Married With Daddy

Sedangkan Tuan Frederick setelah bertanya tanya tentang kondisi Bebby pada Daniel.

“Dan aku akan menanyakan hal penting. Tapi lebih baik di luar saja. Aku khawatir akan terdengar oleh Bebby dan Eliza.” ucap Tuan Frederick dengan suara lirih cenderung itu adalah sebuah bisikan.

“Masalah apa?” tanya Daniel dan Tuan Frederick pun langsung bangkit berdiri dan menarik tangan Daniel. Mereka berdua melangkah keluar dari pintu dan pintu kamar rawat Bebby itu ditutup dengan rapat oleh Tuan Frederick.

“Mama kamu tadi mengatakan katanya pernikahan kamu dan Miranda dilanjutkan dan akan diadakan dalam waktu dekat.” Ucap Tuan Frederick setelah berada di luar ruang perawatan Bebby.

“Hmmm demi nyawa Bebby, Pa..” gumam Daniel

“Nanti aku bujuk Mama agar Bebby boleh tinggal di Mansion lagi.” Ucap Tuan Frederick yang tidak tega jika Bebby keluar dari Mansion apalagi sudah terbukti menjadi sakit.

“Sepertinya Bebby sudah tidak mau Pa, jika ada Miranda di Mansion lebih baik Bebby aku belikan saja satu rumah buat dia.” Ucap Daniel lagi yang tidak tega jika Bebby akan dimusuhi oleh Miranda dan Sang Mama. Daniel juga tidak tega jika Bebby harus tinggal di panti.

Sementara itu di dalam ruang perawatan, di balik pintu ada satu kuping yang ditempel di daun pintu.

“Om Daniel jadi menikah dengan perempuan itu, demi nyawa Bebby....” gumam Eliza di dalam hati yang berhasil nguping pembicaraan Tuan Frederick dan Daniel.

Waktu pun terus berlalu dan saat hari pernikahan Daniel dan Miranda pun telah tiba. Pernikahan dilaksanakan di salah satu hotel mewah.

Miranda yang sedang di kamar rias pengantin perempuan, terus saja bibirnya tersenyum bahagia.

“Sayang Mama sangat bahagia akhirnya kamu menikah dengan Daniel seorang Dokter, anak tunggal keluarga Frederick. Bukan sama Renold yang pemuda lontang lantung tidak punya pekerjaan itu..” ucap Nyonya Agusta, sang Mamanya Miranda sambil tersenyum bahagia.

“Masalah gosip yang beredar kalau Daniel itu impoten bisa kamu buktikan nanti malam. Kata Nyonya Frederick di masa kecil nya Daniel itu normal, kalau pagi pagi burung pipitnya dulu bisa berdiri tegak.” Ucap Nyonya Agusta dengan suara berbisik akan tetapi perias alias make up artist yang sedang merias Miranda mendengar.

“Semoga itu hanya gosip saja Nona, semoga Nona mendapatkan kepuasan nanti malam, semoga burung pipit itu sudah menjadi burung garuda yang siap mematuk matuk he... he...” ucap Sang perias sambil tertawa kecil.

“Nona harus lebih agresif dan banyak akal untuk menaklukkan laki laki yang dingin pada perempuan, jika berhasil akan merasakan puasnya yang luar biasa. Banyak orang bilang laki laki yang tampak dingin dengan perempuan justru hot di atas ranjang jika sudah ada yang bisa menaklukkan.” Ucap Sang perias itu lagi. Miranda pun tersenyum mengerti.

“Hmmm aku memang tertantang untuk menaklukkan Daniel laki laki yang dibilang orang impoten itu.” Gumam Miranda di dalam hati, bibirnya terus tersenyum, dia sangat bahagia karena tidak lama lagi dia akan sah menjadi istri Dokter Daniel.

Berbeda dengan Miranda, Daniel yang sedang di rias di kamar pengantin laki laki, tidak ada senyum di bibirnya sejak tadi.

Pikiran Daniel masih terus tertuju pada Bebby yang masih dirawat di rumah sakit.

“Dan, tenangkan hati kamu, bukannya Bebby sudah ditangani oleh Dokter Senior dan perawat. Eliza juga setia menunggu dia.” Ucap Tuan Frederick yang juga berada di kamar Rias pengantin laki laki. Tuan Frederick sudah selesai dirias.

Daniel tetap diam saja, berharap Miranda dibawa kabur oleh laki laki yang menjadi teman tidurnya, seperti di cerita novel.

Sementara itu di rumah sakit tempat Bebby di rawat. Bebby masih terbaring lemah di atas tempat tidur di ruang perawatan. Air mata Bebby terus meleleh, dia tahu jika hari ini adalah acara pernikahan Sang Papa.

“Aku sudah bertekat untuk memulai kehidupan baru El, tapi kenapa nyesek ya.. Papaku sudah menikah dengan perempuan siluman itu.” Ucap Bebby dengan air mata yang terus meleleh tapi tidak terisak isak.

“Sabar Beb, jodoh orang tidak ada yang tahu...” ucap Eliza sambil menepuk nepuk pelan paha Bebby.

“Hmmm Bebby tahu tidak ya jika Om Daniel menikah demi nyawa Bebby agar terselamatkan.” Gumam Eliza dalam hati yang sudah mendengar pembicaraan Daniel dan Tuan Frederick.

Saat Bebby masih saja bersedih dan terus meleleh air matanya, dan Eliza masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Tiba tiba terdengar suara ketukan di pintu ruang rawat Bebby.

TOK TOK TOK

“Tolong bukakan pintu El, mungkin perawat atau dokter yang datang, atau pelayan Mansion mengantar jamuan pernikahan buat kita.” Ucap Bebby sambil menghapus air matanya.

Eliza bangkit berdiri dan melangkah menuju ke pintu ruang rawat. Pelan pelan Eliza membuka daun pintu itu.

Sesaat Eliza begitu kaget dan terpana melihat sosok yang ada di depannya. Satu orang laki laki dewasa yang terlihat gagah berwibawa tampan dan keren. Dan di tangan laki laki itu membawa satu bingkisan kotak yang besar. Mulut Eliza pun tidak sadar terbuka sedikit karena begitu kagum dengan sosok yang ada di depannya.

“Apa benar ini ruang rawat Bebby Daniella?” suara bariton laki laki di depan Eliza itu.

“Nona apa Anda mendengar pertanyaan saya?” ucap laki laki itu lagi sebab Eliza tidak menjawab namun masih saja melongo.

“Ooohh iya iya.. Tuan siapa apa pemilik panti asuhan?” ucap Eliza dan malah balik bertanya.

“Hmmm makanya Bebby akan memulai kehidupan baru ternyata ada laki laki ini rupanya.” Gumam Eliza di dalam hati.

“Boleh saya masuk Nona, Bebby sudah mengenal baik saya.” Ucap laki laki itu lagi.

“Siapa El, kok lama kamu?” suara pelan Bebby dari dalam tapi tetap terdengar oleh telinga Eliza.

“Sebentar ya Tuan, tunggu dulu, saya tanya pada Bebby dulu.” Ucap Eliza lalu membalikkan tubuhnya dan menutup pintu ruang rawat Bebby itu lagi dengan rapat.

Laki laki yang masih berdiri di depan pintu itu pun hanya bisa mengernyitkan keningnya.

Eliza berlari mendekati Bebby..

“Beb, ada cowok keren tapi laki laki matang macam Om Dan, mencari kamu.. Apa dia pemilik panti asuhan?” ucap lirih Eliza.

“Pemilik Panti seorang wanita El, tidak kamu tanya siapa namanya. Jangan jangan orang jahat El...” ucap Bebby dengan suara pelan, Bebby tidak mendengar dengan jelas suara laki laki yang berada di luar ruang rawat nya.

“Lupa tidak tanya Beb.. bentar ya... “ ucap Eliza lalu balik lagi ke pintu untuk menanyakan nama laki laki yang datang itu

Eliza dengan cepat membuka lagi pintu ruang rawat itu.

“Tuan, Bebby bertanya siapa nama Tuan. Khawatir jika Tuan adalah orang jahat.” Ucap Eliza sambil menatap wajah tampan laki laki di depannya.

Akan tetapi laki laki itu tidak menjawab namanya dan justru melangkah menerobos masuk.

“Anda terlalu lama Nona.” Ucap laki laki itu sambil menggeser tubuh Eliza.

“Tuan, kalau Anda orang jahat saya akan berteriak!” ucap Eliza sambil mengikuti laki laki itu.