NovelToon NovelToon
Melawan Kematian

Melawan Kematian

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Spiritual / Iblis / Identitas Tersembunyi
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fukano Jr

Seorang pemuda bernama Riu Zin, yang dipenuhi ambisi dan keinginan yang membara untuk mencapai kekuatan yang luar biasa, sehingga ia bersedia untuk melawan bahkan kematiannya sendiri.

Meskipun menghadapi tantangan yang tampak tidak mungkin, seperti melawan Surga yang bagi manusia adalah suatu kemustahilan, namun demi kekuatan yang diimpikannya, ia rela menghadapi segala risiko, bahkan kematian pun sudah menjadi bagian dari kesiapan dan tekadnya. Dengan tekad yang teguh dan semangat yang membara, pemuda ini siap menghadapi segala rintangan dan tantangan, mengejar impian dan ambisinya dengan penuh determinasi dan keberanian yang luar biasa.

Ini bukan tentang mencari kesempurnaan,cerita ini tentang mencari Mati! Ambisi dari seorang Pemuda yang merasa tertantang dan mengikuti seseorang yang menurutnya bisa di andalkan.


Mari baca cerita Pertama ku ya

[ Karya asli]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fukano Jr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Hal tak di inginkan dari tujuan pertama

"Setelah hari itu, orang ini tidak pernah memberikan petunjuk apapun." Ucap Riu Zin yang berjalan di belakang Kamal.

Mereka terus memasuki hutan yang semakin gelap, tanpa tanda-tanda kehidupan yang jelas. Riu Zin dengan teliti memperhatikan sekeliling, melihat serangga dan hewan lain yang tergeletak mati di sekitar radius mereka, menyadari kekuatan aura yang begitu kuat, yang dikenal sebagai "membunuh tanpa menyentuh," dari Kamal

"Pandangan Riu Zin kembali memandangi Kamal yang berjalan di depannya, menyadari bahwa kematian serangga dan hewan tersebut bukan tanpa sebab dari aura hitam tipis yang menyelimuti mereka.

"Selama seminggu, aku membiarkanmu untuk tidak terlalu terburu-buru," ucap Kamal dengan suara pelan dalam kegelapan. Riu Zin mengerutkan keningnya, penasaran dengan maksudnya, karena Riu Zin berpikir bahwa dia selalu siap untuk apa pun yang akan terjadi.

"Kubiarkan kau mempersiapkan dirimu. Tujuanmu, keinginanmu, semuanya akan dimulai besok," lanjut Kamal, menghentikan langkahnya diikuti oleh Riu Zin yang menyusul dari belakang dan berdiri di sisinya.

Tegang, Riu Zin melihat ke depan, mereka telah tiba di Kota Garis Membara, sebuah kota kecil yang sangat berarti baginya. Merasakan bahwa ada hal yang tak diinginkan di sana, Riu Zin menganga kecil, menyadari bahwa mereka berada di wilayah Sekte Rantai Api. Kedatangan mereka di wilayah Sekte sendiri menimbulkan pertanyaan besar dalam pikiran Riu Zin tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Kota Garis Membara terletak tiga ratus dua puluh kilometer dari arah Timur kota Bara Raya. Kota kecil ini memiliki luas hanya dua ratus kilometer persegi dengan jumlah penduduk yang padat. Bangunan-bangunan di Kota ini terlihat rapi dan seragam, dengan warna merah yang mendominasi setiap bangunan, dihiasi dengan ukiran api.

"Seseorang disana?" terdengar suara tegas dari seorang penjaga kota kecil yang mengenakan jubah merah, mencoba mengetahui siapa yang datang dari hutan. Dengan langkah ringan, ia meneriaki, merasa ada kehadiran dengan kehadiran aura yang mungkin dia kenal.

Riu Zin, berdiri di atas pohon dengan diam, mengendalikan energinya agar tidak terdeteksi. Dengan cermat, ia memantau gerak-gerik orang yang mencarinya di bawah, tanpa terlihat. Sementara itu Kamal seketika menghilang entah kemana,bahkan aura nya tidak bisa dirasakan oleh Riu Zin,dia hilang begitu singkat bersamaan dengan suara yang meneriaki mereka.

"Kena kau," orang itu dengan perasaan tajam menoleh ke atas pohon saat merasakan getaran kecil. Namun, dengan kosongnya pohon di atasnya, ia merasa bahwa mungkin hanya firasat semata.

Dengan serius, Riu Zin berada di atas pohon yang berbeda, memperhatikan orang dengan jubah yang tidak asing baginya, yang tampak benar-benar meninggalkan tempat tersebut. "Apakah tujuan kedatangannya kesini untuk itu?atau dia sengaja melakukan ini" pikir Riu Zin, mencoba memahami maksud dari Kamal,sambil matanya dengan tajam menoleh ke kiri dan kanan mencari keberadaan Kamal yang menghilang begitu saja.

Jubah merah yang dikenakan oleh penjaga terlihat familiar bagi Riu Zin, dengan strip hitam di jubahnya menandakan bahwa orang tersebut berasal dari Sekte Rantai Api. Hampir setiap sudut kota dijaga oleh anggota Sekte Rantai Api, karena sebenarnya Kota Garis Membara adalah milik Sekte Rantai Api yang dibangun oleh para Tetua.

Dengan suara singkat dan tegas, Kamal menjawab, "Ikuti saja apa yang ku suruh," saat sudah berada di samping Riu Zin.

"Kau..." Riu Zin sedikit kaget dan mundur, bertanya dengan suara pelan, "Sejak kapan kau berada di sini?" Wajahnya tampak serius, mencoba memahami kehadiran Kamal yang tiba-tiba.

"Sejak tadi," jawab Kamal singkat, membuat Riu Zin semakin bingung. "Sejak tadi? Orang ini bahkan kehadirannya tak terasa, bahkan sudah berada di sampingku. Aku memang bukan tandingannya," pikir Riu Zin dalam hati, sadar bahwa kehadiran Kamal begitu misterius dan kuat.

"Selama perjalanmu, kau akan selalu mendapat masalah dari seseorang yang kau kenal," kata Kamal dengan penuh keyakinan, menyadari bahwa Riu Zin belum menyelesaikan masalah tertentu.

Riu Zin bingung, "Siapa?" Dahi nya mengkerut saat mencoba memahami maksud Kamal. Setelah berpikir sejenak, Riu Zin akhirnya menyadari siapa yang dimaksud, "Oh, dia kah orang itu?"

Roar!

Bunyi petir menyambar dengan hebat, seolah memastikan bahwa perkataan Riu Zin benar. Suasana tegang dan misterius semakin terasa di Kota Garis Membara, di mana kehadiran Kamal membawa perasaan waspada dan ketegangan di antara mereka.

Dengan senyum miring, Riu Zin merespons gemuruh petir di langit, mengetahui bahwa itu adalah Xing Haji yang mencoba menyapanya. "Aku selalu siap kapan saja," ucapnya dengan mantap, siap menghadapi tantangan yang ada.

"Kalau begitu, di mana Lili?" tanya Riu Zin pelan, tanpa menoleh ke arah Kamal. Dia merasa kekhawatiran terhadap gadis kucing yang membutuhkan perlindungan. Namun, Riu Zin tidak mendapat jawaban dari Kamal. Dengan ringan, dia menoleh ke samping, hanya menemukan dirinya sendiri, tanpa kehadiran Kamal. "Kemana lagi dia?" gumamnya, mencoba mencari jejak keberadaan iblis yang hilang, namun Kamal sudah benar - benar lenyap.

•••••√√√••••

Di tepi jurang yang tidak jauh dari tempat Riu Zin berada, di bawah awan mendung dalam malam yang hening, Xing Haji berdiri di atas batu sambil merenggangkan tangannya yang masih terasa kaku. Dalam hati, dia memikirkan, "Aku masih tidak habis pikir kenapa Tuan Iblis itu memihak padanya. Tapi aku juga berterima kasih pada Tuan Iblis telah menyembuhkanku." Meskipun bersyukur atas kesembuhannya, Xing Haji masih merasa tidak puas dengan Riu Zin. Pertarungan mereka pekan lalu telah membuatnya tidak sadarkan diri selama tiga hari dalam keadaan cacat.

"Hmm... Apa sebaiknya kita kembali memberitahu kepada Ketua? Sudah empat hari setelah Senior sadar, kita tidak memberi kabar apa pun," ujar Lue Mindi dengan hati-hati, mencoba berbicara pelan. Namun, cara Lue Mindi menatap Xing Haji terlihat khawatir, penuh kegelisahan.

"Kau diam dulu, aku sudah baik. Sebaiknya kembali lah duluan jika mau," jawab Kamal dengan tegas, tanpa memberi respon pada Junior-nya. Lue Mindi terpukul dengan ucapan tersebut, menyipitkan matanya menahan sedikit emosi. Dia mundur beberapa langkah lalu berlari meninggalkan Xing Haji sendirian.

"Saat dia terluka, akulah yang menjaganya selalu, huff," gumam Lue Mindi dengan ekspresi kecewa, sambil berlari pelan. Selama Xing Haji tidak sadarkan diri, tidak ada yang tulus menemaninya selain dirinya. Namun, apa yang dia dapatkan?

Xing Haji tidak pernah memikirkan perasaan Lue Mindi. Xing Haji, dia adalah sosok yang kaku yang hanya memahami tugasnya sebagai seorang senior untuk membimbing dan melindungi junior nya.

Riu Zin melihat ke belakang, langit mendung tak jauh dari tempatnya. "Mulai besok ya? Jika ada yang ingin menjadi tembok penghalang, akan ku bela," ucapnya dengan tegas, menunjukkan tekad dan keputusannya yang kuat.

 

1
Aether Kong
MC-nya makin OP 😲
Aether Kong
MC-nya keren 😎
Aether Kong
yah kabur /Doge/
Aether Kong
lagi seru diganggu 🗿
Aether Kong
sikat bang...😎
Luka Ingin Mencintai
Semangat nulis, sampai tamat ceritanya 😘🥰
Gilang Alfritz
Sepertinya ada politik dalam para keluarga ini
Fuka ingin dicintai: Mungkin saja🤔
total 1 replies
Gilang Alfritz
Keadaan genting ini
Gilang Alfritz
jangan maksa lah bg
Gilang Alfritz
Betul juga🤔🤣🤣
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
hahaha gadis kucing?
Fuka ingin dicintai: siluman itu kak😊
total 1 replies
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Rongsokan?
Aether Kong
mantap 👍
Aether Kong
latihan mlawan Kematian ya thor
Aether Kong
wah keren 😎
Aether Kong
wkwkwk siluman kucing rupanya
Aether Kong
awas jatuh bang
Aether Kong
namnya bikin laper Thor 🤤
Aether Kong
knp gak mau bunuh, iblisny galau ya
Aether Kong
Ibisny ngulue waktu, knp gak lngsung ambil aja jantung si Rui Zhin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!