NovelToon NovelToon
SEKRETARIS YANG MENGGEMASKAN

SEKRETARIS YANG MENGGEMASKAN

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Media film

Johan seorang pemuda tampan yang bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan, ia selalu di marahi oleh bos nya karena suka ngomong ceplas ceplos, suatu saat tumbuhlah benih-benih cinta di antara mereka, namun adik tiri dari pemilik perusahaan itu mempunyai niat jahat kepada kakak tirinya itu.

ikuti kisah romantis mereka dalam cerita yang berjudul ''sekertaris yang menggemaskan''

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Media film, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kerumah sakit

*Tonton juga novel gaya baru dengan desain unik dan enak di baca di sertai gambar. Pada channel youtube Media rekor\, jangan lupa di subscribe\, terima kasih*

Setelah Selesai bertemu klien mereka berdua pulang ke kantor, sesampainya di parkiran kantor Johan membukakan pintu mobil untuk Mery turun.

‘’Kenapa sih? Harusnya kan saya bisa buka pintu sendiri. Emangnya kamu itu sopir atau sekertaris?!’’ kata Mery yang agak kurang suka.

Johan hanya merengut, ia tidak tau salahnya dimana, ia cuma ingin berbuat baik saja pada bosnya. Selain itu ini adalah bentuk perhatiannya lalu apa salahnya membukakan pintu untuk si bos.

‘’Ya udah kalau gitu gak jadi deh!’’ Johan yang sudah kepalang membukakan pintu, malah kena omelan dengan spontan Johan menutup pintu lagi dan Mery masih di dalam mobil.

‘’Ampun deh, dapat sekertaris gini amat, aku yang salah bicara atau dia yang gak bisa mencerna kata-kataku sih!?’’ gerutu Mery dengan memutar bola matanya.

Johan yang sudah berada di dalam ruangan, ia sibuk dengan berkas yang belum tau sejak kapan ada di atas mejanya.

‘’Wah, banyak banget! Apa ini pekerjaan sekertaris ya!?’’ kata Johan yang melihat setumpuk berkas di atas mejanya.

Johan lalu memutuskan untuk mendatangi ruangan Mery. Tadinya mau nelpon saja lewat telepon pararel, tapi ia pikir bicara secara langsung saja terkadang bisa salah apalagi kalau lewat telepon.

Johan mengetuk pintu ruangan Mery karena sudah menjadi aturan jika dirinya mau masuk ke ruangan tersebut harus mengetuk pintu. ‘’tok tok tok’’.

Johan bingung karena pintu di ketuk berulang kali tidak ada sahutan dari dalam, ia coba mengetuk pintu lagi namun hasilnya masih sama tidak ada sahutan dari Mery.

‘’Apa aku langsung masuk aja? Kalau gak masuk mana aku tahu kalau di dalam ada orang apa kagak!’’.

Johan perlahan masuk walaupun agak ragu karena takut kena marah bosnya. Lanatai itu ekstrim banget untuk di pijaknya seolah-olah banyak perangkap bom yang bisa meledak kapanpun.

Sampai di depan meja kerja Mery, ia tidak melihat bosnya. Atau suara teriakan  yang membuat telinga hampir pecah.

‘’Dimana si Bos? Apa dia pulang?’’ ucapnya lirih sambil celingak-celinguk.

Beberapa saat mata Johan terpejam, ia menajamkan telinganya karena ia seperti mendengar suara rintihan dari kamar mandi.

( Kayak ada suara minta tolong? ) batin Johan sambil terus menajamkan telinganya sampai ke level lima supaya bisa mendengar suara sekecil apapun.

‘’Hah! suara itu dari kamar mandi!’’ Johan bergegas menuju ke kamar mandi yang berada di dalam ruangan tersebut.

‘’Bu Mery! Kamu kenapa?’’ tanya Johan setelah membuka pintu kamar mandi.

‘’Han! Perutku sakit banget’’ balas Mery dengan bibir yang sudah pucat, wajahnya terlihat seperti sedang menahan rasa sakit dan dia duduk sambil menunduk di lantai.

Tanpa banyak berfikir, Johan langsung membopong tubuh Mery, ia hanya berniat untuk menolongnya bukan untuk yang gak-gak.

‘’Kita ke rumah sakit saja ya Bu?’’ kata Johan sambil membopong Mery. Ia bersusah payah untuk membuka pintu ruangan tersebut karena kedua tangannya sedang membopong tubuh bosnya.

‘’Sakit! Perih banget perutku!’’ ucap Mery merintih sambil mencengkeram lengan Johan.

‘’Sabar ya, Bu. aku akan membawa ibu ke rumah sakit’’ kata Johan setengah panik dan tergesa-gesa.

Johan berjalan sangat cepat sekali, mungkin kalau dia bisa berubah menjadi superman ia akan langsung terbang di atas kerumunan orang kantor dan menuju ke rumah sakit. Namun itu hal yang mustahil buat dirinya.

‘’Woy! Minggirrrrr!! Awas bos kita sedang sakit dan butuh pertolongan!’’ teriak Johan dan berhasil membuat jalan di kerumunan orang kantor yang berlalu lalang, mereka seakan terbelah dan memberi jalan untuk Johan.

Untung saja ada satpam yang membantu untuk membukakan pintu mobil, supaya Johan gak bersusah payah lagi. Mery di baringkan di kursi belakang.

‘’Makasih pak’’ kata Johan pada satpam tersebut.

Johan segera masuk dan menjalankan mobil menuju ke rumah sakit, ‘’sabar ya Bu, sebentar lagi kita akan sampai’’ ucap Johan sambil menoleh kebelakang sebentar.

Sampai di rumah sakit. Mery langsung di bawa ke ruang IGD dan di tangani oleh perawat. Pihak kantor langsung menghubungi Geby adik dari Mery. Dan Geby mengajak Doni untuk menjenguk kakaknya.

Sesampainya di rumah sakit, Doni menatap tajam kepada Johan seakan ingin menerkamnya dan mencabik-cabik lelaki itu yang kini menjadi sekertaris Mery.

‘’Pasti kamu yang sudah membuat Mery masuk rumah sakit!’’ kata Doni sambil mencengkeram kerah kemeja Johan.

‘’Bukan membuat dia masuk rumah sakit tapi membawa ke rumah sakit, itu baru benar’’ jawab Johan dengan tenang.

‘’Benarkah itu?’’ tanya Doni.

‘’Kalau gak percaya tanya saja sama pembaca novel ini, eh salah! sama orang kantor’’ balas Johan.

Geby teringat sesuatu, ia pernah melihat Johan, ia langsung mendekatinya.

‘’Kamu! kamu kan lelaki yang pernah ribut sama kak Mery di restoran?’’ tanya Geby.

‘’Oh, jadi kamu yang suka bikin rusuh. Terus kenapa kamu bisa kerja menjadi sekertaris Mery? Pasti kamu guna-gunain dia yah atau kamu pelet Mery dengan pelet jaran goyang?’’ kata Doni mencecar berbagai pertanyaan yang gak bermutu.

‘’Hahaha...penampilannya saja kayak orang elit tapi masih percaya sama demit sih! Sarjana tapi otaknya masih Tk! Kamu masih waraskan? Atau jangan-jangan udah lepas dari dari kepala. Generasi gen Z masih percaya hal gituan!’’ sahut Johan meledek.

Johan tidak terima, ia sudah tidak bisa berkompromi lagi kalau ngomong sama Doni.

‘’Hei! Kalau ngomong yang bener ya!’’ kata Doni yang mulai kesal.

‘’Sudah bener kok sesuai kenyataan, kalau lu gak merasa, kanapa marah!’’ jawab Johan skak mati.

‘’Eh, jaga bicara kamu!’’ celetuk Geby ikut nimbrung mengeroyok Johan.

‘’Gak mau! Ngapain jaga bicara sama orang model kalian ini! Apalagi kayak kamu!’’ kata Johan sambil melotot kepada Doni dan tersenyum kecil.

‘’Kalian aja gak bisa jaga sikap! Masa di rumah sakit sikap kamu petentang petenteng kayak preman pasar!’’ sambung Johan lagi.

‘’Di bilangin malah ngelujak lu yah!’’ balas Doni yang sangat geram dan kesal.

‘’Don udah, emang orang ini modelnya kayak gini semenjak ketemu sama kak Mery! Udah jangan bikin ribut!’’ potong Geby melerai.

‘’Tapi dia?’’ ucap Doni dan melepaskan cengkeraman tangannya pada kerah kemeja Johan. Ia merasa punya firasat buruk kalau berhadapan dengan Johan.

Dari ruangan dimana Mery sedang di rawat tiba-tiba Dokter keluar dan menghampiri mereka. Memeberitahu kalau keadaan Mery sudah lebih baik dan sudah boleh pulang.

‘’Pasien terkena asam lambung, lain kali jangan sampai telat makan ya. Dan jangan terlalu capek juga’’ ucap Dokter menasehati.

Setelah Dokter pergi lalu Geby langsung berjalan mendekati Mery karena ia ingin di anggap orang paling baik di mata kakak tirinya itu.

‘’Sudah ku bilang, kalau kakak gak boleh terlalu capek dan stres’’ kata Geby sambil membantu kakaknya duduk.

Mery tersenyum dan mengusap rambut adiknya, ia menyanyangi Geby seperti menyanyangi adik kandung.

BERSAMBUNG....

1
Media rekor Slawi
novel sangat menarik ceritanya bikin greget dan ketagihan
Media rekor Slawi
ini novel keren banget, lanjut thour semangat terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!