Perjuangan Putri Qing Xun

Salah seorang pemuda berhanfu putih dari 4 pemuda yang menemani Liu Wei Yun maju ke depan Pelayan toko. Kemudian dia segera mengambil koin emas dari Cincin Dimensi yang dipakainya. Koin emas itu langsung di serahkannya kepada pelayan toko.

Tanpa membuang waktunya, segera saja Pelayan toko itu menghitung semua koin emas yang diserahkan kepadanya.

"Maaf Tuan! Ini masih ada kelebihan dalam pembayarannya!" Pelayan toko Aneka Gaya mengembalikan uang kelebihan yang di terimanya kepada pemuda gempal itu.

" Ohh...Sisanya ambil saja, itu sebagai hadiah dari kami untukmu! Kami bukanlah orang yang pelit! Jangan samakan kami dengan mereka,"  kata Nona Muda Liu Wei Yun sambil melirik kepada Putri Qing Xun dan kedua saudaranya yang ada di sebelah kanannya elatase.

Pelayan toko langsung berucap, "Terima kasih Nona Muda Liu! Sering - seringlah Anda belanja!"

Sedangkan pihak Pangeran Qing Fan yang sadar kalau pihak Liu Wei Yun berusaha menyindir dan bermaksud memprovokasi lagi, sama sekali tidak memperdulikannya dan di anggapnya sebagai hembusan angin yang berlalu.

"Ayo... Kita lanjut berkelilingnya! Di sini sudah tidak ada lagi keperluan atau pun barang yang di cari, lebih baik kita segera tinggalkan tempat ini. Kita berburu ke tempat yang lain!"

Pangeran Qing Fan mengajak kedua adiknya Pangeran Qing Lusan dan Putri Qing Xun untuk segera meninggalkan Toko Aneka Gaya. Karena pangeran masih ingin menghabiskan waktunya seharian ini bersama dengan adik cantiknya sebelum kembali ke Akademi Qinglan.

"Yup... Hanfu dan perhiasan sudah di dapat! Sekarang saatnya mencari sumber daya dan beberapa ramuan yang berguna untuk adik cantikku!"

" Aih.. Terserah sama Gege saja! Aku sich ikut saja apa kata Gege? Hehe... Khan Gege berdua yang lagi menghambur- hamburkankan koin emas untukku! Kapan lagi ada kesempatan seperti ini, hihi...."

"Dasaaarrrr......"  ucap Pangeran Qing Faan dan Pengeran Qing Lusan bersamaan. Karena gemes dengan mimik muka Qing Xun, mereka berdua secara refleks mengangkat tangannya membelai kepalanya adik perempuan satu-satunya itu. lebih tepatnya mengajak acak rambut indah adiknya.

Setelah mendengar apa yang di sampaikan oleh kedua adiknya, Pangeran Qing Fan langsung menggiring kedua adiknya untuk menuruni tangga lantai 2 Toko Aneka Gaya.

seperempat jam yang di butuhkan oleh Putri Mei Lin dan kedua saudaranya  untuk keluar dari dalam toko.  Sekarang ini mereka bertiga berjalan menuju ke Paviliun Aktiva.

Jarak yang di butuhkan untuk sampai di Paviliun Aktiva kurang lebih sekitar satu jam karena lokasinya tidaklah jauh dari Toko Aneka Gaya. Tapi Putri Qing Xun di tengah jalan berhenti. Dan menunjuk sebuah kios kecil yang sederhana tapi mampu menarik pengunjung.

" Gege, ayo kita ke kios itu ya! Lihatlah pengunjungnya silih berganti! Aku penasaran sekali, apa yang di jual sehingga menarik begitu banyaknya pengunjung?"  Kata Putri Qing Xun..

"Hemmm.....Baiklah! Kita kesana! Ayooo.. "

"Hari ini adalah harimu, kami ada khusus untuk kamu! Kamu bebas, kami berdua akan menurutimu!"

" Aih...Kalian berdua memang Gege terbaik! (mengacungkan ke dua jari jempolnya) Betapa beruntungnya aku menjadi Adik kalian!"

Putri Qing Xun tersenyum mengembang dengan pancaran mata penuh dengan kebahagiaan sambil  berjalan dengan cepat dan menarik tangan pangeran Qing Fan memasuki kios kecil itu, dan di ikuti oleh Pangeran Qing Lusan dari belakang.

Mereka bertiga ikut berdesak - desakan dengan para pengunjung kios yang lainnya, untuk melihat aneka barang dagangan yang di jual.  Ternyata kios itu menjual berbagai macam kebutuhan kultivator.  Baik itu sumber daya, pil, senjata, buku mau pun perkamen jurus, formasi dan juga jimat. Tak kalah sama Paviliun Aktiva.

"Ohh.. Tak Kusangka isinya ternyata sangat lengkap. Kelihatannya harganya jauh lebih murah dari pada Pavilion Aktiva!"  Gumam Pangeran Qing Lusan sedikit terkejut begitu melihat isi dari kios.

"Haha... Ini yang namanya berburu barang dengan faktor keberuntungan!  Ini sangat menarik dan menantang! Ayo kita coba!" Pangeran Qing Lusan semangat sekali.

"Ehh...Baiklah! Kalau beruntung pasti bakal untung!"  Putri Qing Xun pun juga ingin mencoba keberuntungannya.

"Aku setuju! Saatnya berburu harta! Siapa cepat dia yang bakal dapat!  Jangan lupa saingan kita juga banyak!" Pangeran Qing Lusan memperingatkan kepada ke dua saudaranya.

Selesai berbicara Pangeran Qing Lusan dengan tidak sabarnya langsung saja memisahkan diri dari kedua saudaranya. Dia ingin menjajal keberuntungannya, sangat menginginkan kalau dirinya mendapatkan barang yang sangat berharga dari barang berharga yang saat ini telah di pajang mau pun yang ada di etalase kios.

"Xuner kau tetap sama Gege! Aku tidak mau kamu jauh dariku! Mendapatkan barang berharga siapa yang tidak ingin, tapi bagiku kaulah harta paling berharga!" ucapan Kakak sulungnya membuat gadis cantik itu sangat terharu.

" Yup, Xun'er ikut gege Fan".

Putri Qing Xun dan Pangeran Qing Fan pun ikut berbaur tidak mau ketinggalan dengan Pangeran Qing Lusan atau pun pengunjung yang lain, tapi keduanya tetap bersama, karena Pangeran Qing Fan takut tidak bisa menjaga dan mengawasi  adik cantiknya bila mereka berpencar makanya Ia menggenggam erat tangan adik cantiknya itu.

Mereka mulai memperhatikan tiap barang yang ada di hadapannya dengan jeli, teliti dan cermat. Dan Pangeran Qing Fan dan Putri Qing Xun memulainya dari sumber daya alam.

"Astaga, ginseng seribu tahun!"  Seru Pangeran Qing Fan setelah memilih- milih  dari tumpukan ginseng dengan beberapa pesaing. 

Pangeran Qing Fan memegang gingseng itu dengan tangan bergetar, tidak menyangkah bakal bisa memilikinya untuk menunjang peningkatan kultivasinya. Ini yang namanya keberuntungan.

Setelah melihat dan mengamati sudah tidak ada sumber daya alam yang langka lagi,  kini keduanya pindah ke tempat deretan berbagai macam jimat dan kumpulan gulungan perkamen.

Dengan sangat antusias  Putri Qing Xun ikutan kakaknya Pangeran Qing Fan membuka dan membaca setiap gulungan perkamen yang ada di kios itu.  Sampai dia melihat sebuah gambar bintang dengan tulisan hurus hexagram.

" Ehh...Gambar ini. Aku sepertinya perna melihatnya?"  Gumam Putri Qing Xun tertegun.   "Tapi di mana ya aku melihatnya?"  Berusaha menggali ingatannya, dimana dirinya perna melihat gambar itu. Tapi sampai beberapa saat tetap tidak juga mengingatnya.

" Aih... Tetap saja aku tidak ingat! Ya.. Sudahlah! Perkamen ini aku ambil saja, Lagian aku juga tertarik. Hehe... Siapa tahu suatu saat akan ada gunanya!  Aku berharap ini nanti akan menjadi keberuntunganku!" 

Putri Qing Xun yang masih penasaran akhirnya memutuskan untuk membeli gulungan perkamen itu.  Dibawanya gulungan perkamen itu dalam dekapannya seolah perkamen itu adalah harta berharga.

"Ohh... Ya, aku bisa tanya nanti sama Fan gege? Mungkin tahu ini perkamen macam apa ini?" Qing Xun langsung berjalan mendekati kakak sulungnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...