NovelToon NovelToon
Jodohku Mas Duda Jutek

Jodohku Mas Duda Jutek

Status: tamat
Genre:Duda / Pernikahan Kilat / Tamat
Popularitas:7.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Asri Faris

Setelah kepergian istrinya, Hanan Ramahendra menjadi pribadi yang tertutup dan dingin. Hidupnya hanya tentang dirinya dan putrinya. Hingga suatu ketika terusik dengan keberadaan seorang Naima Nahla, pribadi yang begitu sederhana, mampu menggetarkan hatinya hingga kembali terucap kata cinta.

"Berapa uang yang harus aku bayar untuk mengganti waktumu?" Hanan Ramahendra.

"Maaf, ini bukan soal uang, tapi bentuk tanggung jawab, saya tidak bisa." Naima Nahla

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

"Nah ini dia anakmu pulang Pak," pekik Ibu memanggil suaminya.

"Anakmu juga to Bu," sahut Bapak berjalan cepat menyambut kepulangan putrinya.

Nahla sendiri berjalan cepat menuju rumahnya sambil mengucapkan salam.

"Ndok, kenapa semalam tidak pulang? Memangnya acara pikniknya pulang jam berapa?" Ibu mencecar putrinya dengan wajah kepo. Perempuan dari dua anak itu jelas khawatir, walau tetap berpikir positif.

"Maaf, Bu, semalam Icha sendirian, jadi terpaksa menemani karena di rumah tidak ada orang. Pak Hanan belum pulang, mungkin hampir pagi beliau sampai rumah," jelas Nahla sembari melepas hijabnya. Itu pun hanya dugaannya saja, karena lebih tepatnya Pak Hanan pulang jam berapa Nahla tak tahu.

"Waduh ... beneran nginep di sana, terus kamu tidur sama siapa? Jangan sembarangan menginap," tegur Ibu yang tentu saja khawatir dan antusias mendengar ceritanya.

"Tidur sama Icha lah Bu ... sama siapa lagi, Pak Hanan? Tidak mungkin Ibu sayang ...."

"Iya juga sih, ya sudah sarapan dulu, kamu pasti lapar."

"Banget, Nahla mandi dulu Bu, selebihnya mau langsung berangkat ke sekolah," ujarnya beranjak.

"Emang tidak capek, Ndok. Pulang malam paginya harus ngajar," ujar Ibu merasa kasihan. Wajahnya saja terlihat banyak tekanan.

"Capek Buk, tapi nggak pa-pa, kemarin udah absen nggak mungkin absen lagi," sahut Nahla mempertimbangkan tanggungjawabnya.

Perempuan itu keluar dari kamar menuju kamar mandi sambil menenteng handuk dan pakaian ganti. Mandi kilat lebih tepatnya karena agak terlambat. Tak lupa mencicipi nasgor buatan Ibu beberapa suapan karena waktu kadung beranjak siang.

"Habisin dulu Na!" tegur Ibu menenteng piring yang telah ditinggalkan empunya. Nahla sendiri tengah sibuk memakai sepatunya.

"Sini buka mulutmu!" Ibu benar-benar super ngeyel, bela-belain nyuapin anak gadis yang sudah kawakan.

"Sudah Bu, kenyang. Berangkat Bu, Pak. Assalamu'alaikum!" ucap gadis itu beranjak setelah menyalim takzim kedua orang tuanya. Menstater motor kesayangannya lalu melesat membawa pergi.

Hari-hari biasa perempuan dua puluh tiga tahun itu mengajar di sebuah sekolah swasta. Perempuan yang baru memulai karirnya sejak dua tahun terakhir ini semenjak lulus S1 pendidikan baru bergabung dengan SMA Tunas Bangsa sejak delapan bulan yang lalu.

Nahla berangkat pagi layaknya anak sekolahan, dan akan pulang sore hari. Belum lagi jika berkegiatan di luar, waktunya bisa habis tersita di luar. Hari-harinya pulang cukup sore seperti biasa setelah mengisi jadwal tambahan di beberapa tempat. Kadang ada yang mengambil shif petang. Tergantung peminatnya. Sudah hampir satu tahun ini, Nahla membuka jasa les untuk anak-anak yang mau belajar di rumah.

Seperti hari aktif lainnya, setelah pulang sekolah ia akan menuju rumah-rumah terjadwal yang sudah dibagi harinya oleh Nahla sendiri. Hari ini terasa capek sekali, mungkin karena kemarin habis bepergian, lalu siangnya harus kerja. Beruntung tidak ada jadwal les apa pun hari ini. Ia bisa langsung pulang ke rumah setelah dari sekolahan.

"Duh ... kok kliyengan ya?" keluh Nahla masuk ke kamarnya langsung merebah. Sepertinya ia butuh tidur barang sejenak. Sedikit lelah membuatnya cepat terlelap.

Bapak yang sore itu baru pulang dari masjid, bertanya-tanya perihal keberadaan putrinya. Motornya ada di rumah, tetapi ke mana orangnya. Belum nampak batang hidungnya.

"Bu, Nahla sudah pulang?" tanya Bapak sembari mengambil duduk di ruang tamu.

"Sudah, tapi tidak keluar kamar dari tafi," jawab Ibu sembari menenteng teh di tangannya. Menyajikan tepat di depan meja Bapak.

"Bangunin Bu, waktu ashar tidak boleh tidur," pesan Bapak sembari menyeruput teh hangatnya. Ibu baru menggeser bokongnya hendak beranjak, tetiba suara Nahla mengisi ruangan.

"Udah bangun kok Pak, cuma rebahan dikit," sahut Nahla berjalan ke ruang tamu dengan selimut menudung kepalanya.

"Kamu kenapa, Na? Selimutan kaya gitu, sakit?" tanya Bapak memperhatikan putrinya. Mukanya kucel, rambut berantakan sehabis berdebat dengan bantal.

"Nggak, tapi sedikit lelah dan ngantuk, aku butuh tidur kalau nggak ingat waktu ashar," ujar perempuan itu menempati kursi lalu duduk meringkuk mengangkat kedua kakinya berselimut manja.

"Mandi Na, terus sholat, sudah lewat waktu ashar!" tegur Bapak duduk santai. Sesekali mencomot bakwan di piring yang baru saja Ibu sajikan.

"Lima menit lagi, belum kok, masih jam setengah lima," jawab Nahla menunda-nunda. Terlalu asyik dengan selimut hangat yang membelit dirinya.

"Nanti dijengukin Pak Hanan kamu repot sendiri loh belum mandi," ujarnya setengah becanda.

"Apa iya Pak Hanan mau ke sini, kayaknya nggak mungkin Pak, dia sibuk, apalagi sore begini," jawabnya santai sekali. Masih enggan beranjak sama sekali.

"Ya bisa jadi, barang kali mau main." Sepertinya Bapak ngarep sekali.

"Nggak mungkin Pak, tolong jangan diganggu, biarkan diriku duduk dengan tenang."

"Jangan-jangan jangan, jangan lah diganggu, biar diriku duduk dengan tenang!" Ibu menyahut sambil berdendang.

"Konsernya nanti Bu, lebih baik siapkan makan malam," tegur Bapak menggeleng sambil tersenyum.

"Na, Pak Hanan beneran datang!" pekik Bapak membuat gadis yang tengah selimutan itu tergeragap dari kursinya langsung berdiri. Ngibrit meninggalkan ruang tamu. Sumpah demi apa sore-sore begini bertamu.

"Mana? Bohong ah, Bapak bisa aja." Nahla sampai ngacir masuk ke dalam sambil mengintip sekitar menyibak korden yang terpasang di pintu.

"Nggak ada juga, Bu, Bapak bohong tuh!" lapor Nahla mrengut kembali duduk selimutan. Ketenangannya sore ini terganggu gegara kekonyolan Bapak sendiri.

"Mbak, cepetan kalau mandi, Tio udah," interupsi adik kesayangannya itu.

"Bentar, mager, males, ngantuk," ucapnya enggan beranjak sama sekali.

Suara deru mesin mobil yang memasuki pekarangan terdengar cukup jelas. Membuat orang di ruang tamu melongok dengan rasa penasaran. Siapakah yang datang bertamu sore itu. Orang yang disangka tidak akan datang, benar-benar muncul menjadi kenyataan.

"Tuh kan bener, dia datang," kata Bapak setelah mengintip luar.

"Waduh ... beneran Pak! Alamak ... mati aku!" Nahla melesat ke dalam tanpa rem. Bergegas ke kamar mandi.

"Assalamu'alaikum ...!"

1
Koni Dwi N
Hanan suami idaman banget
Tiagus Nababan
sekarang baru terasa....lki lki egois
Sandisalbiah
hah.. makanya jd suami itu jgn labil, udah tua juga kok gak bisa konsisten dgn hati dan perasaanya sendiri...
Sandisalbiah
walau langkah yg di ambil Nahla itu salah tp sebagai perempuan normal pasti akan mendukung tindakan Nahla.. buat apa bertahan kalau keberadaan kita gak di anggap juga gak di hargai.. apa lagi adanya Nahla dlm hidup Hanan adalah murni keinginan laki² egois itu sendiri, hasil paksaan dia malah.tp begitu Nahla masuk dlm kehidupannya justru di kecewakan, hanya dianggap sebagai pelampiasan... berengsek banget si Hanan emang..
Sandisalbiah
lagi² egois juga kepala batu.. harusnya kalau dia emang peduli dan menganggap Nahla itu istrinya saat tau Nahla belum pulang dia langsung cari in, lha ini kok nunggu sampe besok.. nampak sekali dia gak peduli dgn keadaan Nahla... dasar suami gak waras..
Sandisalbiah
Hanan egois.. gak peka sama istri... kasihan Nahla
Sandisalbiah
hah.. Hanan hangat di awal aja ya.. awas aja kalau sampai dia nyakiti hati Nahla... sadar gak sih kalau sikapnya itu sudah aneh.. dasar Hanan
Sandisalbiah
padahal udah sempat beristigfar lho si Hanan tp begitu nyicip ketupat tahu kok langsung bersikap aneh.. sadar gak dia itu udah menyakiti istrinya.. semoga sikap anehnya gak makin menjadi dan berlarut².. kasihan Nahla... secara pernikahan ini juga termasuk hasil dr paksaan Hanan walau tdk secara langsung
Sandisalbiah
hah.. mantan duda yg udah lama puasa.. pengen buka, ada aja gangguan.. 🤭
Sandisalbiah
sempet kawatir kalau Hanan bakal menyebut nama Almarhumah saat penyatuan mereka krn Hanan kan belum move on sepenuhnyaa dr sang mantan terindah walau sudah beda alam
Sandisalbiah
readers ikut salting gegara mas Hanan
Sandisalbiah
pinter banget mas Hanan baca situasi, pasang strategi dadakan buat mengikat neng Nahla nya... gak tanggung².. langsung ijab lho..
Sandisalbiah
bener² gak mau buang² waktu ya mas Hanan... semua kudu di segerakan.,
Sandisalbiah
pak duda meresahkan ya Na... buat jantung jd gak normal
Sandisalbiah
tuh kan.. mulai kelihatan kan gelagat² kang gombalnya 🤭L
pak duda mah jutek nya cuma kamuflase, aslinya dingin dingin empuk dia
Sandisalbiah
𝚒𝚗𝚒 𝚍𝚞𝚍𝚊 𝚖𝚊𝚙𝚊𝚗 𝚕𝚑𝚘 𝙼𝚒𝚜𝚜... 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚗𝚎𝚔𝚘² 𝚍𝚒𝚊 𝚌𝚞𝚖𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚊𝚓𝚊 𝚓𝚞𝚝𝚎𝚔 𝚙𝚕𝚞𝚜 𝚍𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗.. 𝚝𝚙 𝚜𝚊𝚙𝚊 𝚝𝚊𝚞 𝚙𝚊𝚜 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝙼𝚒𝚜𝚜 𝚗𝚊𝚗𝚝𝚒 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚝𝚊𝚑𝚞 𝚓𝚍 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚑𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝...
Koni Dwi N
jaga image dong
Sandisalbiah
𝚒𝚗𝚒 𝚘𝚛𝚐 𝚗𝚐𝚊𝚓𝚊𝚔 𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚌𝚎𝚖 𝚗𝚐𝚊𝚓𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚕𝚒 𝚌𝚒𝚕𝚘𝚔, 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚜𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒.. 𝚑𝚎𝚛𝚊𝚗...
Any Puji
hamil tuh kan habis haid dgass trus sama si duda..bulan madu ya gagal
Any Puji
rumah kamu na dari duda jutek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!