seorang gadis bertemu dengan iblis dan di bawa ke dunia bawah,apakah ini takdir gadis tersebut?
hanya untuk umur 17 ke atas 👐🏻
(jangan lupa like and komen ya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 永島良太, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11
liona ngeblush, ia membuang muka.
Damon tersenyum, menuju shower, membuka semua pakaiannya.
liona melirik, meneguk salivanya kasar. Melihat punggung tegap Damon dan tubuhnya yang jauh lebih besar.
Dan... Oh! Apa itu?! Saat Damon menghadap kiri untuk mengambil sesuatu, benda di bawahnya sedikit terlihat, dan itu... Besar!
liona menundukkan pandangannya dengan wajah merah hingga ketelinga dan leher.
'gila! Lebih baik mainkan saja bebek ini, liona. Persetan dengan malu, ini lebih memalukan!' Batin liona heboh.
liona memencet bebek itu untuk menyalurkan rasa dihatinya, ternyata
wek!
Suara bebek berbunyi! Damon berbalik
"Dimainkan, ya?" Terkekeh.
"A... Uh.. itu... T-tidak! Aku tidak bermaksud begitu!"
"Tidak perlu malu, sayang. Aku tahu itu menyenangkan."
Suara kekehan Damon menggema, liona semakin malu.
"Sialan!" Cicit liona.
Begitu Damon selesai, dia mengenakan jubah mandinya.
Tak lupa mengangkat liona dari bak mandi, mengeringkannya dan memakaikan jubah mandi.
Keluar.
"Tidak apa-apa duduk disini?"
"Siapa."
Damon mendudukkan liona di tepi kasur.
liona menahan perih, ia tidak mau terlihat sakit.
Tapi Damon merasakannya, dadanya ngilu jika liona merasa sakit.
Dengan cepat Damon memakai bajunya, mengambil baju liona dan kembali ke kasur.
Dia memangku liona
"Hey! Aku bisa duduk sendiri!"
"Aku tahu itu sakit, sayang. Seperti ini saja, ya?"
liona tidak bisa menolak kelembutan ini, hatinya lemah.
Akhirnya Damon memakaikan baju liona yang berada di pangkuannya.
Pangkuan Damon itu luas, liona berasa duduk di singgasana raja.
"Selesai!"
"Turunkan aku."
"Kenapa? Begini, kan nyaman."
"Aku malu." Cicit liona, hampir tak terdengar.
"Tidak ada orang disini, sayang. Kalaupun ada, aku akan membuat mereka buta agar tidak bisa melihat ini." Damon melingkarkan tangan di perut liona, menopang dagunya di kepala liona.
"Ringan sekali mulutmu mengucapkannya."
"Tentu, hehe!"
Hening, Damon menutup matanya menikmati. liona diam pikirannya menerawang jauh.
Tiba-tiba
Kruykk!
liona memegangi perutnya, perut sialan! Memalukan sekali.
"Apakah kamu lapar, sayang?"
"Setelah aku di aniaya semalam menurutmu aku tidak lapar?"
"Hahaha! Itu hukuman, sayang. Bukan aniaya."
"Sama saja! Sama-sama tersiksa."
Damon terkekeh
Dia berdiri dengan menggendong liona ala koala. Masih tidak mau menurunkannya.
"Damon! Aku bisa jalan sendiri!" Menepuk pundak Damon.
"Anggap ini sebagai permintaan maafku untuk semalam, sayang. Kamu nikmati saja." Mengecup bibir liona sekilas.
liona terdiam, bingung harus bereaksi seperti apa.
Mereka turun, tentu saja terbang.
Di bawah, Damon mendudukkan liona di kursi beralas empuk.
"Tunggu, ya. Aku akan memasak."
"Kamu bisa memasak?"
"Tentu saja! Begini-begini aku ini pintar memasak, tau!"
liona mengangkat satu alisnya dan mengangguk.
"Baiklah, aku tunggu."
Damon mulai memasak.
"Ngomong-ngomong, dari mana bahan² itu? Kemarin kamu bilang tidak ada."
"Kemarin malam, aku meminta bawahanku membawakan bahan makanan. Karna mulai hari ini kita akan sering makan di rumah!"
liona mengangguk-angguk dengan bibir membentuk 'o'.
Liona menenggelamkan wajahnya kedalam lipatan tangannya di atas meja. Memejamkan mata.
Beberapa menit kemudian Damon selesai 2 piring makanan di hidangkan.
"Bangun, sayang." Mengelus kepala liona.
"Em~"
liona mengangkat kepalanya, wangi yang enak segera menusuk indra penciumannya.
"Ini makanan favorit mu, kan?"
"Wahh steak ya?"
"Ya."
"Terimakasih!"
Cup
liona spontan mengecup bibir Damon, Damon kaget tapi akhirnya dia tersenyum.
liona mulai makan.
"Eumm... Ini enak."
"Tentu, siapa dulu yang membuatnya."
Damon sombong.
"Ya, ya."
Mereka berdua makan dengan tenang, Damon menyelesaikannya terlebih dahulu.
"Pelan-pelan, sayang." Mengusap bumbu di ujung bibir liona, lalu menjilatnya.
"..." liona terdiam.