tempat nongkrong mereka.
Diana lalu menanyakan pesanan pada Laras, Lina dan Reni dan segera menyampaikannya pada sang empunya warung. Namun tak berapa lama, Reni terlihat salting dan mulai heboh.
"Diana lihat ada kakak ganteng incaran gue" bisik Reni sambil mencolek bahu Diana membuat gadis itu segera melihat ke arah yang ditunjuk Reni dengan dagunya. Diana pun kaget dan ia terpesona saat melihat seseorang yang sangat tampan dan gagah sedang duduk tidak jauh dari meja mereka.
Pria itu sedang menatap tak berkedip pada mereka ber 4 membuat Reni menunduk malu. Ia mengira pria itu melihat ke arahnya sementara Laras menajamkan pandangannya saat melihat seseorang yang ia kenal. Mata gadis itu pun membola saat menyadari siapa pria yang tengah memandangnya dengan tajam. Tiba-tiba saja jantung Laras berdebar sangat kencang.
"Pria itu...Mas ?" gumamnya
...****************...