Nibiru tidak menyangka akan diputuskan pacarnya setelah berjanji akan menikahinya. Padahal hubungan mereka sudah berjalan selama lima tahun, tetapi dengan mudahnya pria itu mengakhirinya.
Kalut akan sakit hati, Nibiru ditantang oleh seorang kuli bangunan tampan yang mempunyai identitas misterius untuk menikah dengannya. Berawal dari tantangan, berakhir di pelaminan, kisah cinta Nibiru dan Bumi dimulai saat ini.
Apakah pernikahan karena taruhan ini akan berjalan mulus ataukan justru berubah jadi petaka untuk keduanya ? Nantikan kisah Nibiru dan Bumi, dua planet yang seiras dan sama, memiliki makna yang sama sebagai tempat hidup manusia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Licik Devi
Malam kian larut, Nibiru telah terlelap dengan nyenyak bersama Daisy di sampingnya. Mereka menginap di sebuah hotel klasik dengan pemandangan asri yang membuat siapa saja betah berlama-lama di hotel itu.
Bumi, sang calon pengantin pria berdiri di dekat kasur dengan kedua tangannya bersilang di depan dada sedang manik matanya menatap dua perempuan yang sangat dia cintai. Bibirnya tersenyum lembut," Aku yakin, setelah menikah pun, Daisy pasti akan berusaha memonopoli istriku," batinnya sambil tersenyum manis membayangkan kedua gadis itu yang selalu sangat heboh setiap kali bertemu.
Setelah memastikan keduanya terlelap dengan nyaman, Bumi keluar dari sana.
"Kakek? Kenapa di sini?" tanya Bumi heran saat melihat sang kakek duduk di ruang tamu di depan kamar inap itu.
"Kemarilah, duduk bersama kakek, ada yang mau kakek bicarakan," ucap tuan Andromeda.
Dengan langkah lebar, pria itu menghampiri sang kakek yang terlihat serius malam ini.
" Ada apa kek?" tanya Bumi.
Tuan Andromeda menatap cucunya dengan wajah sendu, anak kecil yang dulunya cengeng dan sakit-sakitan itu kini sudah tumbuh dewasa dan besok akan resmi memulai keluarganya sendiri.
" Hahh... Kalian semua cepat sekali besarnya, kamu, Daisy, Mars dan Bima, kenapa kalian cepat sekali dewasa, bahkan kamu akan menyusul Bima untuk menikah," ucap tuan Andromeda.
"Heleh... Apa kakek sekarang sedang berusaha menjadi seorang kakek yang sentimental dan tak rela cucu nya menikah!?" goda Bumi.
"Ck... Dasar bocah edan!" ketus tuan Andromeda.
" Hahahha... Kakek bisa sedih juga ya, tidak cocok loh untuk kakek tua yang keren bak penyanyi rock, kakek nggak cocok bersedih!" celetuk Bumi sambil tertawa.
Tuan Andromeda memijit pelipisnya, entah dapat dari mana, keempat cucunya yang sangat sedikit itu selalu saja punya cara untuk membalas ucapannya," Edan! Kalian semua cucu durhaka!" ketus tuan Andromeda.
Bumi terkekeh geli," Hahaha... Kakek pasti iri ya? Makanya nikah lagi kek, nenek sudah tenang di atas sana, malah mungkin sedang menertawakan kakek yang sedang galau merindukan masa muda terutama masa di kamar!" celetuk Bumi.
Phuk!
Bantal sofa melayang dan mendarat tepat di wajah Bumi yang membuat tawa nya semakin keras, beruntung setiap kamar dilengkapi peredam suara.
"Dasar cucu durhaka, lama-lama mati aku menyusul nenekmu gara-gara kelakuanmu yang kampret, bocah gembleng!" kesal tuan Andromeda.
Pria muda itu menatap kakeknya sambil tersenyum," Terimakasih kakek, Bumi janji akan hidup bahagia, Bumi janji tidak akan seperti mereka dan membuktikan pada kakek, bahwa garis keturunan kakek tidak seburuk itu!" ucapnya sambil tersenyum menenangkan hati gelisah sang kakek tua itu. Meski terlihat sangat berkharisma, tuan Andromeda adalah orang yang lembut hatinya, dia sangat menyayangi cucunya yang telah disakiti oleh anak-anaknya yang bejat.
Entah karma apa yang didapat tuan Andromeda, kedua putranya bercerai dan rumah tangga mereka tidak ada yang berjalan mulus.
Tetapi kehadiran empat cucu yang sangat riweh dan heboh itu mengisi rasa sakit dan menutup luka di hati pria tua itu.
Sejak kecil Bumi, Daisy, Mars dan Bima sudah ditinggal orangtua mereka masing-masing, ditinggal cerai dan semuanya menikah lagi!
Tuan Andromeda hanya mengakui keempat cucunya itu, yang terluka dan sakit karena perbuatan anak-anak nya.
"Jadi, apa kamu mengundang mereka?" Tanya tuan Andromeda.
Dalam sekejap, ekspresi wajah Bumi berubah drastis, tatapannya datar tanpa ekspresi dan wajahnya dingin bak gunung Everest
"Tidak, belum waktunya! Aku sudah menyusun rencana untuk membuat mereka malu sampai ke ubun-ubun, tidak semudah itu aku membiarkan mereka masuk ke dalam hidupku kakek, terutama aku ingin melindungi dan menyembuhkan Nibiru dahulu!" ucapnya sambil tersenyum miring.
"Apa kamu mencintai Nibiru?" tanya tuan Andromeda.
Bumi tergugu, tetapi sedetik kemudian dia tersenyum dengan wajah merona bak musim bunga sakura yang sedang bermekaran.
" Bukankah sudah sangat jelas dari tindakan Bumi? Aku sangat mencintainya," ucap Bumi tanpa ragu bahkan satu detik pun.
"Lalu apa dia mencintaimu?" tanyanya lagi.
Bumi menggelengkan kepalanya," Belum, tapi pasti akan kubuat dia jatuh cinta padaku kakek, akan kubuat dia jadi perempuan paling bahagia di muka bumi!" tuturnya penuh dengan kebahagiaan.
Tuan Andromeda tidak pernah menyangka kalau cucunya yang paling dingin dan kejam diantara semua keturunannya akan jadi semanis dan selembut ini pada seorang wanita polos dan lugu.
Bahkan Tuan Andromeda sudah berpikir kalau pada akhirnya, Bumi satu-satunya cucunya yang akan melajang sampai mati.
Tapi ternyata, Bumi menemukan tambatan hatinya bahkan mengatakan bahwa dia mencintai sosok itu dengan segenap hati.
"Bumi... Kakek mendoakan kebahagiaan mu," ucap tuan Andromeda.
Malam itu menjadi malam terkahir masa lajang dua sejoli yang dipertemukan oleh benang merah takdir. Tanpa ada acara heboh seperti pengantin pada umumnya, mereka hanya mengistirahatkan tubuh, mengisi energi untuk acara sakral yang dinantikan.
Sementara itu, Devi tak kunjung puas dengan segala macam usaha yang dia lakukan untuk menghancurkan Nibiru. Dan besok adalah hari pernikahan Nibiru, sejujurnya dia takut Nibiru akan hidup bahagia.
"Tidak boleh... Tidak boleh begini, aku harus melakukan sesuatu, dia tidak boleh bahagia, bahkan hari pernikahan nya pun harus jadi neraka paling mengerikan untuknya!" ucapnya yang bergumam sendiri mengitari kamarnya yang serba pink dengan aroma manis anggur itu.
Dia menatap kertas putih sederhana berbalut ukiran indah berisi undangan pernikahan yang hanya ditujukan untuk para kerabat terdekat.
Seketika sebuah ide cemerlang muncul di otaknya yang licik itu.
"Hahahah... Aku memang cerdas, Kak Nibiru, tunggu saja, besok aku akan mengirimkan hadiah pernikahan paling mahal dan tak terlupakan untukmu!" ucapnya dengan senyuman congkak penuh kesombongan.
Devi tidak akan berhenti sampai dia benar-benar puas setelah membuat Nibiru hancur.
Dia meraih gawai merah mudanya, dicarinya nomor seseorang di sana, untuk mengumumkan sebuah berita besar pada sekelompok orang yang sekiranya dapat menghancurkan hari bahagia Nibiru.
Entah siapa yang dia hubungi, beberapa pesan masuk terus berdatangan pada ponselnya disertai senyuman licik bagai ular.
"Devi kamu sudah tidur? Mama masuk ya!" suara lembut nyonya Widia membuat gadis itu tersenyum sumringah, " Masuk saja Ma!" balasnya dengan suara tak kalah lembut.
Nyonya Widia masuk sambil membawa sebuah gaun biru muda untuk Devi.
"Gaun apa ma?" tanyanya heran. Dia menatap gaun biru muda itu, sangat cantik dan elegan, dia bisa menebak kalau gaun itu buatan salah satu desainer terkenal kota itu.
"Ma, dapat dari mana gaunnya!?" tanya Devi berbinar-binar.
"Dikirim Nibiru, katanya kita pakai pakaian yang sudah disiapkan kalau mau, kalau nggak juga gak masalah, Mama bawa siapa tahu kamu mau!" ucapnya dengan wajah dongkol.
Seketika wajah Devi menjadi keruh," Apa sih ma, Devi mau dikasih pakai gaun tiruan ini? yang ada Devi jadi sama rendahan kayak anak Mama itu!" ketus Devi.
"Dia bukan anakku, kan sudah Mama bilang berkali-kali Devi!" kesal nyonya Widia yang disambut dengan cengiran kuda di wajah perempuan itu.
"Heheheh... Kirain Mama mengakuinya sebagai putri Mama sampai Mama repot-repot mikirin acara nikahan anak haram itu!" sindir Devi sambil tersenyum mengejek.
Nyonya Widia membuang nafas kasar, "Udah deh, gak usah bahas perempuan sialan itu, Mama mau tanya kamu datang gak besok? Kalau nggak biar Mama gak usah datang, najis rasanya Mama menghadiri pernikahan anak selingkuhan Papa Kamu!" ucap Nyonya Widia dengan wajah kecut.
Devi terkekeh sambil memeluk ibunya, "Tenang saja Ma, kita harus datang kalau ingin membuat perempuan tidak tahu diri itu menderita, sekalian Mama undang saja Nenek dan ibu kandung wanita itu!" ucap Devi .
Senyuman jahat tergambar di wajah Nyonya Widia,"Hihihi... Pinter anak Mama, Besok akan ada drama yang menyenangkan!" ucap wanita itu sambil tertawa bahagia.
Tanpa mereka sadari, Yefta mendengar semua percakapan mereka dengan wajah pucat pasi, fakta mengejutkan yang membuat dadanya terasa sesak,"Ini tidak mungkin!!" ucapnya sambil perlahan menjauh sebelum ketahuan oleh keduanya.