NovelToon NovelToon
The Power Of Mbak Jamu

The Power Of Mbak Jamu

Status: tamat
Genre:Tamat / Janda / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Buna Seta

Tidak pernah terbersit di pikiran Mia, bahwa Slamet yang sudah menjadi suaminya selama lima tahun akan menikah lagi. Daripada hidup dimadu, Mia memilih untuk bercerai.

"Lalu bagaimana kehidupan Mia setelah menjadi janda? Apakah akan ada pria lain yang mampu menyembuhkan luka hati Mia? Kita ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Power Of Mbak Jamu. Bab 24

Hari mulai gelap, adzan manggrib dari beberapa penjuru sudah dikumandangkan oleh para pria. Mia beranjak menyalakan lampu di beberapa ruangan, dilanjutkan shalat magrib.

Jam tujuh malam dia naik becak ke penyewaan kendaraan Jaka. Tentu Mia memilih menemui Jaka di sana daripada ke rumahnya. Fitnah, itulah yang Mia hindari.

Mobil kelas bawah hingga atas, sepeda motor, truk, bus, bahkan becak sudah di parkir di tempat masing-masing. Suasa ramai bukan hanya karyawan sift sore hingga malam, tetapi juga banyak penyewa yang datang disambut ramah oleh pegawai.

Ruangan satu ruko tanpa di tutup, seorang pria tengah duduk di sana sambil menekan tombol handphone, kemudian meletakkan di telinga.

Deerrrttt Deerrrttt...

Mia tersenyum, rupanya Jaka telepon dirinya. Iseng saja Mia angkat lalu mengucap salam, padahal sudah berada di depan Jaka yang tengah menunduk.

"Kamu sekarang dimana Mia?"

"Disini" Mia menahan tawa kala Jaka seketika berdiri seolah ingin segera berlari.

"Disini dimana Mia? Biar aku jemput," Jaka antusias.

"Di depanmu Jak. Hihihi..." Mia terkikik menatap Jaka yang sedang menatapnya bingung.

"Hai, kesambet kamu" Mia maju lalu menepuk pundak Jaka.

"Mia... kamu keterlaluan ya" Jaka ngomel-ngomel. Disini dia kebingungan, sampai kepalanya mau pecah, tetapi yang dia pikirkan justru cekikikan. Namun begitu, Jaka kegirangan lalu menarik tangan Mia menjauh dari tempat itu.

"Stop Jaka, kamu mau membawa aku kemana?" Mia kesal karena tanganya ditarik-tarik.

"Mau menghukum kamu yang sudah membuat aku hampir jantungan" Jaka melepas tangan Mia ketika berhenti di samping mobil miliknya.

"Ayo naik" paksa Jaka, kali ini mendorong bahu Mia agar naik ke dalam mobil. Mia pun menurut, dia percaya kepada sahabatnya pasti tidak akan berbuat macam-macam.

Di dalam mobil Jaka hanya diam fokus dengan setir. Mia sesekali melirik wajah Jaka yang tak ada ekspresi. Dia sudah hafal benar sikap Jaka ketika diam begini ada yang dia pikirkan. Mia ingat, pernah didiamkan Jaka hingga berhari-hari karena Mia memilih menikah dengan Slamet 6 tahun yang lalu. Saat itu Jaka kecewa kepadanya karena merasa dikhianati, padahal Mia hanya menganggap Jaka sahabat.

"Jak"

"Apa"

"Terimakasih ya, kamu sudah membantu aku menata barang-barang"

"Bukan aku kok, Pak RT sama kedua tetangga kamu yang memasukan ke rumah kamu. Aku hanya bantu-bantu saja," Jaka tidak mengakui, padahal justru sebaliknya, mereka yang membantu Jaka.

Mia tidak percaya itu, tetapi tidak lagi bicara. Mobil masuk ke parkiran lesehan yang dulu sering mereka kunjungi ketika masih sekolah.

"Jaka... kita kesini?"

"Iya, kamu nggak apa-apa kan aku ajak makan malam di tempat ini," Jaka yang awalnya suntuk kembali sumringah. Ketika menginjak konblok di depan pertokoan dia ingat ketika dulu masih sekolah. Jika sedang bokek benar, Mia mengajaknya makan di tempat ini. Bukannya Jaka tidak mampu mengajak makan di restoran yang super mahal seperti kemarin. Namun, Jaka ingin mengingatkan Mia bagaimana kebersamaan mereka dulu. Ia masih ada setitik harapan di depanya untuk merajuk cinta bersama Mia sebelum janur melengkung di depan rumah Mia.

"Tentu senang Jaka" Mia tersenyum melangkah bersama ke dalam lesehan yang hanya di tutup terpal.

Nasi sepucuk centong, secuil ikan asin, secomot orek tempe, seperti umpan kucing. Itulah yang menjadi menu makan malam mereka.

"Mia sebenarnya kamu kemana siang tadi. Menurut Mbak Putri kamu di pukul orang dari belakang, setelah pingsan dibawa kabur, siapa orang yang sudah berbuat kurang ajar itu Mia?" Cecar a3Jaka panjang dengan wajah merah padam.

"Sudah lah Jak" Mia tidak ingin memperpanjang masalah ini, toh dia sudah pulang dengan selamat.

"Jangan main-main Mia, kejahatan yang sudah mereka lakukan itu melanggar hukum" Jaka mendesak agar Mia jujur. Jika tidak dipaksa, Mia kadang dengan mudahnya memaafkan orang yang sudah jelas-jelas mengancam nyawanya.

"Tapi dua bodyguard itu sudah aku libas jak. Hihihi..." Mia justru tertawa ketika ingat menendang anu nya bodyguard hingga pingsan.

Dahi jaka mengeryit heran, Jaka memang tahu siapa Mia ketika sekolah dulu jago karate. Tetapi Jaka pikir, Mia tidak sekuat dulu. "Kan, malah cengengesan" Jaka geleng-geleng kepala.

"Kalau kamu tahu para bodyguard yang bertubuh besar itu, tidak sekuat yang orang bayangkan Jak" Mia mengatakan cara mereka melawan tidak memakai strategi, hanya mengandalkan otot tanpa memakai otak.

"Terus... kamu tahu, siapa orang yang menyuruh bodyguard itu, apa dia suruhan Vano?" Pada akhirnya pertanyaan itu Jaka lontarkan.

"Vano?" Mia kaget, lalu bertanya darimana Jaka mengenal Vano.

"Apa kamu lupa ketika kita tempo hari bertemu Vano di restoran" Jaka juga mengatakan bahwa Vano mengikuti mereka hingga depan rumah Mia.

"Masa sih Jak" Mia mau tidak percaya bahwa Vano membuntuti nya, tetapi tadi pagi saat Vano mengantarkan Mia pulang, tidak bertanya lagi Vano sudah tahu tempat tinggal Mia. Mia pun percaya dengan penuturan Jaka. Tetapi yang menjadi pertanyaan untuk apa Vano repot-repot mengikuti dirinya.

"Benar Mia" Jaka menuturkan apa yang dia lihat.

"Kamu belum menjawab pertanyaan aku Mia, Vano kan yang menculik kamu," Jaka masih kekeuh dengan keyakinannya.

"Bukan Vano Jak, tetapi kekasihnya," jujur Mia. Mia pun mengatakan bahwa Dona yang menculiknya tetapi entah apa motif nya.

"Kekasih Vano..." Jaka kaget, aneh dengan para wanita yang akan berbuat jahat dengan Mia. Ternyata bukan hanya Ranti yang mempunyai hati buruk tetapi ada yang lebih buruk lagi.

Satu jam sudah mereka ngobrol di tempat itu, ketika jam delapan para pelanggan lain pun berdatangan. Menyadarkan mereka bahwa tempatnya harus bergantian. Mereka pun akhirnya makan. Porsi sedikit itu memang yang dibutuhkan oleh tubuh Mia saat ini. Karena dia masih kenyang. Sebab, jam 5 sore Mia makan bersama putri. Jika Mia ikut makan itu hanya menghormati Jaka.

"Mau nambah lagi Mia?"

"Nggak Jak" Mia mengajak Jaka pergi dari tempat itu tidak membiarkan orang lain bingung mencari tempat duduk.

"Mia... sekarang jawab dengan jujur, apa kamu dengan Vano ada hubungan?"

Deerrrttt... Dreertt...

Belum lagi Mia menjawab pertanyaan Vano, handphone Mia bergetar.

"Sebentar ya Jak" Mia izin menjawab telepon. Setelah diangguki oleh Jaka, Mia melihat siapa yang telepon, rupanya nomor yang tidak di kenal. Mia memberanikan diri untuk klik telepon lalu menjawab.

"Kamu di mana Mia?" Tanya orang di seberang sana. Tentu Mia hafal suara siapa.

"Di rumah Mase... ada apa..." Mia menjawab santai seperti biasanya.

"Benar kamu di rumah? Saya jemput sekarang. Jangan ke mana-mana" ucap Vano dengan nada perintah.

Tut.

Telepon ditutup sepihak, Mia menatap handphone lekat. Dia tidak percaya tiba-tiba saja Vano akan menjemput. Dia yakin jika ini ada hubungannya dengan Dona.

"Siapa yang telepon Mia?"

"Mas Vano, Jak."

"Vano?" Jaka benar-benar syok.

...~Bersambung~...

1
Shaa Erahh
Luar biasa
Elis Hopapa
Kecewa
Elis Hopapa
Buruk
Martha Amelia Susanti
Luar biasa
Martha Amelia Susanti
Lumayan
Ledy Gumay
Luar biasa
Kini Wati
aku bosan jg dengan novel ini terlalu lebay apalagi mcnya bukanya nayak dulu siapa yg mengetuk pintu biasanya kn hotel Ndak perlu diketuk kalo SM penyewa kan bisa langsung masuk pake kartu,ini udah tau diketuk masih dibuka bener,,bodoh
Kini Wati
kok udah mandi masih pake konde gimana mandinya apa Ndak berat aneh,,aja
Kini Wati
dasar pamno bodoh masak anak buah mu cuma satu orang,kn bisa menyuruh mereka memperhatikan Mia,kalo Mia jalan kemana kn bisa diikuti secara diam,,,
Kini Wati
pano katanya orang kaya tp tidak bisa melindungi calon istrinya,Ndak masuk akal,kenapa udah sering calon istrinya di culik dikeroyok orang tp masih dibiarkan saja bodoh amat j di orang😏😏
Ketut Darmiasih
Bagus ceritanya. Strong woman/Drool/
Dyah Ika
Luar biasa
Dewi Kasinji
ijin baca kak ... suka banget cerita wanita kuat kayak gini
Kini Wati
aku heran SM novel ini mcnya kenapa tidak dia laporkan kepolisi seperti sepupu selamet itu,kenapa mesti lari dia kan bisa memakai telpon kalo ada orang jahat yg ingin membunuhnya
Zain malik
Luar biasa gini nh cerita ny bagus apik tenaan, numpang baca y authors
Wen Afriwelti
Biasa
Yati Pujiati
jbbmyhhjjjjbh onhhbnj
Nopie Kent
Luar biasa
Indah Inayati
semangat
Milad Khusnul
Biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!