Raihanum Anggraini, gadis yatim yang miskin. Dia sangat mengharapkan bisa mendapatkan Kebahagiaan dari Pernikahan nya. Tapi pada kenyataan, semua keinginan itu harus tandas dan terkubur dalam dalam, saat mengetahui fakta pahit tentang suami yang baru di Nikahi nya. Haruskah dia tetap bertahan, atau mungkin pergi meninggalkan nya.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maia_Icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanum Vs Sarah
"Oke baik, Bu. Aku pulang sekarang juga!" tanpa menunggu lama lagi, Aksa sudah melangkah kan kaki nya dengan cepat dan keluar dari gedung besar menuju parkiran.
Dia sangat penasaran apa yang sebenarnya terjadi? sampai Sarah datang ke rumah dan bertengkar dengan Hanum.
Kini mobil itu pun sudah melesat secepat kilat, di atas jalan raya yang tampak lengang itu. Hingga tak perlu memakan waktu lama, sampailah Aksa di depan rumah mewah nya yang ternyata sudah tampak ramai oleh kumpulan orang dan suara teriakan nya.
"Ayo Lihat semua, Lihat lah Pelakor ini.! sungguh menjijikan sekali kelakuan nya. Setelah membuat ku mandul, sekarang dia hamil duluan dan menikah di belakang ku.!" Amarah sarah sudah meluap luap dan berencana mempermalukan pesaing nya itu di depan umum.
"Sarah sudah cukup! sebaik nya kamu temui Aksa langsung, jangan buat keributan di sini." titah Hanum yang tak terima dengan fitnah yang di tuduhkan Sarah. Dan sebenar nya apa yang ada di pikiran wanita ini, hingga nekat melabrak diri nya. Bukankah seharus nya dia yang mengamuk.? karena di sini Hanum yang menjadi korban nya.
"Dasar wanita jalang! murahan! jangan bermimpi, bisa menjadi kaya dengan menjual diri mu itu! cepat kembali ke panti asuhan miskin!!" Untaian kata pedas dan menyakitkan, sudah di lontarkan Sarah dengan lancar nya. Hingga mengobarkan bara api di hati Hanum sampai ujung kepala.
"Berhenti Sarah! sekali lagi kamu berani mengatakan itu, maka aku tak segan meremukkan tubuh mu!" sungguh mengerikan sekali raut wajah Hanum saat ini, seperti Singa yang siap menerkam mangsa nya. Bahkan dia berlari mendekati Sarah, dan langsung menjambak rambut nya dengan kasar. Srett..
"Auw.. Auw.. aduh.." ringis Sarah yang merasa kesakitan, tapi Hanum tetap tak melepaskan tubuh wanita yang menghina nya itu.
"Rasakan ini! Beraninya menghina ku Pelakor! Sebenarnya kamu lah perempuan jalang nya!" Amarah Hanum meledak, membuat Mirna panik dan berusaha melerai pertengkaran mereka.
"Hanum.. sudah cukup sayang, kasihan bayimu." pinta Mirna.
"Pembuat onar, pergi sana! Jangan pernah datang ke rumah ini lagi!" Luapan emosi Mirna tak terbendung, ia menarik tubuh Sarah dan membawanya menuju gerbang rumah.
"Seharusnya wanita itu yang Tante usir! Dia yang sudah mengambil Aksa dariku!" keluh Sarah penuh drama, merasa tertindas.
"Hentikan sandiwara-mu! Hanum itu istri Syah Aksa, ingat itu!" tegur Mirna, wajahnya menunjukkan kemarahan yang memuncak. "Haha, istri sah? Dia itu hanya rahim sewaan dan seorang pelacur untuk Aksa memiliki anak, jadi jangan bangga dengan predikat itu!" Sarah tertawa terbahak, wajahnya mengejek. Entah dari mana dia bisa mendapatkan informasi itu.
"Sarah!!" kemarahan Hanum menggelegar, dengan murka ia langsung memukuli wajah Sarah tanpa ampun. Bugh...
Namun, Sarah tidak tinggal diam. Dengan penuh tenaga, dia bangkit dan mendorong tubuh Hanum sekuat tenaga.
"Argh!" teriak Hanum, saat hampir saja jatuh tersungkur ke tanah. Tapi tiba-tiba saja muncul seorang pria tampan yang menahan tubuhnya tepat waktu, dan membuatnya jatuh ke dalam pelukan yang hangat.
"Aksa?"
"Kamu baik-baik saja, Hanum?" Aksa langsung memeriksa keadaan istri tercinta dari ujung rambut sampai kaki tak terlewat sedikit pun
"Iya, aku baik-baik saja." jawab Hanum singkat. Tanpa menunggu lama, Aksa melangkah lantang mendekati Sarah, mantan kekasih yang kini menjadi musuh bebuyutan. Dan plak! Tamparan keras mendarat di pipi Sarah yang memerah. "Auw.."
"Kalau sampai ada sesuatu terjadi pada istri dan anakku, maka penjara lah tempat mu hidup!" ancam Aksa dengan ekspresi dingin, dan mencengkeram leher baju Sarah dengan tangan kanannya.
Saat itu juga, Sarah merasa seolah dunia runtuh di hadapannya. Matanya terbelalak, tak percaya melihat perubahan drastis sikap Aksa yang dulunya begitu mencintainya mati-matian. Kini, tatapan penuh benci memenuhi bola mata nya.
"Aksa aku tak bisa berpisah dengan mu, aku sungguh mencintai mu. Aku mohon kembali lah pada ku.." lirih Sarah yang sangat menyesali perbuatan nya dan baru menyadari rasa cinta nya.
"Cuihh, cinta kamu bilang?" Senyum sinis terukir jelas di bibir Aksa, lalu dengan cepat mengambil koper yang berada di dalam mobilnya.
"Ini Sarah, inilah yang kamu inginkan, kan? Jadi, cepat pungut saja semuanya, dan jangan coba mengganggu hidupku dan Hanum lagi!" Aksa melontarkan kalimat itu sambil membuka koper yang dipegangnya. Hingga lembaran uang sudah tumpah tercecer dan berserakan di mana mana.
"Aksa tidak, kamulah yang aku inginkan." gumam Sarah lirih. Sebenarnya uang itulah yang diidamkannya, tapi entah mengapa rasanya begitu menyakitkan melihat kebersamaan Aksa dan Hanum.
"Stop! aku tak ingin mendengar nya lagi, dasar wanita ular!" ujar nya, dengan penekanan penuh amarah. Ia tak ingin lagi berdebat, bahkan tidak tertarik sedikit pun membahas hubungan lamanya dengan Sarah yang kini telah usai dan terputus di tengah jalan.
Dalam hati Sarah, jutaan perasaan bercampur jadi satu. Antara Marah, kecewa, sakit hati, dan penyesalan muncul bersamaan. Namun yang terasa paling dalam adalah rasa kehilangan yang membayanginya, seakan-akan ia baru saja ditinggalkan oleh seluruh dunia
"Aksa tunggu.!" panggil Sarah, saat pria itu malah menggendong Hanum dan berlalu pergi begitu saja tanpa memperdulikan nya.
"Cepat pergi! Dasar wanita tidak tahu malu." titah Mirna, sambil mengunci gerbang rumah nya lalu berjalan masuk menyusul anak dan menantu nya.
"Argh.!! awas saja kalian semua."
