Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 3
Pov Author
Via bergegas membawa uang yang ia dapat dari Bintang dan membawanya ke rumah sakit. Untuk saat ini ia merasa lega karena mendapatkan sejumlah uang untuk penanganan ibunya.
Sampai di rumah sakit, Via segera menuju administrasi. Dan membayarkan uang tersebut agar ibunya cepat di tangani.
Via pun menjadi lega karena kini ibunya cepat di tangani oleh dokter. Ia hanya harus menunggu bagaimana kondisi ibunya selanjutnya.
Dengan menyenderkan kepalanya di tembok rumah sakit. Via kembali memikirkan tentang surat kontrak yang ia tanda tangani beberapa saat lalu.
Andaikan Ayahnya tidak mengkhianati ibunya, semuanya pasti tidak akan seperti sekarang ini. Via terus saja berandai-andai.
Via memijat pelipisnya pelan. Rasanya ia sangat lelah menghadapi hidup ini. Tapi ia harus kuat dan bertahan demi sang ibu.
***
Keesokan harinya
Via mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan Bintang. Ia bergegas berangkat menggunakan ojek yang sudah ia pesan.
Via merasa sedikit lega karena dokter mengatakan kondisi ibunya yang sudah mulai stabil.
Sampai di cafe semalam. Via pun melangkah masuk kedalam cafe tersebut. Dan ternyata Bintang sudah berada di sana.
Mungkin pria itu sudah menunggu cukup lama. Dapat di lihat dari wajahnya yang terlihat tidak ramah. Ataukah mungkin memang pria itu selalu menampilkan wajahnya yang seperti itu. Menurut Via dalam pengamatannya.
Perlahan Via mulai mendekat ke arah meja Bintang duduk.
"Se-selamat pagi," ucap Via terbata. Via merasa begitu canggung saat ini. Sebenarnya Via begitu mengagumi Bintang. Mungkin juga Via telah jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Bintang.
Rasanya jantung Via seakan mau lepas dari tempatnya ketika bertemu dengan Bintang. Detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya saat berhadapan dengan Bintang.
Mendengar suara Via, Bintang mendongak menatap gadis yang sejak tadi ia tunggu kedatangannya. Namun dari raut wajahnya terlihat begitu masam. Hingga akhirnya Via pun menundukkan kepalanya karenanya.
"Pagi Kau bilang?! Apa Kau tidak bisa membedakan mana pagi mana siang?" ucap bintang terlihat begitu kesal.
Via pun menyadari kesalahannya yang terlambat datang. "Maafkan saya Tuan," ucap Via masih menundukkan kepalanya.
Sementara Bintang merasa begitu kesal. "Jangan memanggilku Tuan! Kau harus membiasakan diri untuk memanggil ku dengan nama saja. Karena nanti di depan keluarga ku Aku tidak mau mereka curiga dengan hubungan kita!"
"Ba-baiklah," ucap Via kembali terbata. Sungguh Via tidak dapat mengontrol dirinya saat berada di dekat Bintang.
"Apa Kau sudah siap untuk bertemu dengan keluarga ku?" Bintang menatap Via dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Sungguh penampilan yang tidak menarik menurut Bintang. Ia pun tertawa sinis menatap Via.
"A-apa, jadi Kau mau mengajakku untuk bertemu dengan ke-keluargamu?" ucap Via terkejut. Ia masih belum menyangka bahwa hari ini Bintang akan memperkenalkan dirinya kepada keluarganya.
"Tentu saja! Aku tidak ingin kita cepat menikah. Dengan begitu mereka tidak akan curiga bahwa Aku masih berhubungan dengan kekasih ku. Karena mereka berpikir Aku sudah memiliki seorang istri."
Via terkejut mendengar ucapan Bintang. Ia mulai dapat menyimpulkan tentang situasi yang terjadi sehingga Bintang membayar dirinya untuk menikah dengannya.
"Jadi keluarga mu tidak setuju dengan hubungan mu dan Nona Alesha?" Via mencoba untuk bertanya.
"Bukan urusan mu!" ucap Bintang dengan tatapan tajamnya. Membuat Via menundukkan kepalanya. Apakah salah dengan pertanyaannya?
Bintang segera beranjak. Lalu ia pun menghampiri Via dan berdiri di depannya.
Bintang begitu muak melihat Via yang berpenampilan seperti saat ini. Menurut Bintang, Via seperti gadis yang sok polos saja. Karena yang Bintang tahu Via adalah gadis yang gila uang. Alesha pun juga sempat mengatakan hal itu.
"Aku akan mengajak mu bertemu dengan keluarga ku. Dan Kau harus bersikap sebagaimana mestinya menjadi seorang kekasih ku di hadapan mereka! Aku ingin mereka yakin bahwa Kau benar-benar kekasih ku," jelas Bintang.
Via pun menganggukkan kepalanya. Sesekali ia melirik menatap Bintang di depannya.
Bintang pun membawa Via untuk bertemu dengan seluruh anggota keluarganya. Karena kebetulan saat ini seluruh keluarga besarnya tengah makan siang bersama di rumah orangtuanya.
Di dalam mobil, Via hanya diam tanpa kata. Sesekali ia akan melirik kesamping ke arah Bintang yang sedang fokus menyetir mobilnya.
Jantungnya kembali berdetak kencang hanya dengan menatap Bintang saja. Apa lagi kini mereka duduk bersebelahan di kursi depan mobil.
"Benarkah nantinya kita akan menikah? kehidupan apa yang akan kita jalani nanti. Ah, seandainya kita menikah sungguhan. Pasti Aku akan sangat bahagia sekali menikah dengan pangeran tampan seperti Bintang. Tidak! Kau harus sadar Via. Kau hanya istri bayaran Bintang. Kau tidak boleh bermimpi hal yang akan menjadi mustahil nantinya. Bangunlah Via, bangun!" ucap Via dalam hatinya.
Hingga tanpa ia sadari kini ia telah sampai di sebuah rumah yang sangat mewah. Bahkan melebihi kemewahan rumah ayahnya bersama istri keduanya.
"Ingat! Kau harus melakukan tugas mu dengan sempurna. Aku tidak ingin mereka curiga!" Bintang kembali memperingatkan Via sebelum turun dari mobilnya.
Via kembali menganggukkan kepalanya. Ia tidak dapat menolak apapun ucapan yang keluar dari mulut Bintang. Ia selalu terhipnotis oleh perkataan Bintang.
Mereka pun segera keluar dari mobil.
Via menatap kagum rumah di depannya. Gadis seperti dirinya akan menginjakkan kakinya menuju rumah bagaikan istana. Sungguh ini adalah mimpi baginya.
Hingga ia merasa terkejut ketika merasakan sebuah tangan hangat menggenggam tangannya.
Seketika Via menatap tangan yang menggenggamnya. Ia terkejut saat mengetahui tangan siapa yang sudah menggenggam tangannya.
Hatinya menghangat melihat pria di sampingnya. Via pun tersenyum menatap pria yang sudah menggenggam tangannya.
"Jangan berpikir macam-macam tentang hal ini! Kita harus berperan dengan baik agar mereka percaya dengan hubungan kita!" tegas Bintang.
Seketika Via memudarkan senyumnya. Sungguh bodoh ia berpikir hal yang tidak akan pernah mungkin terjadi. Ia kembali menempatkan posisinya saat ini yang hanya melakukan semua ini dengan kepura-puraan saja.
Via kembali mengembangkan senyumnya. Namun kali ini sebuah senyum palsu. Ia tidak ingin membuat pria di sampingnya kecewa.
Mereka memasuki rumah tersebut dengan saling bergandengan tangan. Hingga mereka pun sampai di meja makan yang begitu besar di sana.
Banyak sekali anggota keluarga yang berada di sana.
Dan semua itu membuat Via begitu canggung saat ini. Ia merasa tidak pantas berada di sana. Berada di tengah-tengah keluarga kaya yang derajatnya begitu tinggi. Bukan seperti dirinya yang dari keluarga kalangan bawah. Akankah mereka akan menyetujuinya untuk menjadi istri Bintang?
Via sudah menciut duluan ketika memikirkan semua itu. Mana mungkin keluarga kalangan atas mau menikahkan putranya dengan gadis kalangan rendahan seperti dirinya?
Dengan Alesha saja mereka tidak menyetujuinya. Apalagi dengan dirinya yang kalah jauh. Pasti dengan cepat ia akan di hempaskan.
Via sudah mempersiapkan dirinya untuk kemungkinan yang akan terjadi.
Hingga Bintang pun menyapa seluruh keluarganya.
"Hai semuanya," sapa Bintang dan membuat semuanya pun menoleh ke arah mereka.
Via merasa begitu grogi, canggung dan masih banyak lagi. Ia kini berada di tengah-tengah keluarga besar.
Via semakin canggung kala melihat sosok wanita paruh baya yang masih terlihat begitu cantik sedang menghampiri mereka.
Siapa gadis yang Kau bawa sayang?" tanya Aya kepada Bintang.
"Namanya Alvia Alianza Mam, dia adalah calon istri Ku," ucap Bintang.
***