Sequel dari Novel The Prisoner of mafia
Quen adalah seorang penari erotis yang terkenal di klub malam New York. Dia hanya menawarkan jasa menari, namun banyak lelaki yang terpesona padanya. Di negara lain, dia adalah gadis keluarga konglomerat yang lari dari rumah untuk menghindari perjodohan, dirinya cantik, mulia dan susah didekati.
Pada malam yang penuh gairah, Mike terpikat oleh gadis berpoteng, mereka melewati satu malam bersama, namun pada besok paginya gadis itu sudah menghilang.
"Temukan gadis itu!" Mike dengan gila memerintah pada semua anak buahnya.
Namun tidak disangka, gadis itu sudah pulang ke negaranya dan sedang mengandung seorang anak...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua bulan
Safira tersadar ketika merasakan aroma minyak telon di sekitar hidungnya. Saat dia membuka kedua matanya, ada beberapa pelayan dan juga Quen yang mengelilinginya.
“Mommy sudah sadar!” Quen merasa senang saat melihat ibunya sudah membuka kedua mata setelah pingsan beberapa menit.
Safira mendudukkan diri di bantu oleh salah satu pelayan.
“Nyonya tidak apa-apa? Apakah butuh sesuatu?” tanya pelayan tersebut kepada Safira dengan cemas.
“Aku tidak apa-apa, kalian semua keluar, aku ingin berbicara dengan putriku,” jawab Safira dengan pelan.
“Baik, Nyonya!” jawab beberapa pelayan itu kompak, menundukkan setengah badan mereka lalu keluar dari kamar tersebut.
Safira menghela nafas panjang seraya menatap putrinya dengan tajam.
Quen menundukkan kepalanya seraya menautkan kedua tangannya. Dia takut kepada ibunya yang terlihat sangat marah kepadanya.
“Yang sudah kamu lakukan itu adalah kesalahan yang sangat fatal!” ucap Safira dengan nada penuh penekanan.
“Maaf,” cicit Quen, masih menundukkan kepala.
“Apakah dengan maaf bisa mengembalikan semuanya?!” Suara Safira naik satu oktaf yang membuat putrinya terkejut bukan kepalang.
Quen terkejut ketika mendengar suara ibunya yang keras terkesan membentaknya, selama ini Safira tidak pernah berkata kasar atau membentak dirinya.
“Ya ampun! Jika Daddy-mu tahu, maka tamat riwayatmu!” Safira memijit pangkal hidungnya yang terasa sangat pusing dan sakit karena memikirkan putrinya itu.
Quen meremas kedua tangannya bergantian, ketika rasa takut mendera hatinya.
*
*
“Mungkin aku akan lama berada di Indonesia,” ucap Mike kepada Carlos melalui sambungan telepon, saat ini dia sudah sampai di hotel tempatnya menginap.
“Mike, jangan bercanda!” Carlos menentang keputusan Mike.
“Aku bisa mengurus perusahaan di New York dari sini,” jawab Mike dengan santainya sembari mengaktifkan mode loudspeaker lalu meletakkan ponselnya itu di atas meja. Mike melepaskan seluruh pakaiannya hingga menyisakan boxer saja. Tubuh kekarnya terpampang sempurna yang membuat wanita manapun akan tergoda melihatnya.
“Baik kalau begitu! Tapi, kau tidak bisa berlama-lama berada di Indonesia!” tegas Carlos dari ujung telepon sana.
Mike menatap ponselnya yang tergeletak di atas meja, dia menghela nafas panjang kemudian berkata, “beri aku waktu 2 bulan.”
“No! Kau hanya mempunyai waktu 1 bulan!” jawab Carlos.
“Beri aku waktu dua bulan, kalau tidak lebih baik aku resign!” ancam Mike tidak main-main.
Di ujung telepon sana, Carlos terdengar menggeram kesal. Dia membutuhkan Mike yang sangat hebat dalam berbisnis, maka dari itu akhirnya dia menyetujui keputusan asistennya itu.
“Dua bulan, tidak lebih!” jawab Carlos lalu memutus sambungan teleponnya itu secara sepihak.
Mike tersenyum lalu menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Kepalanya menatap langit-langit kamar hotelnya sembari membayangkan wajah cantik Quen yang seperti bidadari.
Dia tidak akan melepaskan gadis itu, apalagi saat ini dia sudah tahu kalau Quen telah mengandung benihnya.
Mike tidak menyangka kalau benihnya itu sangat berkualitas tinggi, karena sekali tembak langsung tumbuh menjadi kecambah.
Bukankan hal itu sangat hebat dan hal yang patut untuk di banggakan?
Mike tersenyum puas di dalam hati.
Pria tersebut kini menjadi berkhayal mempunyai bayi lucu dan menggemaskan, tapi sepertinya menaklukkan hati Quen akan sangat sulit, maka dari itu dia harus siap untuk berjuang.
“Quen Smith, aku pastikan kau akan takluk kepadaku!” gumam Mike penuh percaya diri sembari beranjak dari duduknya, menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
****
Mike percaya diri sekali ya, 🤣🤣🤣 nanti dia yang tunduk sama Quen🙈