NovelToon NovelToon
Xuan Ji (Season Dua)

Xuan Ji (Season Dua)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / spiritual / dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:178.7k
Nilai: 5
Nama Author: Bang Regar

Kaisar Iblis yang dikira telah tewas sepuluh tahun yang lalu ternyata masih hidup. Dia ternyata memiliki tubuh lain yang merupakan Ketua Aliansi Beladiri.

Semua orang terlena dengan kedamaian semu yang sengaja diciptakan oleh Ketua Aliansi Beladiri. Padahal dari balik bayang-bayang ia memperhatikan murid termuda Xuan Ji yang memiliki fisik Naga Surgawi Legendaris.

Xue Yao adalah bahan terakhir untuk menyempurnakan Seni Darah Iblisnya.

Dapatkah Kaisar Iblis menyempurnakan Seni Darah Iblisnya itu? Sementara ada Xuan Ji yang menjadi guru dan sosok yang dianggap Kakek oleh Xue Yao, apalagi Xuan Ji sudah pernah membunuh Kaisar Iblis. Bisakah Xuan Ji mengalahkan Kaisar Iblis untuk kedua kalinya?

Yuk, langsung dibaca dan jangan lupa baca dulu season satunya dengan judul yang sama: Xuan Ji.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Xuan Ji Season Dua: Kompetisi Beladiri XX

Wasit segera turun tangan sembari mengayunkan pedangnya menghancurkan Avatar manusia berzirah emas.

“Wu Zhanhui memenangkan pertandingan ini!” seru Wasit menepuk pundak Wu Zhanhui.

Dia takut Wu Zhanhui akan membunuh lawannya, karena menurut wasit yang lainnya. Murid Sekte Pedang Abadi adalah harimau liar yang tidak akan membiarkan lawannya keluar dengan keadaan baik-baik saja dari panggung kompetisi beladiri.

Mendengar suara seruan wasit, Wu Zhanhui segera melepaskan cekikkannya pada leher Gu Heng.

Terlambat beberapa tarikan nafas saja melepaskan kuncian tangannya, maka wasit pasti berseru bahwa ia akan didiskualifikasi.

“Ukhuk ... ukhuk!” Gu Heng batuk-batuk dan menatap wasit dengan ekspresi wajah kesal. “Kenapa pertandingannya langsung dihentikan saat Avatarku hampir mengalahkannya?”

Dia tidak terima dengan kekalahannya itu, padahal ia masih bisa bertahan puluhan nafas lagi walaupun dicekik oleh lawan. Namun, dengan keputusan tergesa-gesa yang dibuat oleh Wasit, ia akhirnya gagal memenangkan pertandingan—padahal Avatar manusia berzirah emas hendak menebas punggung Wu Zhanhui.

“Keputusan wasit tak bisa dibantah!” sahut Wasit dengan nada kesal juga. “Kamu sudah kalah, silahkan turun dari panggung!”

“Cih!” Gu Heng segera turun dari panggung dan pergi tanpa menoleh ke arah gadis-gadis yang mendukungnya, karena ia sangat malu atas hasil pertandingan ini.

Gadis-gadis itu juga terdiam dan hanya menatap Gu Heng yang pergi sembari menggerutu dengan suara pelan.

“Hahaha ... kubilang apa? Saudara Wu Zhanhui pasti akan memenangkan pertandingan ini.” Wan Yunsheng tertawa terkekeh-kekeh sembari memungut Pedang milik Wu Zhanhui yang tergeletak di depannya.

Namun, para gadis-gadis tak menanggapi perkataannya. Mereka segera meninggalkan panggung kompetisi beladiri itu dan membiarkan Wu Zhanhui, Wan Yunsheng, dan Xuan Ji di sana.

Wu Zhanhui segera menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat. “Tetua Ji,” sapanya.

“Eh, ternyata Tetua Ji sudah di sini sejak tadi?” Wan Yunsheng terkejut melihat Xuan Ji. “Apakah Yao‘er sudah tidur, Tetua?” tanyanya lagi.

Xuan Ji menganggukkan kepala dan berkata, “Ya, Xiao Yue tidur bersamanya. Nanti siang mereka akan menonton kalian bila lolos ke babak enam belas besar.”

Masih ada satu pertandingan lagi atau babak 32 besar sebelum pertandingan berikutnya diadakan di arena latih tanding markas Aliansi Beladiri.

Hanya tiga muridnya yang masih melaju hingga babak 32 besar. Sayang sekali Xue Yao memilih tidur dari pada ikut kompetisi beladiri ini, padahal dialah yang terkuat dari semua muridnya yang memiliki basis Kultivasi Ranah Raja Bumi.

“Di mana si gendut Yan Chung, Tetua Ji?” tanya Wan Yunsheng.

Biasanya Yan Chung paling cepat menyelesaikan pertandingan dan akan menonton pertandingan rekannya bersama Xuan Ji. Namun, kali ini ia tak muncul sehingga Wan Yunsheng berpikir mungkinkah lawannya sangat kuat sehingga ia kesulitan mengalahkan lawannya itu.

“Dia sedang makan mie ayam, katanya ia harus mengisi ulang nutrisinya karena saat pertandingan tadi ia menggunakan banyak kekuatan untuk menyingkirkan lawan dalam satu sundulan keras,” sahut Xuan Ji.

Namun, Wan Yunsheng dan Wu Zhanhui mengerutkan kening dan iri pada si gendut itu karena selalu bertemu lawan yang mudah atau mungkin lawan terlalu meremehkannya, sehingga ia memanfaatkan kelengahan lawan untuk menggeruduk lawan keluar panggung.

“Sepertinya Klan Duan sudah kehabisan amunisi, sehingga mereka tidak mengirim murid mereka melawan muridku,” gumam Xuan Ji, karena lawan Wu Zhanhui dan Yan Chung bukan berasal dari Klan Duan.

Dia kemudian menoleh ke arah gedung markas Aliansi Beladiri dan penasaran siapa anggota Klan Duan yang menjadi Ketua panitia pelaksana kompetisi beladiri ini.

Kalau ia tahu siapa orangnya, maka suatu hari nanti ia harus membuat perhitungan pada anggota Klan Duan tersebut.

Tiba-tiba ia teringat dengan si cerdas dan ahli strategi Aliansi Beladiri yang juga berasal dari Klan Duan yang ia temui di rumah bordil Bulan Purnama. “Hmm, apakah ini ulah Duan Li?” gumamnya berspekulasi.

Xuan Ji merasa dalang dibalik semua ini kemungkinan besar adalah dia, makanya tidak ada Sekte besar yang melakukan protes. Karena ia memiliki pengaruh yang cukup besar di dalam organisasi Aliansi beladiri.

“Tetua Ji!” seru Yan Chung dari kejauhan dan berlari menghampirinya. “Daftar yang bertarung pada babak 32 besar sudah tertera di papan pengumuman. Aku akan melawan murid Sekte Wudang, saudara Wan Yunsheng melawan Sekte Taixu, dan saudara Wu Zhanhui akan melawan murid Sekte Hongmeng.”

Pada babak 32 besar ini semua pesertanya berasal dari Sekte besar, hanya ketiga murid Sekte Pedang Abadi itu pendatang baru dari Sekte tingkat menengah. Itu akan menjadi rekor baru ada murid dari Sekte wilayah Selatan yang melaju ke babak 32 besar.

Karena lawan Yan Chung kali ini adalah murid dari Sekte besar, Xuan Ji memutuskan menonton murid terlucu dan hobi makan itu.

...***...

Jalanan Kota Tianfeng sangat ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai wilayah di Benua Tianlong. Laga enam belas besar untuk kategori Ranah Raja Bumi akan segera dimulai, para wisatawan itu berlomba-lomba untuk mendapatkan tiket masuk, dan juga yang memasang taruhan yang diselenggarakan oleh Rumah Bordil Bulan Purnama.

Rumah Bordil Bulan Purnama menyewa tempat di dekat pintu masuk ke arena latih tanding markas Aliansi Beladiri.

Mereka menempel lukisan wajah beserta nama-nama peserta kompetisi beladiri yang lolos ke babak enam belas besar di papan pengumuman.

Taruhannya hanya satu macam saja, yaitu menebak siapa yang akan menjuarai kompetisi beladiri kategori Ranah Raja Bumi.

Mereka membuat daftar siapa unggulan pertama hingga unggulan terakhir.

Bila seseorang memasang taruhan pada unggulan pertama dan ternyata unggulan pertama itu menjuarai kompetisi beladiri, maka yang memasang taruhan akan mendapatkan uang kembali sepuluh kali lipat dari taruhan yang ia pasang.

Untuk unggulan kedua maka akan mendapatkan uang kembali Dua Puluh kali lipat. Unggulan ketiga Tiga Puluh kali lipat dan begitu juga seterusnya hingga unggulan ke Enam Belas yang akan mendapatkan Seratus Enam Puluh kali lipat bila memenangkan pertandingan itu.

“Hei, Pak tua! Siapa yang akan kamu pilih?” Seorang Pria tua bertanya pada Xuan Ji yang sedang memperhatikan enam belas lukisan wajah peserta yang lolos ke babak enam belas besar.

Xuan Ji menoleh ke arah Pria tua itu dengan kening berkerut.

“Hei, ekspresi wajahmu menakutkan sekali! Padahal aku hanya bertanya saja,” kata Pria tua itu sembari mengeluarkan kantong kulit berisi Koin-koin emas. “Nona cantik, aku akan mempertaruhkan semua uangku ini pada unggulan kelima.”

“Kelima?” Gadis cantik itu terkejut mendengarnya, karena sejauh ini semua orang yang memasang taruhan memilih bertaruh pada unggulan Pertama, Kedua, dan Ketiga.”

Pria tua berpakaian compang-camping itu tersenyum lebar. “Aku memilihnya karena dia cantik hehehe.”

“Gadis itu memang cantik ... dia lebih cocok menjadi unggulan pertama,” sahut Xuan Ji.

Pria tua itu menoleh ke arah Xuan Ji dan berkata, “Matamu jeli juga. Aku merasa gadis itu akan menjuarai kompetisi beladiri ini.”

Xuan Ji hanya mengangguk pelan. Dia sebenarnya mengetahui identitas Pria tua itu.

Pria tua itu adalah Tetua Sekte Taixu, tetapi tidak pernah memiliki murid karena ia lebih sering berkelana di luar Sekte.

Xuan Ji sendiri hanya beberapa kali melihatnya saat masih menjadi murid Sekte Taixu dan mengetahui identitas Pria tua itu karena diberitahu oleh gurunya.

“Aku memasang taruhan 10.000 Koin Emas pada unggulan ke-16, 10.000 Koin Emas pada unggulan ke-15, dan 10.000 Koin Emas pada unggulan ke-14,” kata Xuan Ji yang membuat Pria tua dan pekerja wanita dari rumah bordil Bulan Purnama tercengang mendengarnya.

Baru kali ini mereka mendengar ada seseorang yang berani memasang taruhan untuk unggulan terakhir.

1
y@y@
🌟👍🏻👍🏾👍🏻🌟
y@y@
⭐👍🏼👍🏻👍🏼⭐
y@y@
🌟👍🏻👍👍🏻🌟
Andbie
makasih thor
Indra Jaya
udah lama baru muncul lagi nih kata2 dari tahun 90an pepesan kosong
HOPE
yokk thorr lanjutt up up lagiii
HOPE
yokk lanjutt up up thorr
Shania Evolet Aurora
like like like
koment koment koment senajan isih berbatas
Shania Evolet Aurora
fast like fast koment yang pasti like seng penting koment
makasih double up-nya Babang Tamvan, tetap semangat n semoga sehat selalu yaaa
nanonano
salah nama sepertinya..maklum sudah tua 🤭🙏
Maz Tama
wawww jadi ketua klan... update thor
Maz Tama
bantai thor
Shania Evolet Aurora
Sun Er ini bukannya melamar jadi Koki di Puncak Qianyan ya? Kok bisa jadi kandidat Ketua Klan?
Shania Evolet Aurora
Sebentar Kak Author, ini Ketua Klan Sun sedang membicarakan Sun Mu dan Sun Lan yang merupakan keponakannya sendiri ataukah Sun Er Putri dari Sun Tian sang pemilik penginapan sederhana? Ataukah Sun Er ini adalah panggilan Ketua Klan Sun pada keponakannya, Sun Lan?🤔🤔🤔🙏🙏🙏
Shania Evolet Aurora
fast like fast koment yang pasti like seng penting koment
makasih double up-nya Babang Tamvan, tetap semangat n semoga sehat selalu yaaa
Shania Evolet Aurora
Menikmati Kegercepan Sun Mu dan Sun Lan memasuki Sekte Pedang Abadi serta tak ketinggalan pula Kegercepan Sekte dalam menancapkan pengaruhnya di Kota Pinus, mantap👍🏻👍🏻👍🏻
Suanggi™
kebiasaan buruk🤦🏽
Suanggi™
yg semangat thor😎
Roni Yakub
terimakasih sudah up ditunggu kelanjutannya boskuhhh sehat selalu tetap semangat
dan banyak rezeki aminnnnn....
Suanggi™
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!