NovelToon NovelToon
Nikah Sama Anak SMA

Nikah Sama Anak SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:28.1k
Nilai: 5
Nama Author: Qumaira Muhamad

bagaimana jadinya jika Haga pria yang luruh selalu direcoki sama Zizi yang suka bawel.

Haga adalah pria yang lurus yang terpaksa menerima perjodohan dengan anak sahabat ayahnya yang namanya Zizi.

Gadis itu tidak sesuai dengan wajahnya yang cantik. sikapnya yang bar bar dan tingkahnya yang membuat orang sakit kepala membuat hidup Haga berubah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qumaira Muhamad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejar Dia!

Haga tidak tau lagi bagaimana cara membujuk wanita. Ia pun membuka aplikasi google cara membujuk wanita. Di sana ada banyak macam cara membujuk wanita. Pertama ia harus mengungkapkan kata maaf lebih dulu. Kemudian mengajaknya dinner berdua di tempat romantis Atau bahkan membawa bunga. Setelah membaca beberapa artikel yang ia baca, Haga tersenyum penuh arti.

Pria itu menyimpan benda pipihnya ke dalam saku celananya. Menjalankan motornya ke sebuah toko bunga.

"Selamat pagi, kak. Selamat datang. Mau beli bunga buat siapa, kak?" tanya sang pelayan kala ada seorang tamu yang masuk ke dalam toko.

Haga mengangguk sekilas, tampak pria itu melihat bunga bunga yang dipajang dengan seksama.

"Buat siapa kak, mungkin kami bisa bantu untuk memilih." ujar pelayan itu lagi kala Haga tak jua menjawab.

"Buat kekasih yang lagi merajuk." Balas Haga datar. Pelayan itu pun mengangguk.

"Baik. Disini kami ada beberapa bunga yang mungkin bisa membuat kekasih anda senang." ucap pelayan itu ramah lalu mengambilkan bunga mawar, bunga lili, bunga tulipe, bunga daisy, dan bunga matahari.

"Silahkan, kak. Anda menginginkan bunga yang mana?" tanya pelayan itu setelah mengeluarkan beberapa bunga yang tersedia.

Haga memandang bunga yang dikeluarkan oleh pelayan tadi. "Menurutmu yang pas yang mana mbak?" tanya balik Haga membuat pelayan itu menatap bunga yang ia keluarkan tadi.

"Kekasihnya kakak sukanya bunga yang mana?" tanya pelayan itu malah balik bertanya.

"Lah maka dari itu mbak saya gak tau dia suka bunga yang mana. Makanya tanya sama mbaknya. Kok mbaknya balik nanya." Ujar Haga dingin membuat pelayan itu salah tingkah.

"Maaf, kak." pelayan itu merasa canggung dan menundukkan kepala.

"Saya kira bunga mawar ini bagus untuk di kasih sama kekasih kakak." Ujar pelayan itu setelah melihat bunga mawar yang menurutnya bagus.

"Hm, oke juga." balas Haga setelah beberapa lama menatap bunga mawar merah. "Baiklah, kirimkan bunga mawar itu ke alamat rumah." Lanjut Haga lagi. Lalu menyerahkan sebuah alamat rumah kepada pelayan tadi agar mengirimkannya ke sana.

"Baik kakak." balas pelayan itu menerima alamat rumah Haga.

Haga pun melajukan kembali motornya di jalanan menuju kampusnya. Karna hari ini dia ada pelajaran di jam 10 siang. Tanpa ia sadari jika dibelakang ada orang yang mengintai.

Seperti biasa ia akan memarkirkan motornya ke tempat biasa. Lalu masuk ke dalam kelas dan mengikuti pelajaran hingga akhir.

"Zi, kenapa lo tiba tiba pake kaca mata gitu. Emangnya ini pantai yang harus pake kaca mata sebesar itu." Cibir Dian kala jam pelajaran hari ini berakhir.

"Iya nih. Udah lama juga gak ke pantai. Jadi kepikiran mau ke pantai. Makanya pake kaca mata." jelas Zizi. Padahal ia memakai kaca mata untuk menutupi bawah matanya yang bengkak akibat menangis semalam. Jika sahabatnya tau, pasti Dian akan meledeknya habis-habisan.

"Jangan bercanda deh lo. Ini belum waktunya liburan Ziziku sayang. Hei, bangun jangan kelamaan mimpi deh." ujar Dian yang mengira sahabatnya itu tengah bermimpi di pantai.

"Ah lo mah gak pernah bikin ati gue adem. Hibur kek, ajak ke pantai beneran." Balas Zizi cemberut.

"Iya deh tapi tunggu sampe libur akhir semester." balas Dian.

"Masih sebulan dong." Gumam Zizi lirih. Dian pun tertawa kenceng bikin hati Zizi semakin kesel aja. "Gak temen gak Haga sama aja, nyebelin." Lanjut Zizi lalu meninggalkan Dian yang masih tertawa di bangkunya.

"Yah, ditinggalin. Woy, Zi. Tungguin." pekik Dian mengejar sahabatnya itu keluar kelas.

*

"Haga! Temani aku ke mall. Ada beberapa barang yang aku butuhkan." sebuah pesan singkat masuk melalui aplikasi hijau di ponsel Haga. Haga membaca sekilas pesan yang dikirim Dewi kepadanya setelah dia keluar dari kampus.

"Heh, bro. Tumben masih disini. Gak pulang?" tanya Daren ketika lelaki itu melihat siluet Haga yang berdiri di tengah tangga seraya memegang ponsel di tangannya. Daren melirik sedikit ke arah ponsel Haga, pasti ada sesuatu yang membuat lelaki itu terdiam di sana cukup lama.

Haga menoleh ke arah Daren yang berdiri sejajar dengannya. "Ini juga mau pulang." tukas Haga. Lalu lelaki itu pun memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Daren memandang punggung lelaki itu hingga menjalankan motornya meninggalkan area kampus.

"Kenapa tuh anak." gumamnya pelan kemudian melanjutkan langkahnya menuju parkiran.

Sementara Haga melajukan motornya menuju ke kontrakan Dewi. Tak butuh waktu lama Haga sampai di pinggir jalan dan Dewi sudah menunggunya.

"Bos, Sudah ketemu. Tunangan bos di sembunyikan di kontrakan terpencil. Saya akan mengirim lokasinya." seseorang berperawakan tinggi besar mengamati pergerakan Haga dari jauh. Dan kini orang itu tengah melaporkan keadaannya kepada sang bos.

"Sial. Padahal aku sudah melumpuhkan salah satu proyek Permana. Masih berani dia menemui Dewi dan menyembunyikannya." Orang bertubuh tinggi itu mengepalkan tinjunya erat.

Terdengar bunyi notif pesan masuk. Itu adalah lokasi Dewi tinggal saat ini. Alis pria itu terangkat sebelah. Itu adalah sebuah lokasi yang berada jauh di pinggiran kota. Pantas saja ia tidak menemukan jejaknya karna kontrakan di sana terlalu padat. Bahkan orang lewat saja sangat sulit.

"Pintar juga memilih lokasi. Itu artinya dia benar benar berhati hati." gumam Bara lirih.

"Bos, apa yang harus kita lakukan?" tanya orang dari sebrang sana mengirim pesan menunggu perintah sang bos.

"Hajar dia jangan sampai lepas." perintahnya tanpa ampun. Karna lelaki muda itulah pria itu kehilangan wanitanya. Ia pun tidak akan melepaskan Haga kali ini.

"Baik bos." balasan terakhir dari sebrang sana. Pria bertubuh besar itu bangkit dari duduknya. Menatap keluar jendela memandang bangunan tinggi di hadapannya dengan tatapan dingin.

Sementara itu Haga memboncengkan Dewi dan membawanya ke sebuah pusat perbelanjaan. "Dewi, tunggu!" Ujar Haga ketika perempuan itu hendak memasuki pintu utama mall.

"Ada apa?" tanya Dewi.

Haga melihat ke sekeliling mall. Sepertinya ia mengetahui sesuatu. "Tempat kamu tinggal sudah gak aman sekarang. Sepertinya Bara sudah mulai bergerak. Salah satu proyek papa sudah dilumpuhkan itu artinya kau berada dalam bahaya."

"Hah." Dewi terkejut mendengar penjelasan Haga. "Lalu aku harus bagaimana. Aku tidak mau terlibat sama dia lagi. Aku sekarang bahkan tidak bisa melanjutkan kuliah lagi." Ujar Dewi sangat sedih. Haga tau bagaimana perasaan Dewi saat ini pasti sangat sulit baginya untuk tetap melanjutkan hidup.

"Haga! Maafkan aku karna telah melibatkanmu." ujar Dewi lagi menarik tangan Haga. Ia merasa bersalah karna ulahnya, Haga malah mendapatkan masalah besar.

"Hm, gak apa-apa. Tapi sebaiknya kamu cepat melarikan diri atau kita gak akan selamat dari pantauan Bara." Ujar Haga menasehati.

Dewi mengangguk. Wanita itu lekas memasuki mall dan meninggalkan Haga di luar. Ia harus cepat membeli barang yang ia butuhkan sebelum anak buah Bara menemukannya. Sudah terlalu berat hidupnya jika harus ditekan oleh lelaki itu.

Sementara Haga mengalihkan anak buah Bara yang sejak tadi mengikutinya dari menjemput Dewi dikontrakannya dan baru ia sadari ketika dia berhenti di sana. Lelaki muda itupun meninggalkan area parkir dan membawa motornya memutar arah. Dan benar saja anak buah Bara pasti akan mengikutinya karna yang menjadi incarannya pasti dirinya. Apalagi dilihat ancamannya yang tidak main main yang melibatkan perusahaan papa-nya.

Haga melajukan motornya ke sebuah tempat yang ramai, mengecoh anak buah bara agar bisa melarikan diri.

"Sial, dia kabur!" gumam salah satu anak buah Bara yang duduk di kursi samping. "Balik ke mall." perintahnya lagi pada orang yang tengah mengemudi. Mereka sudah kehilangan jejak Haga dan tentunya mereka tidak ingin kehilangan nyonya mudanya lagi sehingga mereka harus kembali ke mall dan memantau keadaan di sana.

Sementara Haga menoleh ke belakang tidak di temukannya mobil yang mengikutinya tadi. Haga menghentikan laju motornya di sebuah area taman. Lalu membuka ponsel yang ternyata ada pesan masuk dari Dewi. Wanita itu kini sudah selesai berbelanja dan sedang menunggunya.

Haga memutar balik motornya dan kini lelaki itu memilih memarkirkan motornya di basement. Di sana keadaan sangat sepi. Sangat memungkinkan anak buah Bara tidak akan menemukannya. Dewi memutar langkahnya menuju basement yang mana Haga sudah memberitaunya lebih dulu bahwa ia sudah menunggunya.

"Lama ya Ga?" tanya wanita itu ketika menemukan Haga yang tengah duduk di atas motornya.

"Cepetan naik. Kalau gak kita akan diikutin." Ujar Haga mendesak. Dewi buru buru menaiki motornya dan menyimpan barangnya di tengah jok motor antara dirinya dan Haga.

Pria itu mengebut dan mencari celah tapi tetap saja anak buah Bara menyadarinya. Haga membawa Dewi ke tempat aman lebih dulu baru mengecoh anak buah Bara ke tempat lain. Tanpa di duga anak buah Bara yang lain menghadangnya.

Brakkk!

Tabrakan pun tak bisa terhindari karna mobil anak buah Bara melintang di tengah jalan. Haga bahkan terpental ke atas jalanan. Anak buah Bara kini ada empat orang. Mereka keluar dari dalam mobil dan tersenyum miring.

Bara memiringkan kepalanya dan melihat tubuh kekar itu seolah menunggunya untuk dihajar. Haga segera bangkit meski tenaganya tak cukup kuat untuk melawan ke empat orang itu. Alhasil pria itu mencari jalan keluar di mana pria itu bisa kabur lagi. Dan dia pun berlari ke segala arah.

"Kejar dia!" pekik salah satu anak buah Bara yang tengah memimpin gerombolan.

1
Reyhan Gaming
kok dak apdek lagi
Anonymous
Tq ceritanya
Rini
baik2 ya
Anonymous
Zizi cantik
Rini
lanjutkan , alon2 Bae
Rini
lbh percaya Nisa ternyata, duitmu buat apa Haga buat nyilidi istri aja nga bisa, mlh percaya Ama iblis
Rini
Haga pinter bisnis tp
Mudrikah Ikah
lanjut tan 27
Nana Rosdiana
lagi seru malah bersabung
mama De
aneh nemenin mantan peluk pelukan boleh eh istrindi anterin temen pulang sekolah Kalo GA mati jadibes Baru sebab keinginan.ih aneh. I I lah komunikasi ITU penting
Rini
kasar juga ya, punya duit kok nga bisa cari tau dulu haga
Try Dewi
bgus alur cerita ny.
Try Dewi
kpn lgi up ny thor... seruuu cerita ny
Rini
trus salah paham maneh 🤦
Tuti Hayuningtyas: lanjuuuuuut teruuuuus thooooooooor keren
total 1 replies
Rini
lanjutkan ☺️ yang manis gitu Lo
Rini
terimakasih Haga, tunggu Zizi pergi dulu baru sadar ya😁
Yuli Pujiastuti SPdSD
Sangat menarik
Rini
egois
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
masih nyimak KK thor
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
masih nyimak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!