Urusan perasaan itu ajaib sekali, bahkan bisa membuat sepi di tengah keramaian dan ramai di tengah kesepian. Sekuat apa pun kita bertahan, perpisahan memang jalan terbaiknya. Sejauh apa pun kita berjalan semua akan terasa percuma karena iman kita yang berbeda. Aku dengan tasbih di tanganku dan kamu dengan rosariomu. Meskipun semua menentang cinta kita, aku akan mempertahankannya sampai salah satu diantara kita memutuskan untuk menyerah.
Meceritakan tentang kisah cinta antara dua insan yang awalnya di pertemukan karena salah satu dari mereka mecari keperluan untuk berkemah, dan teman sang wanita meminta bantuan temannya dari luar untuk mencarikan tenda dan peralatan kemah lainnya. Saat untuk pertama kalinya mereka bertemu sang pria teralihkan pandangannya kepada cewek tersebut, dan merasakan cinta pada pandangan yang pertama. Tetapi ibu sang pria menentangnya, akan kah cinta mereka bersatu dalam ikatan suci pernikahan. Siapa yang akan merelakan agamanya ?. Yuk simak selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Berbagi
hari ini hari jum’at Nayla dan teman-temannya tidak ikut acara camping sekolah, akhirnya mereka berempat membuat nasi kotak untuk di bagi-bagikan kepada orang-orang. Nayla juga sudah membicarakan perihal ini pada kedua orang tuanya tadi malam sewaktu makan malam, orang tuanya serta kakaknya juga ikut menyumbangkan uang untuk tambah-tambah.
Nayla merasa bahagia, walau kehidupan mereka sederhana tetapi orang tuanya mengajarkan mereka untuk tetap berbagi, karena di setiap uang yang kita terima itu ada hak anak yatim dan duafa.
“Jadi pesan makanan di ibunya teman kamu Nay ?” Tanya Rasti
“Jadi mah, kita Cuma bikin 100 porsi nanti uang yang dari papah aku masukin amplop saja buat tambah-tambah. Bolehkan pah ?” Ucap Nayla
“Boleh aja, kan uangnya udah papah kasih ke kamu jadi kamu bebas mau di kasih ke siapa pun dengan catatan harus amanah dan tepat sasaran siapa yang akan di bantu” Jawab Handa
“Berangkat sekarang dek ?” Tanya Ali yang baru saja keluar dari kamarnya
“Iya kak, kita ke rumah Siska dulu terus ke rumah Sinta” Jawab Nayla
“Oke, pah aku pinjam mobil ya” Ucap Ali
“Pakai saja” Jawab Handa
“Ayo kita berangkat, kami pergi ya pah mah” Pamit Ali dan Nayla lalu mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
Setelah menjemput Siska dan Sinta, mereka menyusuri jalan setiap ada pemulung, pengamen dan pengemis mereka memberikan makanannya. Karena masih banyak mereka juga membagikan ke masjid yang mereka lewati, saat di perjalanan Sinta melihat seorang ibu dan anaknya yang berteduh di pohon yang rindang dan mereka pun menghampirinya dan memberikan makanan dan amplop untuknya.
“Pemisi bu” Ucap Sinta mendahulu teman-temannya
“Iya, ada apa yah mbak ?” Tanya ibu tersebut merasa terkejut karena melihat mereka
“Kami ada sedikit rezeki buat ibu, mohon di terima ya” Jawab Siska
“Alhamdulillah makasih yah nak, alhamdulillah bisa buat beli obat anak saya” Ucap ibu tersebut sambil menangis terharu
“Semoga bermanfaat yah bu, sebaiknya ibu cepat beli obat dan pulang. Kasihan adeknya bu” Ucap Rizky
“Iya, sekali lagi terima kasih yaj nak. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua” Ujar Ibu tersebut
“Amiiiin” Jawab Mereka
“Alhamdulillah habis juga” Ucap Siska
“Iya alhamdulillah” Jawab Nayla
Setelah semuanya habis, karena waktu menunjukkan pukul setengah dua belas Ali dan Rizky mencari masjid.
“Kakak sama Rizky jum’atan dulu yah dek” Ucap Ali
“Kalian mau kitu masuk atau mau makan dulu ?” Tanya Rizky
“Kita ikut ke masjid aja, nanti kita makan siangnya bareng-bareng” Jawab Sinta
“Gak papa nih nungguin kita dulu ?, takutnya kalian sudah lapar” Tanya Ali
“Gak papa kak, benar kan Nay Sis?. atau kalian sudah lapar ?” Ucap Sinta
“Iya, benar kata Sinta kita makannya sama-sama saja nanti” Jawab Siska
“Ya sudah, ayo kita ke masjid nanti ke buru adzan lagi” Ajak Rizky
Mereka pun pergi ke masjid, Nayla dan Siska ikut masuk karena akan melaksanakan sholat dzuhur sedangkan Sinta dia menunggu di luar. Pada saat Sinta menunggu di luar ada seorang nenek yang menhampirinya dan bertanya.
“Kenapa kamu tidak masuk nak ?, apa kamu sedang udzur ?” Tanya Nenek tersebut (Udzur/datang bulan)
“Tidak nek” Jawab Sinta karena bingung menjelaskannya
“Kalau begitu kenapa tidak masuk ?” Tanya nenek itu lagi
“Maaf saya bukan orang muslim nek, saya beragama Nasrani. Dan saya di sini sedang menunggu teman-teman saya sedang melaksanankan ibadah” Jawab Sinta
“Maafkan nenek, nenek tidak tahu nak” Ucap nenek tersebut merasa bersalah
“Tidak papah nek, wajar saja nenek bertanya seperti itu. Nenek mau masuk silah kan nek” Jawab Sinta
“Sungguh indah pertemanan kalian nak, semoga kalian selalu bahagia” Ucap nenek tersebut
“Amin, makasih nek” Jawab Sinta yang dibalas dengan anggukan oleh sang nenek
*****
Setelah melaksanakan jum’atan dan sholat dzuhur, mereka langsung pergi ke café milik Ali untuk makan siang.
“Sis anterin aku ke kamar mandi yuk” Pinta Nayla
“Ayo” Jawab Siska
Sedangkan Sinta, Rizky dan Ali sibuk dengan ponselnya masing-masing. Di kamar mandi Nayla mencoba memegang lengan Siska dan Siska pun langsung mengeram menahan rasa sakit.
“Awwwwssss” Ringis Siska
“Aku sudah curiga dari tadi sama kamu Cuma aku tahan dulu saja, kamu di pukul lagi sama ayah kamu ?” tanya nayla dan Siska hanya diam saja
“Ayo ngomong Sis, jangan diam aja” Desak Nayla
Air mata Siska meluncur tanpa di undang lalau memeluk Nayla dan saat itu juga Nayla ikut menangis.
“Nanti nginep di rumah akua ja Sis” Pinta Nayla
“Enggak Nay, aku gak enak sama orang tua kamu Nay” Jawab Siska sambil menggelengkan kepala
“Gak papa, papah dan mamah juga malah seneng karena akua da teman tidur” Ucap Nayla
“Kamu di pukul dimana lagi ?” Lanjut tanya Nayla
Siska membuka kancing bajunya sedikit, hingga memperlihatkan lengan kanan atas yang lebam. Siskan juga menunjukkan bagian pelipisnya yang sobek hanya di tutup plester. Nayla menutup mulutnya, sungguh Nayla merasa miris. Bagaimana seorang ayah yang menyakiti putrinya sendiri, yang dimana seharusnya seorang ayah menjadi cinta pertama di hidup putrinya bukan menjadi samsak hidupnya.
“Seharusnya kamu nggak usah pulang tadi pagi” Ucap Nayla
“Iya, udah yuk kita keluar. Lapeeeer nih” Ujar Siska mengalihkan pembicaraan, Nayla mengangguk dan mendorong kursi roda kembali ke meja karena Nayla belum sepenuhnya sembuh.
“Lama benget sih Nay” Gerutu Sinta
“Dek kamu kenapa kok mukanya kayak gitu ?” Tanya Ali memperhatikan wajah sang adik
“Tadi aku ke masukan debu, jadi perih bekasnya gini” Jawab Nayla lalu memulai makannya.
*****
Nayla dan Ali dalam perjalanan pulang setelah mengantarkan teman-temannya ke rumah masing-masing.
“Kak” Panggil Nayla
“Apa ?” Tanya Ali
“Hmm, enggak jadi deh” Jawab Nayla bimbang
“Ck, kenapa sih ?. kamu tadi habis nangiskan ?, bilang sama kakak kenapa kamu menangis ?” Tanya Ali
“Gak kenapa-napa, cumaaaaaaaaan…” Jawab Nayla terpotong karena merasa bingung
“Cuman apa ?, jangan setengah-setengah dong ngomongnya” Ujar Ali sudah tidak sabar mendengar apa yang akan adiknya bicarakan.
“Siska abis di pukuli sama ayahnya” Jawab Nayla Ali yang mendengar itu pun terkejut
“APA ?!, emangnya kenapa ?” Tanya Ali dengan penasaran
“Aku gak tahu kak, tapi setahu aku emang ayahnya suka mabuk dan kasar setelah bangkrut. Sedangkan mamanya pergi meninggalkan ayahnya dan menikah lagi, adik Siska ikut mamanya karena masih kecil. Siska juga sebenarnya di ajak tapi Siska gak mau dan memilih hidup berdua dengan ayahnya” Jawab Nayla sambil menitikan air mata
Ali menghentikan mobilnya, lalu menhapus air mata Nayla.
“Kamu jadi temannya harus bisa kasih support, kalian sudah temenan dari SMP, kamu yang paling mengerti kondisi Siska di banding teman kamu yang lain. Dia butuh support dan perhatian kamu dek” Ucap Ali
“Iya kak, kakak benar” Jawab Nayla
“Sekarang kita pulang ya” Ajak Ali
“Berangkat !!!!” Seru Neyla bersemangat
Mobil kembali melaju membelah jalanan sore hari ini, Nayla membuka bagian jendela kaca mobil.
“Kakak kalau nanti ada penjual es kim nong-nong beli ya, udah lama gak beli es krim bareng kaka” Ucap Nayla
“Iya, nanti kalau ad akita beli” Jawab Ali tersenyum