NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Romansa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Vgflia

"Ganti rugi 80 juta atau menikah dengan saya?"

Kristal Velicia, gadis yatim piatu dengan paras yang sangat cantik. Menjadi penyebab kecelakaan sebuah mobil mewah.

Gadis itu di tuntut ganti rugi atau menikah dengan pemilik mobil tersebut.

Pria tampan bersifat dingin bersama gadis cantik dan ceria.

Bagaimanakah nasib pernikahan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vgflia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 21

"Apa yang kamu lakukan di situ? Masuk." Kay menjalankan kursi rodanya menghampiri pintu balkon, membukanya, dan melempar lingerie itu dari balkon dengan satu tangan.

Kristal membulatkan matanya melihat Kay masuk ke kamar mandi, kembali menatap ke arah balkon dengan mulut terbuka. "Lingerie yang malang," gumamnya.

Kristal merebahkan tubuhnya ke atas kasur king size yang empuk itu setelah berganti baju tidur. Ia memeluk guling dengan erat, matanya perlahan terpejam. Hari ini sangat melelahkan sampai rasanya ia ingin tidur seharian. Ya, andai saja itu bisa...

"KRISTAL!"

"Aduh!" Kristal meringis mengusap bokongnya. "Bapak kok dorong Kristal?! Kekerasan dalam rumah tangga itu di larang tahu!" Meninggikan suara, Kristal melirik Kay dengan tajam, wajahnya merah padam menatap Pria yang hanya memasang mimik datar itu.

"Kamu yang tidak sopan sama suami. Saya sudah bilang ubah cara tidur kamu! Dua kali Kristal, dua kali saya cium kaki bau kamu itu!" Kay mengusap wajahnya dengan kasar. Hari pertama menjadi pengantin baru tapi ia sudah emosi lebih dulu dengan gadis ini.

Kristal mengerjapkan matanya. Bukannya takut mendengar nada geram Kay, gadis itu malah mendekat, melipat kedua tangannya di tepi kasur. "Bapak tadi manggil nama Kristal?" Mata gadis itu berbinar menatap Kay dengan wajah polosnya.

Kay melirik sinis gadis itu, membuka selimut, tangannya beralih menurunkan kakinya dan menarik kursi roda yang berada di dekat kasur—mengabaikan Kristal seolah tak menganggap kehadirannya.

Kristal mengerucutkan bibirnya. Beginilah nasib punya suami seperti Kay. Jangankan menyapa, berbicara dengan Kristal saja jarang.

Suara pintu lift yang terbuka berbunyi. Kristal mendorong kursi roda Kay memasuki restoran hotel. Sudah pukul 08:00 pagi, mereka memilih untuk sarapan lebih dulu sebelum pulang ke mansion. Di sana, tak jauh dari tempat Kristal dan Kay, Jane dan yang lainnya ternyata sedang sarapan bersama.

Kristal menyipitkan matanya. "Apa itu Kak Leo? Mereka sudah akrab ternyata," seru Kristal sambil mendorong kursi roda Kay mendekati meja itu.

"Wah, ini dia pengantin baru kita." Bram tersenyum, semua yang ada di sana menoleh ke arah Kristal dan Kay yang baru saja tiba.

Jane tersenyum penuh maksud. "Ehm, apa kamu lelah Kristal? Aku melihat lingerie jatuh dari balkon kamar kalian semalam," ujar Jane malu-malu.

Sontak semua yang ada di meja melotot ke arah Kristal dan Kay, mereka melirik kedua pasangan itu dari atas sampai bawah. Pipi Kristal memerah, sedangkan Kay langsung mengalihkan pandangannya, membuat mereka semua semakin salah paham dengan kedua pengantin baru itu. Andai saja mereka tahu kalau Kay dan Kristal tidak melakukan apapun selain tidur dan berakhir dengan Kristal yang terjatuh dari kasur.

Leo berdehem, memecah kecanggungan. "Mari kita sarapan bersama. Presdir anda ingin sarapan apa?"

"Nggak usah, Kak. Kristal aja yang ambil." Tanpa mendengar bantahan Kay, Kristal langsung berjalan meninggalkan meja—mengambil sarapannya dan Kay.

Kay diam, tak peduli dengan gadis keras kepala itu, biarlah dia bertindak sesuka hati. Beralih mengambil ponselnya, Kay mengecek email yang masuk dari beberapa tamu yang berhasil bekerja sama dengannya kemarin. Sepertinya biasa, Kay si gila kerja tidak akan pernah libur atau bersantai-santai sekalipun pria itu di suruh cuti oleh Kakek Frans.

...•••...

Gadis itu tersenyum, menatap bangunan tua yang berada di depannya dengan teduh. Panti Asuhan Puri Kasih, tempat yang pernah ia tinggali selama delapan tahun itu tak berubah sedikit pun, kecuali bangunannya yang semakin tua dan usang.

Setelah dari hotel Kay dan Leo langsung menuju ke kantor karena ada pertemuan mendadak dengan beberapa klien yang bekerja sama dengan mereka, sedangkan Kristal pulang ke mansion di antar supir pribadinya yang pekerjakan secara khusus oleh Kay. Jenuh berada di mansion Kristal akhirnya memutuskan untuk datang ke panti mengingat terakhir kali ia mampir dua bulan yang lalu, saat masih bekerja di cafe Paman Wiliam.

Kristal melangkahkan kakinya dengan Pak Rono yang berbeda di samping membawa beberapa mainan dan buku untuk anak-anak. Gadis itu tersenyum menatap ibu kepala panti yang duduk di kursi teras sambil memeluk seorang bayi.

"Selamat sore."

Suara lembut nan familiar itu terdengar di telinga Linda, ibu kepala panti yang sudah berumur enam puluh tahun. Matanya yang mulai berkeriput menangkap sosok Kristal yang berdiri tak jauh dari hadapannya. "Nak?"

Kristal tersenyum, berjalan memeluk ibu panti, namun tak terlalu erat mengingat ada bayi yang sedang di pangku oleh wanita tua itu. "Bagaimana kabar ibu dan yang lain?" Kristal melerai pelukan mereka dan duduk di sampingnya.

"Kabar Ibu baik, anak-anak dan suster yang lain juga sama," jawabnya dengan ramah.

Kristal mengangguk, "Maaf ya, Bu. Kristal baru bisa mampir."

Linda tersenyum menatap wajah cantik Kristal. "Tidak apa, melihat kamu sudah lebih baik Ibu cukup senang. Ehm, dan dia?"

Kristal melirik ke arah Pak Rono yang masih berdiri di sampingnya. "Ah, ini Pak Rono, dia yang antar Kristal ke sini. Kami juga bawah beberapa buku dan mainan untuk anak-anak." Kristal mengambil alih dua tas besar dari tangan Pak Rono dan menaruhnya di atas meja. "Pak, ayo duduk jangan berdiri."

Pak Rono mengangguk sopan, lalu duduk di kursi kayu tua yang ada di situ.

Linda melirik dua plastik besar itu sekilas sebelum kembali menatap wajah Kristal. "Nak, kamu tidak perlu buang-buang uang seperti ini, kedatanganmu saja sudah cukup." Meski gadis itu jarang menceritakan kehidupannya, kepala panti tahu dengan jelas seperti apa sulitnya hidup sendirian di kota besar.

Kristal terdiam, untuk beberapa saat gadis itu termenung. Apakah ia harus memberitahu kepala panti soal pernikahannya? Tapi, apa yang harus ia katakan jika kepala panti bertanya banyak hal? Kristal bahkan tidak tahu jelas seperti apa pria yang ia nikahi.

Memejamkan mata sekilas, Kristal kembali menelisik wajah Bu Linda. "Bu, ehm, Kristal sudah menikah kemarin. Maaf nggak ngundang Ibu soalnya mendadak." Setelah memantapkan hati Kristal akhirnya mengungkapkan pernikahannya.

Terlihat keterkejutan di wajah Bu Linda saat mendengar ucapan Kristal. Ya, tidak apa, lebih baik kepala panti tahu pernikahannya dari mulutnya sendiri dari pada harus tahu dari mulut orang lain.

"Kamu menikah dengan siapa, Nak? Apa kamu yakin dia Pria yang baik? Ibu sudah bilang padamu, Kan. Jangan mudah percaya dengan orang lain. Ibu tidak bisa banyak membantu mu Kristal." Linda memegang tangan Kristal dengan satu tangannya, sedangkan tangan satunya setia memeluk bayi yang tertidur di pangkuannya.

"Benar, aku memang tidak boleh mudah percaya dengan siapapun, tapi Ibu tenang saja. Pernikahan ini, hanya sementara," batin Kristal. Matanya tak beralih sedikitpun dari wajah khawatir Ibu kepala panti.

"Ibu tenang aja, dia baik sama Kristal, kok. Kalau ada waktu nanti Kristal kenalin dia ke Ibu." Kristal memasang senyuman termanisnya agar bisa menghilang rasa cemas wanita tua itu.

Diam beberapa saat menelisik wajah Kristal, Linda akhirnya menghela nafas panjang. Ia mengangguk, "Semoga saja dia baik seperti katamu, tidak ada niat memanfaatkan mu, hanya karena kamu tidak punya siapa-siapa lagi." Linda mengigit bibir bawahnya sembari memejam sekilas. "Maksud Ibu bukan berarti kamu benar tidak punya siapa-siapa, kamu masih punya Ibu, anak-anak, dan suster yang lain. Pulanglah jika kamu tidak punya tempat, Nak. Kami akan selalu menerimamu."

Kristal melirik mata coklat Linda yang mulai berkaca, satu tangannya beralih mengusap kepala Kristal dengan sayang. Mulut Kristal melengkung kebawah, ia kembali memeluk tubuh wanita tua itu dengan erat, namun tetap menjaga sedikit jarak agar tidak membangunkan bayi yang ada di pangkuan kepala panti.

Linda membalas pelukan Kristal tak kalah erat. Ah, gadis ini sudah dewasa ternyata.

Sebelum pamit, Kristal menyempatkan diri bertemu dengan anak-anak panti dan beberapa suster yang juga pernah merawatnya.

1
Serenarara
Tiga gaun pengantin, buseet...pameran baju mbak? /Facepalm/
Serenarara
IQ berapa sih ni cewe... /Sweat/
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Next Thor✍️
Frily°>Hiat)
Keren!
Aylla Masoara
seru bangettt, nexttttt!!!!
elaretaa
Semangat Kak, ditunggu kelanjutannya 🍒
Ezz
semangat kakk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!