Arnav yang selalu curiga dengan Gita, membuat pernikahan itu hancur. Hingga akhirnya perceraian itu terjadi.
Tapi setelah bercerai, Gita baru mengetahui jika dia hamil anak keduanya. Gita menyembunyikan kehamilan itu dan pergi jauh ke luar kota. Hingga 17 tahun lamanya mereka dipertemukan lagi melalui anak-anak mereka. Apakah akhirnya mereka akan bersatu lagi atau mereka justru semakin saling membenci?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
"Gita, apa kamu masih mencintaiku?"
Gita hanya terdiam. Bibirnya seolah kaku untuk menjawab pertanyaan itu. Dia jelas tahu dengan perasaannya. Arnav masih tetap di hatinya sampai saat ini.
"Aku mengerti kalau kamu masih belum bisa menjawab. Tidak semudah itu kita menyatukan kembali hati yang sudah lama terpisah. Tapi kamu harus tahu, kalau aku masih mencintaimu. Seberapa keras aku ingin membenci kamu, itu tidak bisa. Aku terus memikirkanmu dan aku sangat merindukanmu."
Mendengar hal itu Gita semakin menatap Arnav. "Aku ...." Gita menghentikan perkataannya. Air mata itu mengembun di pelupuk matanya dan perlahan jatuh ke pipi. Dia tidak pernah menyangka, dia bisa mendengarkan kata cinta itu lagi dari Arnav.
"Kenapa menangis?"
Bukannya berhenti tapi tangisan semakin pecah. Dia seolah meluapkan semua beban yang menggunung di hatinya.
"Jangan menangis." Arnav semakin mendekat lalu memeluk tubuh Gita. Dia mengusap rambut Gita agar berhenti menangis. "Maafkan aku. Aku tahu hidup yang kamu lalui selama ini sangat berat. Aku yang tega menceraikan kamu, mengambil Arvin dari kamu. Hamil tanpa suami dan membesarkan Vita seorang diri. Bagaimana caraku menebus semuanya?"
Gita hanya menggelengkan kepalanya pelan. Dia kini memejamkan matanya karena akhirnya dia merasakan pelukan hangat itu lagi.
Beberapa saat kemudian ponsel Arnav berbunyi yang membuat momen itu berakhir. Arnav melepas pelukannya dan melihat panggilan dari Arvin lalu mengangkat panggilan itu.
"Iya, sebentar lagi Papa dan Mama ke sana," kata Arnav saat mendengar suara Arvin di ujung sana.
"Kalau Papa masih mau berduaan sama Mama gak papa. Nanti aku live di TT."
Arnav terdiam beberapa saat. Sebenarnya dia memang ingin berduaan dengan Gita tapi dia sudah janji akan melihat penampilan band Arvin. "Kita akan lihat kamu secara langsung. Sebentar lagi kita berangkat."
"Arvin sudah nyariin ya? Sebentar aku siap-siap dulu." Gita mengambil tisu dan mengusap air matanya. Lalu dia berdiri dan masuk ke dalam kamarnya.
Arnav masih saja tersenyum. Akhirnya dia sudah menemukan titik terang dalam hidupnya.
Gita, kita pasti akan bersama lagi.
...***...
"Gimana Kak? Mama dan Papa jadi datang?" tanya Vita. Dia membantu Arvin mempersiapkan perlengkapan bandnya di taman.
"Iya. Sebentar lagi otw. Shaka malah belum datang. Katanya dia mau ke basecamp dulu tapi sampai sekarang belum datang juga." Arvin kembali menghubungi Shaka tapi ponsel Shaka tidak aktif.
Beberapa saat kemudian terlihat Shaka berjalan mendekat dan mengambil gitar listriknya. "Sorry, gue telat."
Vita terus menatap wajah Shaka. Dia menyadari ada luka di dekat bibir Shaka. "Kak Shaka kenapa? Habis berantem?"
Shaka mengusap setitik darah yang masih merembes. "Gak papa. Biasa cowok," jawabnya singkat.
Vita terus menatap Shaka meskipun Shaka berusaha mengalihkan pandangannya dari Vita.
Sebenarnya apa yang membuat Kak Shaka berubah?
"Kak Shaka, maaf," kata Zeva yang tiba-tiba mendekati Shaka.
"Gak papa. Gue yang salah. Gue kan memang bukan siapa-siapa di rumah lo." Kemudian Shaka menjauhi Zeva dan mencoba gitar listriknya.
Vita penasaran. Dia mendekati Zeva yang masih terus menatap Shaka. "Zeva, gue kira lo gak datang."
"Eh, Vita." Zeva mengalihkan pandangannya dari Shaka. "Lo udah lama?"
"Udah dari tadi. Jadi lo sama Kak Shaka itu tinggal serumah?" tanya Vita. Dia benar-benar ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Shaka.
Zeva menganggukkan kepalanya. "Kita sudara sepupu. Kasihan Kak Shaka sering dimarahi sama Papa. Aku yang ingin ikut Kak Shaka tapi justru Kak Shaka yang kena pukul Papa." Kemudian Zeva menarik Vita agar menjauh dari kerumunan.
"Vita, apa lo suka sama Kak Shaka?" tanya Zeva.
Vita mengangkat kedua bahunya. "Gue gak tahu. Tapi Kak Shaka udah punya cewek."
"Lo salah! Kak Shaka dekat dengan cewek lain karena butuh uang."
"Maksudnya dia pria bayaran?" tanya Vita terkejut.
Zeva menutup bibir Vita agar tidak mengeraskan suaranya. "Bukan pria bayaran tanda negatif ya. Tapi Kak Shaka hanya diminta menemani cewek-cewek yang sudah membayarnya itu untuk jalan bareng. Kadang ada yang belajar juga sama Kak Shaka. Kak Shaka terpaksa melakukan ini karena Papa sama sekali gak beri Kak Shaka uang. Sebenarnya cewek yang pernah didekati Kak Shaka tanpa embel-embel bayaran cuma lo."
"Tapi Kak Shaka sekarang menjauh."
"Mungkin dia merasa gak pantas buat lo dan dia juga gak ingin lo masuk dalam hidupnya yang rumit."
Vita melipat kedua tangannya. Dia kembali menatap Shaka yang sekarang bersama kakaknya.
Rumit? Aku kira hidupku paling menderita tapi ternyata masih ada orang lain yang lebih menderita dariku.
"Vita ...."
Panggilan itu membuyarkan lamunan Vita. Dia tersenyum melihat kedua orang tuanya yang datang berdua.
"Mama dan Papa sudah baikan?" tanya Vita dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya.
Gita hanya tersenyum kecil, sedangkan Arnav mengangguk dengan semangat.
"Ini semua berkat kalian berdua. Makasih ya ...." Arnav mengusap puncak kepala Vita lalu merengkuh bahunya.
Arnav dan Gita juga melambaikan tangannya pada Arvin yang sudah memulai acaranya.
"Arvin sangat berbakat bermain musik. Pertama kali aku bertemu Arvin di taman ini sedang bermain gitar listrik sendirian dan aku sangat terpukau. Waktu itu aku tidak tahu kalau dia Arvin," cerita Gita sambil menatap Arvin yang sedang bermain bersama teman band-nya.
Penonton mulai berdatangan dan berkumpul melingkar. Meskipun mereka bermain tanpa panggung tapi para penonton sangat antusias dan mengikuti mereka bernyanyi.
Arnav tersenyum melihat Arvin. Iya, dia akui Arvin memang hebat. Dia tidak tahu darimana bakat itu mengalir. "Tapi tetap saja, setelah lulus kuliah Arvin akan meneruskan perusahaan. Musik hanya untuk menyalurkan hobinya sementara waktu."
"Arvin bilang, dia mau ikut audisi di Imagine Music untuk mengisi OST. Kebetulan sekali audisinya ditunda satu minggu lagi," kata Gita.
"Imagine Music? Kalau begitu Arvin tidak boleh ikut," kata Arnav.
"Kenapa?"
💕💕💕
Jangan berantem lagi ya. Boleh beda pendapat tapi jangan beda hati. 😁
Komen jangan lupa.
Maaf up nya lama, aku lagi gak enak badan. 🥹
KRNA zeva bukan adik asli