Mila terjebak oleh keadaan. Ia terpaksa harus sabar mendengar cacian dari Angga. Angga sangat membenci Mila. Karena menurut Angga, Mila adalah wanita miskin, rendahan yang hanya ingin menikmati kekayaan keluarganya.
Mila juga sangat membenci Angga semenjak kejadian yang menimpa dirinya bersama Angga. Angga adalah satu-satunya orang yang tidak ingin Mila temui lagi di dunia ini tapi, takdir berkata lain. Dimana pun Mila berada pasti ada Angga.
Walaupun keduanya saling bermusuhan, tapi mereka tidak menyadari bahwa setiap hari mereka saling bertemu dan bersama. Kapankah benih-benih cinta akan tumbuh di hati mereka?
Baca kisah Mila dan Angga hanya di Novel toon dengan judul Menikah dengan Mr. Arogan.
Jangan lupa like dan share nya ya.... Terima kasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Mawarni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Farhan, Pria Berkharisma
Epilog.
Tap... Tap... Tap... Suara langkah kaki.
“Apa yang membawamu datang kesini?”, ucap seorang pria yang berada di sebuah kursi dan membelakangi seseorang yang masuk ke ruangannya.
“Aku akan melakukan semua rencana Ayah. Tapi, dengan syarat jangan libatkan wanitaku dalam hal ini”, ucap seorang pria lainnya.
“Baiklah. Tapi, semua tergantung padamu. Jika wanita itu ikut campur, maka dia harus mendapat hukumannya”, jawab pria yang masih duduk itu.
Tapi, kemudian ia beranjak dari duduknya. Dan berjalan mendekati pria yang sedang berdiri dari tadi. “Jaga wanitamu baik-baik”, ucapnya sambil menepuk-nepuk bahu pria itu.
***
Jam 5 pagi, mereka bertiga sudah berjalan arah pulang. Angga melihat Reina yang dari tadi asyik mengirim pesan kepada seseorang. Kemudian, ia melihat Mila dari kaca, ia sedang memandang keluar.
“Kak.. kak.. Kita harus ke bandara sekarang juga!” perintah Reina.
Angga tidak percaya jika Reina menyuruhnya ke bandara. Bukannya dari tadi dia yang sibuk minta pulang tapi malah menyuruhnya ke bandara. Lagi pula emangnya ada pesawat mendarat sepagi ini? Dalam hati Angga. Angga mau membentaknya tapi ia ingat dengan janjinya pada Mila. Angga pun hanya bisa mengkodekan bibirnya ke arah Mila mengucapkan “Apa” tanpa mengeluarkan suara.
“Ck! Udah deh. Kakak nanti juga tahu. Oh ya Mil, aku mau kamu bertemu dengan seseorang. Pasti kamu kaget deh”, ucap Reina antusias.
Mila hanya tersenyum menanggapi ucapan Reina. Tapi, dalam hatinya ia bertanya-tanya siapa orang yang akan mereka temui nanti. Apakah Mila mengenalnya?
Beberapa jam kemudian, mereka pun sampai di bandara. Reina dengan antusias mencari seseorang itu. Mila dan Angga hanya bisa mengikuti Reina dari belakang. Dan, tidak lama munculnya sosok pria yang gagah dan rupawan menghampiri Reina dan memeluknya dengan erat.
Melihat pria itu, langkah Mila terhenti. Ia sangat mengenalnya. Dan langsung membuat Mila sedih. Pria itu adalah Farhan pria tertampan di SMA. Mila pernah bermimpi menjadi kekasihnya.
Flasback on.
Mila berlari menuju kantin. Di sana sudah begitu ramai siswa yang lainnya berkumpul. Sesampainya di sana, perlahan Mila menyibakkan satu persatu orang-orang yang berkerumun itu hingga ia bisa melihat siapa yang berada di tengah kerumunan.
“Kenapa kamu selalu ikut campur urusanku ha?”, ucap salah seorang siswi kepada Reina.
“Vi, please.... Kamu jangan kekanakan kayak gini”, jawab Reina lembut.
Tapi, Elvi tidak memperdulikan perkataan Reina sama sekali. Ia terus memandangi seorang siswi lainnya yang tengah duduk tertunduk di hadapannya. Matanya tampak sembab memerah.
“Vi.. Tenanglah. Kamu beri dia kesempatan untuk menjelaskannya...”, sambung Reina sambil memegang pundak Elvi.
Emosi Elvi sedang berada di puncaknya. Ia langsung mendorong Reina karena tidak suka dengan ucapan Reina yang terdengar seperti membela adik tirinya. Reina terhempas ke lantai sangat kuat. Dan membuat semua yang menonton terkejut.
“Hentikan!”, ucap Farhan datang.
Farhan adalah ketua OSIS di sekolah tersebut. Selain wajahnya yang tampan bak artis Korea, ia juga siswa terpintar. Pantas jika siswa yang lain mempunyai rasa segan padanya.
“Jaga sikap kamu Vi! Jangan bawa-bawa masalah rumah ke sini. Lihat apa yang telah kamu lakukan pada Reina, temanmu sendiri!”, lanjut Farhan sambil membantu Reina berdiri. “Apa kamu tidak malu dilihat banyak orang? Aib yang seharusnya tidak mereka tau menjadi tau”.
Dengan perasaan yang masih jengkel Elvi pun pergi meninggalkan kerumunan itu. Semua orang bersorak atas sikap Elvi. Tapi, Elvi tidak memperdulikan nya.
“Kalian juga, bubar!”, perintah Farhan.
Semua siswa akhirnya berhamburan mengikuti perintah Farhan kecuali Mila. Ia begitu terpukau dengan Farhan. Baru kali ini ia melihat Farhan dari dekat. Ternyata Farhan benar-benar berkharisma. Mila adalah siswi baru di sekolahnya. Ia tahu dari siswa lainnya informasi tentang ketua OSIS di sekolah itu. Awalnya, ia hanya berpikir pria tampan itu sudah biasa. Tapi, saat melihat Farhan semuanya berubah. Ia mulai menghkayalkan jika Farhan adalah cinta sejatinya seperti siswi lainnya. Namun, ia hanya bisa bermimpi.
Beberapa hari setelahnya, saat di perjalanan pulang sekolah, Mila di hadang oleh beberapa pria. Mereka membuat Mila ketakutan. Orang-orang sekitar hanya melihatnya saja tanpa mau menolongnya. Padahal jelas-jelas mereka ingin melecehkan Mila. Ia sudah menangis sambil memohon-mohon agar ia di lepaskan. Tapi, para pria itu sama sekali tidak mengasihani Mila.
Dan tiba-tiba seseorang datang dan langsung menghajar mereka. Mila terduduk lemas sambil menangis. Badannya masih gemetaran namun, ia merasa bersyukur karena masih ada orang yang mau menolongnya. Lalu, pada saat ia melihat perkelahian itu, ia baru tahu jika yang menolongnya adalah Farhan.
Farhan menghajar mereka satu persatu. Namun, yang membuat heran adalah tak satupun dari preman itu yang membalas pukulan Farhan. Malah mereka seperti memohon pengampunan dari Farhan. Ia seperti berkata sesuatu pada mereka sampai mereka mengangguk-anggukkan kepala. Mila jadi berpikir sebegitu berkharismakah Farhan sampai para preman itu pun segan terhadapnya.
Setelah itu, Farhan menghampiri Mila dan menanyakan keadaan Mila. Farhan meminta Hp Mila dan menyimpan nomornya di panggilan darurat.
“Kalau kamu di ganggu seseorang lagi, kamu hubungi aku ya”, ucap Farhan sambil mengembalikan hp Mila.
Betapa bahagianya Mila pada saat itu. Ia merasa sangat beruntung mendapatkan nomor Farhan. Dan itu dari Farhan langsung. Tapi, semenjak kejadian itu, Mila tidak pernah berhadapan dengan preman lagi. Jadi, ia juga tidak bisa menghubungi Farhan. Ia terlalu malu untuk menghubungi Farhan lebih dahulu terlebih tidak ada hal penting untuk di bicarakan.
Di sekolah Farhan juga terlihat biasa saja saat berjumpa dengan Mila. Malah Mila melihat jika Farhan semakin dekat dengan Reina. Kadang mereka juga satu tim dalam lomba cerdas cermat. Mereka berdua adalah kebanggaan sekolah. Siswa lain pun merasa jika mereka pasangan serasi.
Mila mungkin salah jika berpendapat Farhan menyukainya. Yang ada Farhan adalah pria yang suka menolong orang lain terlebih seorang perempuan. Tapi, hati Mila tetap tercantum sebuah nama di sana yaitu Farhan.
Flashback off.
Reina dan Farhan menghampiri Angga dan Mila. Kemudian, Farhan pun berjabat tangan dengan Angga. Lalu, saat berjabat tangan dengan Mila, Farhan mengerutkan dahinya.
“Ada apa Farhan?”, tanya Reina saat melihat Farhan bingung.
“Em, dia seperti tidak asing bagiku”, jawab Farhan.
‘Apa? Apakah Farhan mengingatku?’ ucap Mila dalam hati.
Reina pun tersenyum lalu memberitahu Farhan jika Mila adalah teman mereka sekolah dulu. Farhan pun kaget tidak menyangka jika wanita yang di hadapannya pernah satu sekolah dengannya.
‘Ah, ternyata ia tidak ingat denganku sama sekali', ucap Mila lagi dalam hati.
Lalu, Reina mengajak mereka untuk sarapan di resto yang ada di bandara tersebut. Ia begitu bersemangat dan selalu sumringah sangat berbeda pada saat di mobil tadi.
“Aneh! Bukan dari tadi kamu merengek minta pulang cepat? Lalu, kenapa sekarang malah ngajak makan bareng?”, ucap Angga ketus.
“Ck! Kak... Aku laper. Kita kan memang belum sarapan. Lagian, Farhan baru sampai. Kasih dia waktu untuk meregangkan otot-ototnya. Lagian, Papa udah setuju untuk mengambil alih meeting itu”, jawab Reina sambil tersenyum lebar.
“Hah! Bisa-bisanya kamu lebih manis dengan pria ini di banding dengan kakakmu sendiri...”, ucap Angga kesal.
“Ah, kak Angga jangan bicara begitu. Yang nomor satu di hati Reina tetap kakaknya. Ayolah kak jangan marah begitu”, sahut Farhan membujuk Angga sambil menarik tangan Angga untuk masuk ke resto tersebut.
***