NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Nada Si Gadis Pincang

Takdir Cinta Nada Si Gadis Pincang

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Beda Usia
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: elis_konkon

Kisah tentang seorang gadis sederhana yang bernama Nada Ayuni. Ia biasa di panggil Nada. Ya,sesuai dengan namanya. Hidupnya bak seperti tangga nada kadang merdu dan kadang sumbang.

Kekurangan pada fisiknya tak membuatnya berkecil hati. Ia selalu menjalani hari-harinya dengan penuh suka cita. Demi sang adik, ia rela membanting tulang menjadi tulang punggung keluarga.

Bekerja serabutan sana sini pun akan di lakoninya. Demi menghasilkan pundi-pundi uang dan juga demi cita-citanya untuk menyekolahkan sang adik, tak ingin adiknya bernasib sama seperti dirinya yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Nada hanya sampai lulus SMA.

Kehidupannya mulai berubah ketika ia mengenal seorang pemuda tampan dari keluarga kaya yang selalu menghina dan merendahkannya yang kerap memanggilnya si gadis pincang.

Dan juga hadirnya seorang pria dewasa yang akan merubah takdir hidupnya.

Akankah takdir cinta Nada akan berakhir indah dan bahagia? yuk kita ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elis_konkon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Rencana licik Grandma

Setelah Sekar dan Nada selesai berkemas,mereka pun langsung menuju ke ruang keluarga dimana Reynar sedang menunggu.

Sebenarnya Nada masih merasa ragu untuk ikut ke rumah pribadi Reynar. Namun, karena sekarang ia telah resmi menjadi istri dari laki-laki tampan tersebut. Maka, ia pun harus menurut apa pun keinginan dari sang suami.

"Mas, kami sudah siap."

Mendengar suara Nada, Reynar refleks menoleh dan benar saja ia melihat Nada dan Sekar tengah berdiri dan dengan menenteng dua tas jinjing besar yang berisi pakaian mereka.

"Oke, ayo kita berangkat sekarang!"

"Hey...tunggu!"

Baru saja mereka ajan melangkah keluar tiba-tiba terdengar suara grandma Batari yang tengah berjalan tergopoh-gopoh.Dan mereka bertiga akhirnya berhenti sejenak.

"Grandma...ada apa?kalau grandma ingin menghalangi kami untuk pergi maaf, Reynar tidak bisa!"

"Siapa yang ingin menghalangi kalian? Bibi...cepat bawakan koperku kesini!"

Seorang pelayan datang dengan membawa sebuah koper besar milik sang Grandma.

"Ini nyonya besar, sudah siap."

"Ayo, bawakan ke mobil Reynar!"

Grandma Batari melangkah dengan seorang pelayan yang membawakan kopernya. Reynar dan Nada mematung tak percaya jika sang Grandma akan bertindak seekstrim itu.

"Loh, kenapa kalian malah bengong? ayo cepat, hari sudah menjelang malam!" Menoleh ke belakang karena merasakan tidak ada pergerakan dari sang cucu dan cucu menantunya.

"Waduh...kenapa Grandma malah mau ikut sih? perasaanku jadi tidak enak? mau berulah apa lagi Grandma?"

Reynar sedikit was-was akan adanya Grandma Batari yang akan tinggal di rumahnya.Padahal ini adalah malam yang begitu spesial baginya dan Nada, gadis yang baru saja sah menjadi istrinya.

Sedangkan Nada entah mengapa dengan ikutnya Grandma Batari membuat hatinya merasa lega. Padahal sejak tadi dadanya terus berdebar-debar resah memikirkan tentang malam pertamanya dengan Reynar.

"Loh, siapa gadis ini,Rey?" Grandma kaget ketika Sekar ikut masuk bersamanya dan duduk di kursi penumpang belakang.

Ya, Grandma Batari memang belum mengenal Sekar, adik dari Nada.

Nada dan Reynar yang telah duduk di kursi depan pun menoleh ke belakang. "Oh–dia Sekar, Grandma...Adiknya Nada.–Reynar

"Iya, nyonya.Perkenalkan nama saya Sekar kirana, saya adik dari kak Nada." Sekar tersenyum ramah pada Grandma Batari. Dan Grandma Batari pun hanya mengangguk.

Perjalanan dari mansion utama menuju ke kediaman pribadi Reynar tidak memekan waktu lama, hanya sekitar 30 menitan. Kini mereka telah tiba dan langsung bergegas masuk ke dalam.

"Em...Grandma tidur di kamar bawah ya?'

Reynar sebenarnya memiliki alasan sendiri mengapa menempatkan sang Grandma untuk menempati salah satu kamar di lantai dasar bukannya di lantai atas. Ia tidak ingin mendapat gangguan dari Grandmanya yang super usil itu.Apa lagi ini adalah malam pertamanya bersama sang istri.

"Apa...?Memangnya kamar di lantai atas penuh? siapa yang menempatinya sampai aku tidak boleh tidur di lantai atas?" Menatap curiga pada cucu laki-lakinya.

"Oh,bu–bukan begitu Grandma. Kalau di lantai bawah kan, Grandma tidak akan capek turun naik tangga." Tersenyum kikuk karena takut ketahuan alasan yang sebenarnya oleh sang Grandma.

Grandma Batari mencium aroma mencurigakan dari sikap sang cucu. Sejenak ia berpikir dan akhirnya ia tahu apa yang menjadi penyebabnya. Menarik sudut bibirnya dan tersenyum penuh arti.

"Tidak...aku tetap mau di kamar atas!cepat bawakan koperku, Rey!"

"Benar kan, feelingku ngak akan meleset. Grandma pasti akan berusaha mengacau dan mengganggu malam romantis kami? ish...Grandma!?" Reynar menggerutu di dalam hatinya.

Dengan berat hati dan wajah yang terlihat lesu, Reynar mengangkat koper sang Grandma menuju ke lantai atas dan sialnya lagi wanita tua itu memilih kamar yang bersebelah dengan kamarnya.

Setelah mengantarkan Grandma, Reynar dan Nada Masuk ke kamar mereka.

"Kamu mandi saja duluan, aku masih ada yang harus di kerjakan!" Reynar mengambil laptopnya lalu duduk di sofa dan mulai berkutat dengan pekerjaannya.

"Iya mas." Nada membuka tas jinjing sedang yang berisi pakaiannya.Mengambil se-stel baju piayama lalu bergegas masuk ke kamar mandi.

Tiga puluh menit kemudian Nada keluar dan telah selesai mandi tubuhnya sudah terasa segar dengan rambutnya yang terlihat masih basah. Nada mengeringkannya dengan menggosok-gosok rambutnya menggunakan handuk kecil.

Reynar tampak masih serius dengan pekerjaannya. Bahkan saat ini laki-laki itu telah berselonjor di atas sofa dan memangku laptopnya.

"Mas, air hangat untuk mas mandi sudah saya siapkan."

"hmm...?"

"Baiklah, terima kasih."

Nada duduk meja rias sambil membersihkan wajahnya. Ia melihat gerak gerik suaminya yang masuk ke kamar mandi lewat cermin di hadapannya.

Tak memakan waktu lama, 15 menit kemudian Reynar telah keluar dari kamar mandi. Setelah itu ia kembali duduk di sofa dan berkutat kembali dengan laptopnya. Nada mendekat dan berdiri tepat di hadapan sang suami. Mengetahui hal itu Reynar pun mendongak dan menatap Nada.

"Ada apa?"

"Em...apa mas mau saya buatkan secangkir kopi supaya mas tidak mengantuk?"

"Supaya tidak mengantuk?ah...iya, betul sekali.Kamu kok pengertian sekali sih,sayang. Baiklah, buatkan untuk suamimu ini ya cantik!" Mengedipkan matanya dan tersenyum penuh arti. Membuat Nada jadi salah tingkah.

"Kenapa mas Reynar terlihat begitu senang,ya? apa barusan aku salah bicara? OMG...jangan-jangan dia salah paham dan mengira kalau aku...aduh, seakan aku ini tengah memancingnya?Nada...mulutmu ini selalu bicara yang tidak-tidak."

Nada merutuki mulutnya yang selalu mengeluarkan kata-kata yang ambigu dan membuat Reynar selalu salah tangkap akan maksud yang sebenarnya.

"Loh, kok malah melamun? katanya mau membuat secangkir kopi untukku? Sabar ya sayang, pekerjaanku sebentar lagi akan selesai!ayo, sana biar suamimu ini tetap segar?"

Nada hanya menyengir dan segera melangkah keluar kamar.

"Ck...ternyata gadis itu sudah tidak sabar dan tak sepolos yang kukira?Nada...Nada?"

"Hey...Nada, apa yang kamu bawa itu?"

Grandma Batari tiba-tiba keluar dari kamarnya bertepatan dengan Nada yang juga baru akan memasuki kamarnya.

"Oh, ini kopi untuk mas Reynar...Gra...eh, nyonya besar."

Entah mengapa Nada begitu gugup ketika tanpa sengaja berpas-pasan dengan Grandma Batari yang menatapnya dingin seperti biasanya.

"O...Ya sudah, cepat antar sana! setelah itu datanglah ke kamarku.Ada yang harus kau kerjakan! Kamu mengerti kan?"

"I...Iya, Nyonya besar!"

Kriettt

"Ini kopinya,mas!" Nada meletakkannya diatas meja.

"Hmm...terima kasih ya, sayang. Sini...duduklah, temani aku!" Reynar menepuk sisi kosong di sebelahnya.

"Itu–tadi nyo...Grandma menyuruh saya untuk kekamarnya, sepertinya beliau membutuhkan sesuatu?"

"Grandma? menyuruhmu untuk ke kamarnya, sekarang?"

Reynar menautkan alisnya dan merasa heran akan permintaan sang Grandma yang terkesan di sengaja. "Apa yang sedang kau rencanakan Grandma?"

"Kalau begitu, saya ke kamar sebelah dulu ya mas!?"

"Hmm...iya, jangan lama-lama!"

tok tok tok

"Masuk!"

Kriett

"Oh,kamu. Kemarilah dan tolong pijat kakiku!" Grandma Batari duduk berselonjor dan bersandar di kepala tempat tidur. Nada segera mendekat dan duduk di tepi ranjang.

"Naiklah! bagaimana kamu bisa memijatku jika, posisi badanmu seperti itu? Ayo, cepat naiklah...lamban sekali sih kamu itu!?"

"Baik nyonya."

Nada pun naik keatas tempat tidur dan memulai memijit kaki Grandma Batari.

"Apa segini sudah cukup nyaman, nyonya?" Menanyakan apakah pijitannya sudah cukup pas di rasakan oleh wanita tua tersebut.

"Hmm...lumayan. Ya, cukup segitu saja.Jangan keras-keras!satu lagi, jangan panggil aku nyonya...panggil aku Grandma seperti cucu-cucuku yang lainnya!"

Nada mengulum senyumannya dan mengangguk mengerti.

Sudah hampir satu jam Nada belum juga kembali ke kamarnya. Membuat Reynar gelisah, ia benar-benar kesal dengan kelakuan sang Grandma yang seenaknya saja menguasai istrinya di saat mereka akan menikmati malam pengantin.

"Ish...Grandma! Sepertinya Grandma memang sengaja melakukannya, dia ingin mengerjaiku? baiklah...lihat saja nanti, siapa yang akan memenangi permainan ini?"

tok tok tok

"Grandma...ini Reynar, bolehkah aku masuk?"

kriett

"Grandma ini sudah malam, aku rasa sekarang saatnya istriku untuk beristirahat! ayo, sayang kita kembali ke kamar!"

Tanpa basa basi, Reynar langsung menghampiri Nada yang masih berada di atas tempat tidur dengan kedua telapak tangan yang berada di punggung Grandma Batari.

"Dasar cucu tidak sopan! main selonong boy saja. Grandma cuma pinjam istrimu sebentar saja sudah seperti kebakaran jenggot saja? Nada belum selesai dengan Grandma. Sudah sana kembali ke kamarmu sendiri saja! Nada masih lama?" Menatap tajam sang cucu dengan seringai licik yang tercetak jelas di wajah tuanya.

"Apakah Grandma sengaja ingin mengganggu malam pengantin kami?"

"uhuk..uhuk?"

"Sayang, kamu tidak apa-apa?" Reynar menepuk-nepuk punggung Nada yang tiba-tiba tersedak.

"Waduh...ucapannya to the point sekali? apa dia memang sudah begitu menginginkannya? tapi, aku kan masih belum siap?" Nada tersentak kaget sampai tersedak air liurnya sendiri.

"Sudah sana, Reynar! Nada masih lama...mungkin malam ini dia akan tidur di sini?" Tersenyum smirk.

"Hush...hush!" Mengibas-ngibaskan tangannya mengusir Reynar.

"Ow...no...no, Grandma!Nada adalah istriku dan aku yang lebih berhak atas dirinya. Terutama untuk malam ini, Grandma tidak boleh mengganggu kami untuk...Grandma pasti mengerti,kan apa yang Rey maksud?"

"Ayo sayang!"

Grep

Reynar langsung merengkuh pergelangan tangan Nada dan menariknya agar turun dari atas tempat tidur. Ia akan menyelamatkan sang istri dari cengkeraman sang Grandma.

"Dasar cucu kurang ajar...aduh...aduh, boyok-ku!?"

Grandma yang ikut menarik tangan Nada untuk menghentikan Reynar, tiba-tiba merasakan sakit pada pinggangnya.

"Grandma kenapa?"

Bersambung

1
Denni Siahaan
semoga aja gak disia siakan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!