"Kita ini Kaka beradik, Boy. jadi kamu tidak boleh mencintaiku!" Aya.
"Kita Kaka adik hanya dalam kartu keluarga. tapi kenyataanya kita tidak ada hubungan darah. jadi Aku bisa menikahi kamu!" Boy.
Boy dan Aya memiliki hubungan yang rumit. papah mereka punya istri dua. Boy anak dari istri kedua sedang Aya anak dari istri pertama. tapi Aya bukan anak kandung, melainkan anak adopsi.
Boy dan Aya sedari kecil selalu bersama. sampai akhirnya Boy punya rasa nyaman dan cinta pada Aya. sayangnya cinta Boy di tolak Aya karena Aya tidak mau membuat keributan di dalam keluarganya. Bagai mana kisah cinta mereka. yuk lanjut baca aja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aya Marah
Boy, Aya dan Ayu sudah sampai di rumah. Udara sangat dingin membuat Ayu langsung minta masuk ke kamar. Bukan hanya dingin, Ayu rupanya lelah dan ingin istirahat.
Boy mengantar Ayu ke kamar. Ayu langsung tarik selimut untuk menutupi badan.
"Abang buatkan susu hangat dulu ya Dek."
"Iya Bang."
Aya masuk ke kamar sambil bawa koper. Boy lalu keluar kamar dan bilang ke Aya kalau mau buat susu hangat untuk Ayu.
Setelah Aya meletakan koper miliknya dan milik Ayu di kamar, Aya keluar untuk buat minuman hangat juga.
Sampai di dapur, Aya melihat Boy sedang menuang berdiri depan kompor.
"Sedang buat apa?" Aya sambil berdiri samping Boy. Boy lalu menengok.
"Lagi buat susu hangat. Kamu mau ngga?"
"Em boleh deh. Tapi buatkan ya."
"Siap sayang. Aku akan buatkan," sambil Boy menarik hidung Aya.
"Ih... Sakit."
Aya mengusap hidungnya dan Boy tersenyum.
Aya meletakan dagunya di pundak Boy. Sedang Boy mengaduk susu di panci. Tangan Boy menarik tangan Aya biar memeluk nya. Aya pun menurut dan tangannya memeluk Boy.
Boy sesekali menengok ke samping untuk mencium rambut Aya.
Setelah susu sudah jadi, Aya melepaskan pelukannya. Boy menuang susu ke gelas.
"Ini buat kamu. Aku antar ke Ayu dulu ya."
Aya mengangguk. Tapi saat Boy mau pergi ke kamar, hpnya berbunyi tanda panggilan. Ternyata dari Mamih.
"Kamu angkat telfon ya dulu. Aku antar susu buat Ayu."
"Iya."
Boy mengangkat telfon Mamih. Dan Aya membawa susu hangat ke kamar Ayu.
Mamih menanyakan Aya dan Ayu apa sudah sampai. Boy bilang baru sampai rumah.
"Ayu langsung istirahat Mih. Katanya capek."
"Iya pasti. Mereka kan di pesawat cukup lama. jaga adik adik ya Boy. Jangan biarkan mereka pergi berdua saja."
"Iya Mih."
"Ya sudah, Mamih mau lanjut tidur."
Telfon pun di matikan. setelah telfon mati, Aya sudah datang.
"Apa kata Mamih."
"Mamih tanya kalian sudah sampai apa belum."
"Oh."
Aya lalu mau duduk, tapi Boy mengajak duduk di ruang depan aja. Biar duduknya enak di sofa.
Keduanya keruang depan dan duduk di sofa. Aya sambil memegangi cangkir duduk bersandar di dada Boy. Boy memeluk pinggang Aya.
"Gimana kuliahnya. Lancar kan?"
"Lancar."
"Baguslah. Marsel masih mendekati kamu?"
"Aku sama Marsel kan temen. Jadi ya masih sering ketemu."
"Awas aja kalau sampai kamu macam macam sama Marsel."
"Ya ngga mungkin macam macam. Kan di hatiku sudah ada kamu."
Boy langsung tersenyum saat dengar perkataan Aya.
"Mau kemana?" tanya Aya saat Boy bangun dari duduknya.
"Mau lihat Ayu dulu," Aya mengangguk.
Boy pergi menuju kamar Ayu. Boy buka pintu pelan dan masuk ke dalam. Boy mendekat ke Ayu. Ternyata Ayu tidur nyenyak. Boy tersenyum tipis.
Boy keluar dari kamar dan mendekat ke Aya. Boy tanpa bicara mengendong Aya yang sedang duduk membuat Aya kaget.
"A... Boy kamu ngapain. Turunin takut jatuh."
"Diam, jangan teriak. Pegangan saja ke leherku."
Aya langsung mengalungkan tangannya di leher Boy. Boy rupanya.membawa Aya ke kamarnya.
"Buka pintunya."
"Mau ngapain kita masuk ke kamar?"
"Sudah ayo cepat buka."
"Kita mau ngapain Boy. Nanti Ayu lihat."
"Ngga sayang. Ayu sedang tidur."
Pintu pun di buka. Boy membawa Aya ke kasur. Sampai di kasur Boy melempar Aya.
"Aa... Boy sakit."
Boy hanya tersenyum saat Aya bilang sakit. Boy langsung menindih Aya.
"Kamu mau ngapain Boy."
Boy tersenyum dan tidak membalas perkataan Aya. Tapi Boy langsung mencium bibir Aya. Boy ingin meluapkan rasa kangen yang selama ini di tahan nya.
Boy mencium bibir Aya dengan rakus sampai Aya kesulitan mengimbanginya. Tangan Boy lalu masuk ke dalam baju Aya untuk mencari dua benda kenyal. Saat tangan Boy menemukan benda kenyal itu, Boy langsung meremasnya. Membuat yang punya kesakitan dan langsung mendorong Boy.
"Sakit. Kamu tuh kasar banget sih."
Aya terlihat marah, dan langsung mau bangun.
"Maaf sayang. Karena aku sangat merindukan kamu, jadi aku khilaf. Jangan marah ya, plis," Boy sambil memohon.
Aya yang melihat Boy minta maaf jadi tidak tega. Memang dirinya juga kangen, tapi ngga mau kalau Boy buat dirinya sakit.
"Maaf ya. Aku akan pelan. Aku janji," sambil mengambil tangan Aya. Aya mengangguk pelan. Boy lalu memeluknya.
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...