NovelToon NovelToon
Nisa Si Janda Kembang

Nisa Si Janda Kembang

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: hunny24

Nisa Juliana, gadis berusia 19 tahun terpaksa dinikahkan oleh ayahnya untuk membayar hutang. Tapi sayangnya gadis cantik itu harus menjadi istri dari kakek tua yg usianya sudah 75 tahun.

Pria sepuh yang harusnya menjadi kakeknya justru malah menjadi suaminya. Mau tak mau Nisa pun harus menerimanya. Bagaimanakah Nisa mampu bertahan demi keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.19 Pengakuan

Setelah kembali dari kampungnya, pikiran dan hati Nisa kembali tenang. Dirinya siap memulai hari di kampusnya. Meski semuanya tak selalu berjalan sesuai keinginannya.

Baru saja dirinya memasuki gerbang kampus, barisan para laki-laki pun menghadangnya dengan membawakan bunga untuknya.

"Nisa, selamat pagi.."

"Good morning cantik.."

"Iya, selamat pagi.. Apa kalian sedang berjualan bunga??" tanya Nisa heran melihat mereka semua membawa bunga.

"Tidak, ini untukmu.."

"Kau harus menerima milikku saja.

"Tidak milikku.."

"Milikku paling bagus.."

"Tapi punyaku paling mahal.."

"Astaghfirullah.. Cukup, aku tak butuh bunga.. Aku tahu tentang sayembara konyol yang kalian lakukan.." ucap Nisa lalu pergi.

"Nisaa.. "

"Aku tulus padamu.."

"Nis.." ucap mereka tapi Nisa mengabaikan semuanya.

"Mereka semua sudah gila.." gumam Nisa dalam hati.

Lalu Nisa pergi ke kelasnya dan membuka bukunya sebelum jam dimulai.

"Nisa.. Kopi.."

"Maaf, aku tidak minum kopi aku punya asam lambung." ucap Nisa.

"Oh.. Maaf Nis.."

"Boleh aku duduk disini?"

"Maaf, ini kursiku.." ucap Luna menyela.

"Ck.. Lun pekalah sedikit.." ucap pria itu.

"Hmm.. Nisa, hari ini suasanya sedikit panas ya.." ucap Luna mengabaikannya.

"Benar, aku benar-benar gerah dan pengap." ucap Nisa.

Pria itupun mundur karena gagal mendekati Nisa. Dan Nisa bisa belajar dengan tenang di kampusnya jika terus mengabaikan semuanya.

"Nis, mereka mulai menggila ya.." ucap Luna.

"Kamu benar Lun, aku capek banget ngadepin orang-orang begitu." ucap Nisa.

"Padahal dua bulan yang lalu mereka kepo setengah mati sampai-sampai membicarakanmu di belakang." ucap Luna.

"Sekarang juga masih ada kok.." ucap Nisa.

"Iya sih, sampai kapanpun orang seperti itu akan terus ada." ucap Luna.

"Lun, apa aku bisa bertahan hingga lulus ya??" tanya Nisa.

"Pasti bisa, jangan menyerah." ucap Luna.

"Baiklah, kamu benar." ucap Nisa.

"Nisa bisa kita bicara.." ucap Mawar tiba-tiba mendekat.

"Tumben Mawar deketin Nisa, apa bakalan ada hujan abis ini??" sindir Luna.

"Lun, aku punya urusan dengan Nisa.. Jadi kau diam saja." ucap Mawar.

"Sudah Lun, aku akan pergi." ucap Nisa.

Mawar pun membawa Nisa ke atap dan bicara berdua disana.

"Wah, sampai sejauh ini.. Ada apa Mawar??" tanya Nisa.

"Kau pasti sedang menikmati situasimu yang diperebutkan oleh banyak pria.. " ucap Mawar.

"Daripada menikmati lebih tepatnya aku jadi tak nyaman saat ada di kampus. Sudahlah Mawar ada apa? Jangan berbelit-belit." jawab Nisa.

"Oh, tak nyaman?? Bukankah harusnya kau senang sebagai seorang JANDA, kau malah didekati banyak pria." ucap Mawar menekankan kata janda.

"Hei, kau suka sekali menyebut kata janda? Kau ingin jadi janda?" balas Nisa.

"Nisa, kau semakin membuatku kesal." ucap Mawar.

"Padahal aku tak menyentuhmu dan mengganggumu, bicara saja baru kali ini kan?" balas Nisa.

"Ck.. Pokoknya aku mengajakmu kemari untuk memperingatkanmu.. Jangan dekat-dekat dengan Boby, dan tolak ajakannya berkencan.." ucap Mawar.

"Sepertinya itu mudah karena aku memang tak berniat menjalin hubungan. Sudah ya aku turun duluan." ucap Nisa.

"Awas jika kau bohong.." ucap Mawar.

Nisa pun mengabaikannya dan meninggalkannya begitu saja. Entah mengapa Mawar berubah menjadi seperti itu sejak tahu status Nisa. Dan Nisa pun tak pernah menanyakan alasan Mawar seperti itu. Rasanya suasana kampus semakin menyesakkan bagi Nisa kini.

Dijauhi teman tapi justru didekati para lelaki. Ingin kabur, tapi Nisa harus mengikuti pelajaran di kampus agar bisa cepat lulus. Harusnya Nisa mengambil cuti jika sudah begini??

Nisa pun kembali menghampiri Luna dan mengatakan semuanya. Dan respon Luna dirinya meminta Nisa mengabaikannya saja.

"Dia yang deketin, dia juga yang nyuruh menjauh, dasar orang aneh." ucap Luna.

"Haa.. Apa aku harus cuti kuliah??" tanya Nisa.

"Masih ada aku, kau takkan sendirian Nisa. Abaikan saja." ucap Luna.

"Baiklah.." ucap Nisa.

Nisa dan Luna pun pergi ke kantin dan makan bersama sebelum pulang. Keduanya menjadi tak terpisahkan karena Luna merasa tak bisa meninggalkan Luna sendirian.

Hingga tiba saatnya Boby menemui Nisa setelah mereka dari kantin.

"Nisa, bisa kita bicara?" tanya Boby.

"Tapi sepupunya Mawar, sekarang kamu Bob, kalian ini janjian ya?" balas Luna.

"Apa?? Mawar??" tanya Boby.

"Iya tadi Mawar bicara padaku.." ucap Nisa.

"Jadi kalian mau bicara apa aku harus ikut mendengarkan.?" tanya Luna.

"Ayo kita kesana Bob, dan Luna kamu boleh pulang duluan.." ucap Nisa.

"Tidak Nis, aku akan menunggumu disini.." ucap Luna.

"Oke.. Tunggu sebentar ya.." ucap Nisa tersenyum.

Nisa dan Boby pun ke taman yang sepi di sekitar kampus. Dan Nisa tahu apa yang akan dibicarakan oleh Boby setelah mendengarkan Mawar.

"Nisa aku menyukaimu." ucap Boby.

"Ya.. Aku sudah tahu dari semua tindakanmu." ucap Nisa.

"Apa Mawar mengatakannya padamu?" tanya Boby.

"Memang benar Mawar mengatakannya, tapi aku bukan orang bodoh yang tak bisa menilai orang lain." ucap Nisa.

"Jadi apakah kau mau menjadi kekasihku?" tanya Boby.

"Untuk itu, kau lebih tau ceritaku dibanding yang lain. Trauma, sedih dan kecewa, membuatku lupa apa itu Cinta dan mencintai. Jadi maaf Bob, aku tidak bisa menjadi kekasihmu." ucap Nisa.

"Aku bisa membantumu lepas dari trauma ini." ucap Boby.

"Tidak, kau tidak bisa melakukannya. Aku hanya akan menjalani hidupku pelan-pelan tanpa adanya kekasih sampai aku merasa siap secara mental." ucap Nisa.

"Jadi aku ditolak.." ucap Boby lesu.

"Penolakanku bukan akhir dari hidupmu.. Jalanilah hidupmu seperti biasanya. Aku juga akan begitu." ucap Nisa.

"Apa benar tak ada kesempatan bagiku?" tanya Boby.

"Saat ini aku tak membuka kesempatan untuk siapapun. Entah sampai kapan akupun tak tahu." ucap Nisa.

"Tak peduli 5 atau 10 tahun lagi, aku akan mencobanya lagi." ucap Boby.

"Baiklah terserah padamu, tapi jangan fokus hanya padaku seorang, carilah gadis yang mencintaimu juga. Karena dicintai lebih indah daripada diabaikan." ucap Nisa lalu pergi.

Begitulah Nisa menolak Boby dengan fakta dan kondisinya. Dan Boby tak berniat untuk menyerah jika dirinya punya kesempatan berikutnya. Nisa pun menceritakan semuanya pada Luna dan memberi kabar soal penolakannya pada Mawar dan meninggalkan beberapa pesan padanya.

~Aku sudah menolak Boby, bukan karena dirimu tapi karena diriku sendiri.. Jadi hiburlah sepupumu yang mungkin terluka saat ini.. Nisa~

Begitulah bunyi pesan yang dikirim Nisa pada Mawar dan Mawar menjadi lega setelahnya. Mawar tahu seperti apa keluarga Boby yang cukup ketat tersebut. Meski Mawar tak menyukai Nisa yang membohonginya tapi dirinya juga tak mau Nisa dipermalukan oleh keluarga Boby yang berstatus tinggi.

Sementara itu, Nisa pun mengajak Luna untuk bersantai di rumahnya. Dan ternyata, Clara juga datang kesana. Luna dan Clara pun berkenalan dan mereka bertiga menghabiskan waktu bersama.

Nisa menceritakan kejadian hari ini pada Clara dan Clara hanya tertawa mendengarnya. Begitu juga dengan Luna yang menceritakan bagaimana ekspresi para pria yang sudah seperti penjual bunga yang bunganya tak laku di pinggir jalan.

1
Leni
udh sikat aja angga, gaskeuunnn 🤩
Leni
si anton minta d geprek burung nya 🤣🙈
Leni
saking seru nya aku sampe maraton bacanya.. semangat author up nya 😍💪
Kak Siti
tabahnya nisa hadapi hidupnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!