Ditinggal menikah oleh kekasih yang sudah menjalin hubungan selama tujuh tahun dengannya karena kesalahan dirinya sendiri yang terlalu fokus dengan karir membuat Calista tidak berniat untuk menikah walau usianya sudah menginjak kepala tiga.
Namun bagaimana jadinya keinginan Calista yang tidak ingin menikah tidak disetujui oleh kedua orang tuanya justru kedua orang tuanya memberikan jodoh untuknya yaitu pria yang berstatus mahasiswa di tempat ia mengajar dan pria itu dijuluki playboy?
Apakah Calista mau menerima jodoh pilihan kedua orang tuanya mengingat jarak umur mereka terpaut sembilan tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semakin cantik di tanganmu
Calista mengangkat kedua bagunya. "Begitulah." Jawabnya.
Rose semakin terbelalak tak percaya. "Apa Om dan Tante tidak salah menjodohkanmu dengan dia? Masih banyak pria baik di luar sana yang bisa mereka jodohkan denganmu."
"Aku juga tidak tahu. Mungkin menurut mereka Danesh-lah yang terbaik untukku."
"Lalu kau benar mau menerimanya?"
"Ya. Mau bagaimana lagi. Seperti perkataanmu kemarin, mungkin saja setelah menikah hidupku akan lebih bahagia. Dan nilai plusnya aku tidak lagi diteror dengan pertanyaan kapan menikah.
"Oh astaga..." Rose benar-benar dibuat terkejut mendengarnya. Rose pikir mahasiswa yang akan dijodohkan dengan Calista adalah pria baik-baik dan umurnya tidak terlalu terpaut jauh dari Calista. Tapi dugaan Rose ternyata salah.
"Sudahlah, jangan memikirkan aku lagi. Lebih baik kita pesan makanannya sekarang." Ajak Calista.
Rose mengiyakannya lalu memanggil pelayan untuk mencatat makanan pesanan mereka.
*
Hari-hari berikutnya, Calista sudah mulai disibukkan mengurus administrasi pernikahannya bersama Danesh. Selama mengurus syarat-syarat pernikahan bersama, baik Calista ataupun Danesh sama sekali tidak menunjukkan kecanggungan satu sama lain. Mereka saling berbicara bila diperlukan dan saling diam jika tidak diperlukan untuk berbicara.
Dan hari ini adalah jadwal Calista dan Danesh memilih cincin untuk pernikahan mereka. Saat jam istirahat siang di kampus tiba, Calista dan Danesh langsung pergi ke mall yang ditentukan oleh Mommy Diora menggunakan mobil mereka masing-masing.
Setibanya di toko mas yang berada di dalam mall, Calista dan Danesh langsung diminta memilih cincin yang pas untuk mereka.
"Jadi kau mau cincin yang mana, Cal?" Tanya Mommy Diora pada Calista yang sejak tadi belum menentukan pilihan.
Calista menatap Mommynya dengan wajah datar. "Cal tidak tahu, Mom. Semuanya bagus dan Cal menyukainya." Jawabnya.
"Pilihlah salah satu yang paling bagus menurutmu." Pinta Mommy Diora.
Calista menghela nafas merasa bingung harus memilih yang mana. Danesh yang melihat Calista sulit menentukan pilihan pun akhirnya mengambil alih tugas Calista.
"Saya mau yang itu." Ucap Danesh menunjuk sebuah cincin dengan hiasan permata di atasnya pada karyawan toko.
Karyawan toko langsung mengambilkan cincin yang Danesh maksud dan memberikannya pada Danesh.
"Kemarikan tanganmu." Pinta Danesh pada Calista.
Calista mengerti tujuan Danesh pun langsung mengulurkan tangannya pada Danesh.
Danesh memegang tangan Calista lalu menyematkan cincin tersebut ke tangan Calista. "Cantik." Pujinya entah untuk siapa.
Kening Calista mengkerut mendengarnya. "Cincinnya cantik?" Tanyanya memastikan.
"Ya. Semakin cantik dipakai oleh Ibu." Jawabnya.
Calista menggelengkan kepala mendengarnya. Bukannya merasa tersipu mendengar pujian Danesh, Calista justru merasa sebal karena menurutnya Danesh mengeluarkan sifat penggodanya di depan mommynya.
Mommy Diora tersenyum mendengar pujian Danesh untuk putrinya. "Danesh benar, cincinnnya semakin cantik dipakai olehmu." Timpal Mommy Diora.
"Ya, ya." Jawab Calista mencoba tersenyum lalu melepaskan cincin itu dari jarinya.
"Jadi bagaimana? Apa kalian ingin cincin yang ini saja?" Tanya Mommy Diora memastikan.
"Ya. Cincin yang ini saja, Mom." Jawab Danesh tak ingin mengundur waktu lama.
"Baiklah." Mommy Diora menyetujuinya lalu meminta Danesh untuk mencoba pasangan cincin tersebut.
Setelah dirasa pas, Danesh pun membayarkan cincin tersebut dengan kartu ATM miliknya.
"Calista, Danesh, bagaimana kalau setelah ini kalian langsung pergi ke butik saja untuk fitting baju pengantin?" Tawar Mom Diora setelah mereka pergi meninggalkan toko perhiasan.
"Terserah Mommy saja. Kebetulan siang ini Cal tidak ada lagi jadwal mengajar."
***
Sebelum lanjut, jangan lupa berikan vote, like, point, dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Danesh dan Cal update, silahkan mampir di novel shy yang lagi on going juga berjudul Noda Menjadi yang Ke 2, ya🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ 🤗
author maupun pembaca..
mau ksh info penting
gabung yu k cbm..
kita d sn bakal belajar brg
dr teknik dsr menulis
jika kalian mnta tlg follow dl akun saya
nnti sy akan bantu undang kalian mksh semua